Haloo
Jangan lupa vote dan komen
yang banyak yaaa, sehat selaluuu🤩🔥🫵"Bangun, Ian."
Entah sudah ke berapa kalinya Bintang memanggil-manggil Ian yang masih saja tergeletak di atas sofa. Ia tak tahu, selelah apa kegiatan Ian siang tadi sampai sepulang kuliah dari jam satu sampai pukul lima sore masih saja terlelap.
Kali ini, ia mencoba mengguncang tubuh Ian dengan gerakan berulang yang cukup kencang— mirip seperti membangukan orang yang tak mau bangun sahur.
"Bangun, bangun, bangun!" perintahnya.
Ian yang merasa pemaksaan yang dilakukan Bintang lantas terbangun. Pandangan dengan penuh kekesalan ia layangkan pada pemuda itu.
"Bintang lo bener-bener, ya," keluhnya, kepalanya sudah pusing bukan main.
"Lagian udah mau buka puasa. Molor mulu."
Ian mengembuskan napas kasar. "Bukan gitu, anjir!" marahnya sambil menunjuk-nunjuk Bintang.
Dengan tenaga yang ia miliki, ia menarik ulur tubuh Bintang hingga seperti terguncang. "Masalahnya lo motong mimpi gue. Padahal gue tadi lagi mimpi jadi onde-onde!"
Ian berteriak dan memukul-mukul tubuh Bintang menggunakan bantal yang ia pakai saat tidur tadi.
"Sorry, ampun," mohon Bintang.
Jiro yang sedang duduk lesehan sembari membungkus takjil yang rencananya akan mereka bagikan memperhatikan keduanya.
"Lagian lo aneh banget mimpi jadi onde-onde, Bang," sindir Jiro. "Maksudnya giman? Diselimuti biji wijen gitu?"
Ian mengendikan bahu. "Kaget dikit, selebihnya kaget banget."
Sepertinya, bukan tanpa alasan Ian bermimpi menjadi onde-onde. Mengapa? Benar, itu karena semalam ia kalah berdebat dengan Rendy.
Ian punya ide, jika menu takjilnya onde-onde dan es kuwut, tapi ide Rendy adalah risol mayo dan capcin. Keduanya sama-sama tak mau kalah, sedangkan yang lain menurut saja. Akhirnya, diambil lah keputusan jika takjil yang akan mereka bagikan adalah risol mayo ide Rendy, dan es kuwut dari Ian. Jadilah, Ian masih kepikiran sampai detik itu mungkin.
"Ada dua kemungkinan kenapa lo mimpi gitu, Ian."
"Apa?" tanya Marvin yang juga penasaran.
"Kemungkinan, kemungkinan."
Cukup lama Ian menunggu Aufal melanjutkan kalimatnya. Namun, ternyata tak ada lanjutannya sampai Ian paham sendiri ternyata dua kemungkinan itu hanyalah candaan.
"Anjir emang ya lo."
"Ngomong kasar mulu. Nggak takut apa amal baik lo ditipex malaikat?" tanya Aufal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kosan Nomor 7 | NCT Dream
RandomDi sebelah kanan SPBU universitas ada sebuah gang masuk. Dari gang tersebut, belok kanan yang ke dua ada gang lagi yang hanya muat dilewati satu mobil. Di sana, terdapat banyak bangunan rumah yang difungsikan sebagai kos-kosan, salah satunya rumah n...