O5. FIB dan Segala Makhluknya

3.6K 466 69
                                    

Haloo, guys! Masuk notif gak??
Jangan lupa vote dan komen, ya.
Selamat membaca, sehat selalu..




Bulan puasa mendapat kelas siang jam 1 memang sangat amat menguji batin. Cuaca yang panas, materi yang membuat kepala ngebul, sampai es teh jumbo pinggir jalan memang menantang iman.

Sejak pulang menyusul Aufal dari FT tadi, Ian memang sudah menahan diri untuk tidak mengajak Aufal melakukan hal yang negatif. Namun, hal itu nyatanya tak bisa ia tahan.

"Bosen puasa gue deh, Pal. Mokal, yuk!" ajak Ian.

"Mokal mokel mokal mokel. Iman lo noh kecongkel," marah Aufal.

"Jangan mikir mokal mokel mulu lo. Belum tentu tahun depan lo bisa ketemu ramadhan lagi."

Ian langsung diam seribu bahasa. Sepertinya, Aufal memang ogah jika diajak berbuat melenceng seperti ini. Jika ini Bintang, pasti ia langsung gas. Sayang sekali, siang ini yang ia jemput untuk pulang malah Aufal.

"Pal, lo tau nggak yang jual bunga tabur di sekitaran kampus sini di mana?"

Pertanyaan Ian tentang bunga tabur membuat Aufal yang berada di jok belakang motor mengernyitkan dahi.

"Buat apa lo nyari bunga tabur?"

"Buat motor gue, Pal," singkat Ian. "Gue jadi mikir, kayaknya bener kata Jiro kalau motor gue kena santet."

Jadi seperti ini, orang yang percaya dengan hel klenik? Bisa jadi, nanti jika ban motor Ian kena paku, ia bukannya ke tukang tambal ban, eh malah ke dukun.

"Ban lo pernah kena santet, nggak?" tanya Aufal. "Kalau pernah kena paku, berarti itu beneran kena santet. Saran gue, buruan dah mandiin kembang."

"Ya makanya gue nanya, yang jual bunga tabur di mana," kata Ian yang mulai kesal. "Kenapa sih, motor gue tuh adaa aja gejalannya kayak orang kena santet. Perasaan tiap bulan gue ganti oli sama service mulu. Dulu pernah ada kelabang sama kecoanya, terus kemarin ada jerry nyangkut."

"Motor lo bau ayam geprek kali," tuduh Aufal.

Ian memilih diam, ia hanya berpikir jika benar motornya disantet, gabut amat yang sampai berbuat demikian.

Tak berapa lama, pemuda itu menghentikan laju motornya, pada rumah dengan cat warna krem dengan pagar warna hijau yang terbuka sedikit. Benar, itu adalah rumah Ibu kos karena hari ini Aufal berniat melunasi biaya sewa kos.

"Assalamualaikum..."

Keduanya memberi salam sebelum masuk ke rumah.

"Waalaikumsalam.."

Ibu kos yang sedang bersantai sembari menonton televisi menjawab salam, dan langsung tahu apa maksud keduanya. Hanya butuh basa-basi sebentar, sebelum akhirnya keduanya pamit.

Aufal cukup lama mengamati sekitar rumah ini. Di halaman yang cukup luas itu, ada satu benda yang membuat Aufal bertanya-tanya. Tak lain tak bukan adalah sepeda yang tersandar di samping kanan rumah.

 Tak lain tak bukan adalah sepeda yang tersandar di samping kanan rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kosan Nomor 7 | NCT DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang