•Menatap Senja Bersama Dari kejauhan

16 0 0
                                    

"Alangkah indah senja ciptaanmu yarabb, tapi akan lebih indah jika aku menatap senja bersamanya"
"Ashraf Faisal Haris"

Tanpa disadari sedari tadi ada seseorang yang mendengarkan percakapan mereka dibalik pintu kamar Bilal.

Inaya yang penasaran dengan kedatangan bilal langsung bergegas untuk turun dari kamarnya, dan langsung masuk ke kamar bilal yang letaknya dekat dari ruang tamu. Inaya mendengarkan semua yang dikatakan oleh Ashraf.

Hatinya terkejut mendengar penuturan Ashraf, ada rasa sesak didanya. Kenapa Ashraf tidak jujur saja kepadanya? apakah dia tidak percaya pada Inaya? Kenapa dia harus berbohong? Sehingga membuat hati inaya terasa sakit.Dada inaya naik turun seiring nafasnya yang memburu.

Inaya langsung bergegas keluar kamar lalu ikut bergabung di ruang tamu. Dengan raut wajahnya yang kecewa, marah, dan sedih, semua orang yang ada di ruang tamu terkejut melihat kedatangan Inaya yang begitu tiba tiba.Terutama Ashraf.

"Owhhh jadi gitu penjelasanya? Haaa? Kenapa kak? Kenapa kak Ashraf harus bohongin Inaya?" Ucapnya dengan amarahnya yang sudah meledak.

"Nay aku minta maaf, ada alasanya kenapa aku bohong nayaa..." Ucap Ashraf dengan tegas tapi terdengar lembut ditelinga.

"Alasan apa haa? Apa kakak ga percaya sama Inaya? apa kakak ragu sama Inaya, kalau Inaya ga bisa ngertiin kondisi kakak gitu?" Ucap Inaya dengan segala pertanyaan bertubi tubi di datangkan pada Ashraf.

"Nayaaa...., bukan aku gak percaya sama kamu aku takut kamu kecewa dan sakit hati, aku terpaksa bohong inaya, kondisiku waktu itu sulit" jawab Ashraf menjelaskan semuanya.

"Tapi lebih sakit lagi kayak gini kak!, Inaya sakit kenapa kakak tega bohongin Inaya hmmm?"Ucap Inaya sedikit menaikan nada bicaranya,tanpa sadar bulir bening di matanya sudah mengalir deras.

"Aku minta maaf naya, aku-, aku terpaksa aku mohon maafin aku nay" Ucap Ashraf menatap sendu Inaya.

"Aku kecewa sama kakak!" Ucap Inaya meninggikan suaranya dan langsung melangkah pergi dari hadapan Ashraf.

"Hufttt......" Hembusan nafas lelah keluar dari mulut Ashraf.

"Sabar Raf, nanti ayah yakin Inaya mengerti dan paham, cuman dia butuh waktu kamu harus sabar" Sahut adam menatap Ashraf sambil tersenyum.

"Iya ayah, Ashraf masih akan tetap berusaha untuk meyakinkan Inaya" Jawab Ashraf.

"Kamu harus sabar dan bersikap tulus, tegas, dan tegar terhadap Inaya raf, bunda yakin kamu bisa"Kata wanita paruh baya yang bernama Amina.

"Iya Raf gue yakin lo bisa sabar aja dulu, ikhtiar dan doanya jangan ditinggalin" Tegur bilal sambil menepuk pelan pundak Ashraf, dan langsung diangguki oleh Ashraf.

"Terimakasih sekali lagi ayah, bunda, dan lo lal udah bantuin Ashraf dan mengerti keadaan Ashraf" Ucap Ashraf sambil tersenyum.

"Iya calon menantu bunda yang semangat ya nak" ucap Amina sambil tersenyum, seketika semua yang ada di ruang tamu terkejut mendengar penuturan Amina, kecuali Amina sendiri.

"Kayaknya bunda gasabar banget dapat menantu, sampe segitunya" ucap Bilal sambil tersenyum ke arah Ashraf.

Ashraf tersenyum malu seiring wajahnya yang sedikit memerah karena menahan malu, senang yang bercampur aduk.

"Insyaallah Ashraf usahakan bunda" Ucap Ashraf sederhana.

"Iya ayah dan bunda akan bantu kamu raf" ucap Adam.

"Iya ayah terimakasih, Ashraf mau pamit dulu ayah, bunda, hari ini Ashraf ada sedikit kegiatan di kampus". Ucap Ashraf sembari tersenyum.

"Yasudah hati hati ya nak" ucap Amina.

"Iya bunda, Assalamualaikum" Ucapnya tersenyum dan langsung pergi untuk pulang"

"Wa alaikumusalam" ucap mereka bersamaan.

~~~~~'''~~~~~
Setelah pulang dari rumah Inaya Ashraf tidak langsung pulang kerumahnya. Dia ke kampus untuk beberapa jam lalu pulang melewati rumah Inaya lagi.

Tidak jauh dari rumah Inaya Ashraf berhenti di sebuah taman dimana tempat kejadian di tahun lalu. Sebenarnya taman itu adalah tempat yang sering dikunjungi oleh Ashraf dan Inaya jika ingin membicarakan hal penting, ataupun mengadakan acara bersama keluarga mereka. Bisa dibilang tempat itu kesukaan Inaya dan Ashraf.

Ashraf duduk di salah tau kursi di taman, sambil mengingat momen kebersamaan keluarnnya dan keluarga Inaya. Tatapanya sendu mengarah ke arah langit tanpa dia sadari hari sudah sore. Terlihatlah langit senja yang cantik dan Indah.

"Senja nya cantik banget nay, andai aku bisa liat senja ini dengan kamu seperti kebiasaan kita dulu" monolognya di dalam hati, sambil melengkungkan garis senyumanya.

Ashraf dan Inaya sering melihat senja bersama, tentu tidak hanya berdua mereka selalu mengadakan pertemuan dengan di awasi dengan keluarga mereka. Biasanya Keluarga Inaya dan Ashraf makan dan duduk bersama.
Sedangkan Inaya, Ashraf, dan Bilal duduk bertiga. Sambil berbincang dan kadang menatap senja bersama.

Di tempat yang berbeda setelah menangis tersendu sendu, Inaya akhirnya keluar dari kamarnya dan duduk di halaman depan rumah sambil menatap senja.

Inaya juga sama dengan Ashraf mengingat momen kebiasaanya dan keluarga Inaya dan Ashraf.

Seketika bulir bening menetes kembali di pelupuk matanya.

"Senjanya indah banget, andai aku dan kak Ashraf itu takdir mungkin aku udah sering liat senja bareng kak Ashraf kayak dulu". Monolog inaya di dalam hatinya sambil mengusap pelan air matanya lalu tersenyum.

Inaya lalu memfoto Senja itu dan mempostingnya di sosial medianya.

Inaya lalu memfoto Senja itu dan mempostingnya di sosial medianya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Senja yang indah, seindah dirinya yang ada di hati"

Inaya sudah memposting foto senjanya dengan caption yang mewakili dirinya.

Setelah itu Inaya langsung bergegas masuk kedalam rumahnya.

Antara Aku Dan Kamu (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang