Kringg..... Kringg...
Suara bel berbunyi menandakan kelas akan di mulai. Semua murid sudah ada di dalam kelas, dan sudah siap menunggu kedatangan dosen.
"Nay hari ini ada jamnya siapa aja ya nay" tanya Zahra pada Inaya.
"Jamnya pak Ardi raa kalau sekarang" jawabnya.
"Owh gitu ya hehe" jawab Zahra lagi sambil menampakan deretan giginya.
"Kebiasaan emang..., pasti kamu ga liat jadwal kan?
"Hehe bukan lupa nay, jadwalnya ilang hhe"
Inaya menggelengkan kepalanya pelan lalu terkekeh. Sahabatnya itu memang kerap kali lupa akan segala hal, terkecuali hal yang membuatnya senang.
"Wahhhh.... terpaksa nih harus ngasih kamu jadwal baru lagi raa"
"Tau aja hehe"
"Yaudah Inaya kasih, tapi awas aja kalo di ilangin lagi, ga bakal Inaya kasih lagi" Ucapnya sambil memberikan selembar kertas yang berisi jadwal yang selalu dia bawa.
"Hehe iya iya nay aku janji gabakal ilangin lagi jadwalnya" ucap Zahra sambil terkekeh.
"Hmmmm" balas Inaya singkat.
Saat mereka asik mengobrol tibalah pak Ardi seorang dosen Ekonomi.
"Assalamualaikum anak-anak" Sapa pak Ardi kepada seluruh mahasiswa di kelas.
"Wa alaikumusalam pak" jawab seluruh mahasiswa secara bersamaan.
"Baiklah buka halaman 156 tentang APBN dan APBD, pelajari dulu nanti saya jelaskan"
"Siap pak" Ucap mereka lagi secara bersamaan.
°~~~'''~~~°
2 jam berlalu di kelas akhirnya materi selesai. Semua siswa keluar untuk melakukan aktivitasnya masing-masing. Ada yang ke kantin, ada yang ke tempat Ekskul, dan tempat lainya.
"Buk beli Siomay nya dua porsi ya" Ucap gadis cantik berhijab warna sand menutup dada. Yupss dia Inaya, gadis itu sedang berada di kantin kampusnya bersama Zahra.
"Aduhh.... Siomaynya abis nak, tinggal tersisa 1 porsi lagi tapi sudah lebih dulu di pesan sama yang lain" Ucap ibu kantin itu pada Inaya.
"Owh gitu ya buk, yaudah deh gapapa, sebentar saya tanya temen saya dulu mau pesan apa" Ucap Inaya lembut pada ibu kantin tersebut.
Inaya melangkah pelan menghampiri mejanya dan Zahra.
"Gimana raa? Ada gak pesananya? Tanya Zahra.
"Abis raa katanya tinggal satu porsi lagi tapi udah di pesen sama yang lain" Jawab Inaya terlihat lesu, karena dia sedang ingin siomay salah satu makanan kesukaanya.
"Yaudah nay pesan yang lain aja, aku sih gapapa walaupun ga makan siomay, cuman..... aku kasihan ajaa gitu liat sahabat aku ini mukanya asem ga makan siomay hahahah" Tutur Zahra terkesan menyindir tapi memang itulah faktanya.
Inaya seketika melotot mendengar penuturan Zahra. Sementara Zahra masih tertawa terbahak bahak melihat wajah terkejut sahabatnya itu.
Saat mereka sedang asik bercanda tawa. Ashraf ke kantin untuk makan siang dan sudah memesan makananya sedari tadi. Ashraf mengambil siomay pesananya tadi, lalu beralih menatap Inaya.
Sejak tadi sebenarnya Ashraf mendengarkan pembicaraan Inaya dan Zahra yang sangat menginginkan siomay itu.
Zahra yang sedang asik tertawa tiba tiba mengalihkan pandanganya, dan dia melihat Ashraf yang sedang menatap Inaya.
Zahra menyenggol pelan lengan Inaya.
Inaya yang menyadari itu langsung menoleh dan matanya bertemu Ashraf.
Inaya lalu menatap semangkuk Siomay di tangan Ashraf. Ternyata pria yang memesan Siomay itu adalah Ashraf.Inaya mengalihkan pandanganya malu. Tapi tanpa Inaya sadari Ashraf berjalan ke arah Inaya, lalu menyodorkan semangkuk Siomay.
Inaya mendongak pelan matanya tak sengaja bertemu dengan mata elang Ashraf. Hanya sebentar Inaya langsung menundukan pandanganya. Itu dia lakukan untuk menjaga pandanganya.
"Ini nay siomay kamu"
"Haa??" Beo Inaya heran.
"Tadi aku denger kamu pengen siomay jadi ambil aja siomaynya buat kamu" ucap Ashraf tersenyum kecil.
"Gausah kak, Inaya ga pengen"
"Gausah boong nay, tadi aja mukanya asem gara gara ga makan siomay" ucap Zahra sambil tersenyum kecil.
Ashraf terkekeh melihat interaksi Inaya dan adik sepupunya yang di luar nalar itu.
"Suka banget buka kartu kamu raa" ucap Inaya sambil mengerucutkan bibirnya sejenak.
"Ini ambil aja nay, aku mau ke kelas dulu" Ucap Ashraf sedikit singkat pada Inaya lalu melangkah pergi dari hadapan Inaya.
Inaya menatap sendu punggung Ashraf yang semakin mengecil di pandanganya.
"Ekhemm makan dulu siomaynya nay aku mau pesan bakso dulu ya" ucap Zahra mencairkan suasana.
"Owh iya raa aku nitip jus jeruk satu ya"
"Siap nona" ucap Zahra terkekeh.
Saat sedang memakan siomay tiba tiba ponselnya berbunyi. Inaya melihat kontak ibunya tertera di layar hpnya.
Inaya sedikit heran, tidak biasanya ibunya menelepon dirinya saat sedang berada di kampus, terkecuali ada sesuatu hal yang penting.
Inaya mengangkat telponya, betapa terkejutnya dia mendengar sesuatu yang berbeda. Sejak kapan suara ibunya berubah suara laki laki?
"Hallo mbak?" Ucap pria itu untuk kedua kalinya karena belum mendapat respon dari Inaya.
"O- owh iya pak? Ini siapa ya? Kok bisa hp bunda saya ada di bapak?
"Saya ini salah satu warga yang menemukan ibunya mbak yang kecelakaan baru saja mbak"
ucap pria itu di sebrang telpon.Inaya yang mendengar kabar dari pria itu seketika tubuhnya bergetar, dadanya bergemuruh dengan bulir bening menetes di pelupuk matanya.
"A- apa pak? Bapak gak bercanda kan?" Ucap Inaya meyakinkan berharap itu adalah kabar yang salah.
"Iya bener mbak dia kecelakaan ketabrak mobil terus saya nemuin hpnya dan kebetulan hpnya ga di kunci jadi saya telpon mbak, saya liat tadi nama mbak di hp ibunya mbak namanya "Anak Bunda" makanya saya tau mbak"
Tangis Inaya semakin menjadi mendengar kabar ibunya. Dia langsung bersiap siap untuk melihat ibunya. Zahra yang melihat Inaya heran kenapa sahabatnya itu terlihat tergesa -gesa.
"Nay kenapa?" Tanya Zahra dan Inaya hanya menjawabnya dengan gelengan kepala sambil air mata yang bercucuran. Lalu berlari pergi meninggalkan Zahra.
"Semoga kamu ga kenapa kenapa ya nay" Ucap Zahra bermonolog.
°~~~'''~~~°
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Aku Dan Kamu (On Going)
Teen FictionBagaimana jika dulu orang yang menyakiti hatimu tapi ternyata dialah yang tertulis di lauhul Mahfudz mu? *Inaya Rania Nadeeva seorang gadis yang sudah di lamar oleh seorang lelaki bernama Ashraf Faisal Haris seorang lelaki tampan siswa semester akhi...