Chapter 2

2.7K 146 4
                                    

Hinata mengebrak keras pintu ruang kerja milik ayahnya membuat pria paruh baya itu yang sedang berbicara dengan sekretarisnya menoleh. Hinata menatap tajam sang ayah namun yang ditatap hanya menyunggingkan senyum manis tanpa dosa.

"Apa maksud tou-san ingin menguliahkanku ke Inggris huh?!" Pekiknya tidak terima

Hiashi menatap putrinya sekilas menyuruh sang sekretaris untuk keluar hingga kini menyisakan keduanya saja di dalam ruangan mewah itu.

Pria paruh baya itu melepaskan kacamata mahal yang bertengger di hidungnya menyuruh Hinata untuk segera duduk dengan dagunya.

"Aku tidak mau duduk sebelum tou-san menjelaskan apa maksud tou-san dengan ingin memindahkanku?!"

Hiashi memijit pelan pangkal hidungnya pusing saat mendengar teriakan nyaring Hinata yang begitu menganggu telinganya.

Kenapa putrinya yang cantik dan manis ini malah memiliki sikap seperti gadis yang berasal dari hutan, padahal nyatanya mereka berasal dari keluarga kaya raya yang terhormat.

Hinata benar-benar tidak bisa menjaga sikapnya sama sekali.

"Tou-san sudah mengetahui semua kelakuan burukmu jadi kau harus menerima konsekuensi ini. Kau akan tinggal dengan Neji disana."

Hinata menggeleng cepat jelas ia tidak mau jika dipindahkan ke Inggris apalagi jika harus tinggal dengan saudara menyebalkannya itu.

"Aku tidak mau!"

"Kau tidak dalam posisi bisa menolak perkataanku Hyuga Hinata. Menurut atau tou-san akan menyita semua fasilitasmu."

Hinata benar benar dibuat terperangah, ayahnya itu memang benar benar sudah keterlaluan.

"Tou-san tidak bisa mengancamku begitu atau aku akan mengadu pada kaa-san!" Teriak Hinata berusaha mengancam sang ayah karna Hinata tau persis jika ayahnya hanya akan luluh dengan bujuk rayu ibunya dan sang ibu yang selalu luluh akan bujuk rayu Hinata

Selama ini Hinata selalu selamat dari hukuman ayahnya karna sang ibu yang selalu berada di pihaknya, selalu membelanya walaupun ia melakukan kesalahan.

Namun sepertinya kini Hinata harus menelan mentah mentah perasaan senangnya saat suara lembut dibelakang sana disusul dengan kehadiran sang ibu yang duduk disamping ayahnya membuat Hinata semakin dibuat kesal setengah mati.

"Kali ini kaa-san tidak lagi berpihak padamu sayang, kaa-san tidak mau membantumu karna kaa-san tau ternyata kau masih berkomplot dengan preman-preman itu." Ujarnya pelan

Hinata menatap tidak percaya sang ibu "Kaa-san tapi aku tidak mau dipindahkan ke Inggris dan tinggal dengan si brengsek Neji." Tolak Hinata keras

Hikari yang mendengar itu hanya dapat menggelengkan kepalanya, Hinata bahkan berani mengatakan hal seperti itu terhadap kakaknya sendiri.

"Memangnya kenapa? Neji itu kakakmu dan bukannya kau lebih baik tinggal dengan kakakmu itu? dengan begitu kau bisa belajar hidup menjadi gadis yang lebih baik lagi dan tidak lagi menjadi berandal dengan terus mengikuti balapan liar dan berteman dengan pria urakan diluar sana."

Sudah cukup ia memanjakan Hinata karna kali ini ia tidak akan melakukannya lagi. Ia hanya tidak ingin putri cantiknya itu semakin tidak terkontrol karna kecerobohannya karna terus menerus memanjakan Hinata dan menutup matanya saat gadis itu melakukan kesalahan.

"Kaa-san." Lirih Hinata dengan suara memelas gadis itu menatap sedih sang ibu berharap wanita paruh baya itu luluh padanya

Namun sang ibu hanya membuang pandangannya kearah lain sebisa mungkin untuk tidak melihat wajah menyedihkan sang putri.

Sexy Bodyguard Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang