jangan lupa vote dan komentarnya, happy reading!
•••••
Di sebuah toko bunga itu seorang gadis tengah membuat sebuah buket bunga pesanan dari seseorang, tapi tangannya tiba-tiba bergetar tak jelas sebab sepasang mata itu menatap fokus kearahnya yang mana membuat Jia gugup.
Sunghoon masih menatap kearah tangan-tangan Jia yang terampil memotong dan menata bunga-bunga itu agar terlihat cantik. Sekarang Sunghoon sudah memasuki dua jam berada disini, entah kenapa tapi Sunghoon terlihat begitu nyaman.
Bahkan Jia sempat dibuat bingung karena ia pikir Sunghoon pasti sibuk, tapi nyatanya laki-laki itu masih tetap disini, Jia ya senang saja sebab bisa melihat cantiknya bunga-bunga ditambah wajah Sunghoon.
“Jia! Itu jari berdarah.” Sunghoon terkejut saat jari telunjuk Jia terlihat mengeluarkan darah, membuatnya langsung berdiri dan menyerahkan selembar tisu.
“Ah ini, terimakasih.” ucapan Jia terpotong saat Sunghoon dengan cepat membungkus jarinya dengan tisu, padahal hanya luka tertusuk duri.
Sunghoon menatap jari jari Jia yang ternyata banyak bekas luka, kepalanya menggeleng.
Lalu dengan instingnya Sunghoon mengambil. sarung tangan yang menganggur di sebuah gantungan.Kakinya kembali berjalan mendekat kearah Jia yang tengah memotong duri-duri di tangkai mawar.
“Pakai ini,” ujar Sunghoon lalu menarik lengan Jia dan memakainya pada telapak tangan Jia, membuat sang pemilik tangan tertegun atas tindakan Sunghoon.
“Kenapa sarung tangannya ga dipakai?” tanya Sunghoon sesaat ia selesai memasangkan sarung tangan itu dan Jia yang kembali memotong duri.
“Kalo pakai sarung tangan aku jadi gabisa ngerasain tekstur bunga dan tangkainya.” jelas Jia membuat Sunghoon menganggukkan kepalanya.
“Tapi mulai sekarang harus dipakai, liat jari-jari kamu banyak luka.” Jia menatap Sunghoon lalu dengan tersenyum dan menganggukkan kepalanya semangat.
Demi apapun hatinya sangat ramai saat ini, bisa Jia rasakan banyak sekali kupu-kupu yang berterbangan, Jia menjadi merasa sedikit istimewa atas perlakuan Sunghoon barusan, bagaimana tidak karena cerita Jake tadi mengenai Sunghoon membuat Jia gampang terbang semoga saja saat terjatuh nanti Sunghoon mau menangkapnya.
Bibir Jia merekah dengan senyuman yang rupawan, yang diam-diam Sunghoon bisa menangkap dengan matanya senyuman manis Jia. Jika di lihat lebih dekat Jia terlihat tidak nyata, Sunghoon merasa Jia seperti bukan manusia, bagaimana bisa Jia memiliki wajah yang mungil serta kedua bola mata kecoklatan yang cantik dan wajahnya terlihat seperti bayi tapi tubuhnya molek bukan main.
Bisa Sunghoon tebak jika Jia adalah primadona disekolah, bahkan ia bisa menebak sebanyak apa laki-laki yang memuja Jia.
“Jia,” panggil Sunghoon membuat Jia sontak menoleh dan langsung menutup setengah wajahnya saat sadar jika Sunghoon tengah memotret nya dengan ponsel pintarnya.
“Ih pasti jelek.” ucap Jia karena saat menoleh pasti wajahnya terlihat cengo karena tadinya Jia sedang fokus mengurus bunga.
Kepala Sunghoon menggeleng sambil terkekeh pelan, lalu jari nya berselancar diatas layar ponsel dan mengirim dua jepretan itu lewat pesan kepada Jia.
Jia lalu mengambil ponselnya yang bergetar disaku apron nya, dan membuka sebuah chatroom Sunghoon dan membuka dua foto hasil tangan Sunghoon membuat Jia tertawa sebab benar saja wajahnya terlihat seperti orang bodoh disini.
Dilain sisi Jia jadi senang soalnya Sunghoon terlihat lebih sering bergurau sekarang, apakah karena tadi ada Jake yang membuat Sunghoon malu-malu ya? Jia merasa Sunghoon yang kini sedikit berbeda dengan Sunghoon yang berada di festival bunga tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stargazing, Park Sunghoon.
Fanfic[ 🔞 ] Yang Jia kebingungan sekaligus penasaran karena selama tiga bulan terakhir ini ia memimpikan seorang laki-laki yang tidak dikenalnya. Jika hanya potongan-potongan kecil saja Jia juga tidak akan mati penasaran seperti sekarang, tapi dari perta...