10 : Old friend

194 24 2
                                    

Happy Reading!




Jia tengah memandangi hamparan laut dengan ombak yang menghiasi, ini hari kedua mereka berada disini, kabar baiknya kekasih Jake yang bernama Alice itu sangatlah baik, ia sudah dekat dengannya sejak kemarin.

Tapi kini yang lain belum bangun padahal matahari sudah menyingsing diatas kepala dengan sinarnya yang sudah terik, Sunghoon juga masih tertidur dengan dengkuran halusnya, ia sudah mencoba membangunkan nya tapi mungkin karena lelah karena para lelaki semalam habis bercengkrama dengan wine sebagai temannya.

Jia menegak susu yang tinggal setengah itu hingga tandas kemudian kakinya kembali masuk ke dalam, dan menatap kosong pada villa yang hening ini. Untung saja ia sudah memasak untuk yang lain sarapan walaupun saat ini sudah tidak bisa disebut sebagai sarapan lagi sih, ia hanya memasak sayur sup ayam dan omelet telur yang sengaja ia campur dengan sosis.

Tubuhnya terjengkang kaget saat ia sedang melamun tiba-tiba bel pintu utama villa berbunyi, membuatnya buru-buru menaruh gelas dan sedikit merapihkan penampilannya.
Dahinya mengkerut saat menatap layar monitor dan menampilkan seorang perempuan yang cantik tengah berdiri menunggu dengan senyuman.

“Eh? Sunghoon ada?” pertanyaan itu langsung dilontarkan begitu pintu terbuka.

Jia yang masih mencerna itu sontak dibuat bingung, bukankah lebih baik dan sopan jika menyapanya terlebih dahulu?

“Maaf, siapa ya?” tanya Jia tak berniat menjawab pertanyaan yang tadi dilontarkan perempuan dengan dress terbuka ini.

“Kamu pasti Jia Jia itu kan? Awas aku ingin masuk dan menemui Sunghoonku.” ujarnya begitu saja lalu mendorong tubuh Jia menyingkir dan dengan tidak sopannya perempuan yang tak ia ketahui namanya itu malah masuk sambil menarik kopernya.

Jia pasti kesal dengan perbuatan lancang itu, dengan sigap ia berjalan mendahului perempuan itu dan menahan nya, ia menarik lengannya dan koper itu berhenti didepan sofa besar di ruang tengah.

“Tolong jangan terlalu lancang seperti ini, tunggu disini.” ujar Jia dengan penekanan di kata lancang, sebab Jia juga bisa merasa kesal jika tidak dihargai seperti ini.

Dengan dongkol ia berjalan menaiki tangga dan masuk ke salah satu kamar diantara empat kamar lain, ia menutup pintu itu kembali dan langsung menguncinya takutnya nanti perempuan itu makin lancang dengan masuk kesini.

“Hoon, bangun..” ujar Jia sambil menepuk pelan pipi Sunghoon, dengan tubuh yang hanya memakai celana pendek hitam itu Sunghoon mengeliat.

Kemudian detik berikutnya dengan perlahan matanya terbuka dan senyuman manis langsung ia tampilkan begitu matanya menangkap sosok Jia yang tengah mengelus surainya, Sunghoon dengan manja mengerucutkan bibirnya meminta sebuah ciuman pagi.

“Aku gamau cium kamu, bau wine.” jelas Jia membuat Sunghoon meringis lalu dengan langkah gontai ia masuk kedalam bilik toilet dan membersihkan muka tak lupa untuk menggosok gigi agar ia bisa mencium Jia sepuasnya.

Lima menit berlalu Sunghoon keluar dengan lebih segar, Jia yang menyandar di kasur itu tersenyum lalu memperhatikan Sunghoon yang lansung memakai tshirt yang sudah Jia pilihkan.

“Pakai celana panjang itu,” ujarnya membuat Sunghoon menatap bingung sekarang musim panas kenapa ia harus memakai celana panjang?

“Dibawah ada perempuan lancang yang manggil kamu Sunghoonku.” ujar Jia lagi dengan wajah yang lebih masam kali ini, jujur dengan mengingat nya saja membuat Jia kesal bukan main, siapa kira-kira perempuan itu, kenapa ia tahu namanya.

“Perempuan siapa?” tanya Sunghoon dengan berjalan mendekat kemudian menarik pelan tubuh Jia agar berdiri berhadapan dengannya.

Jia membuang muka kala Sunghoon menatapnya, sungguh ia tidak ingin kesal dengan Sunghoon tapi tidak tau ah, pokoknya saat ini Jia tengah kesal, kenapa juga perempuan itu harus datang dan mengacaukan harinya.

Stargazing, Park Sunghoon. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang