24. Bad Day

124 16 0
                                    

Bulan mematikan motornya dan langsung menyuap sisa roti di dalam tas nya yang tidak sempat ia makan, sambil berjalan menuju markas teman-teman yang lain mulut Bulan tidak berhenti mengunyah.

Namun saat kaki kanan Bulan hendak melangkah masuk tiba-tiba terhenti mendengar suasana didalam terdengar memanas.

"Cuma jalan 3 tahun masa bubar?? Jefran si paling ceroboh juga dah di Korea! Ngapa mesti bubar??"

"Kita berempat bahkan bertujuh punya mimpi masing-masing!! Kalo terus gini Eagle Eye gak bakal keurus!"

"Jefran semenjak kesemsem kerjaannya jadi gak becus, padahal dulu fine-fine aja"

"Jadi lo nyalahin adek gue gitu ceritanya?!"

"Gausah bawa Bulan! Cewe manis itu gaada salah!"

"Gausah nyolot ke gue! Jefran ngasih tau langsung dari komandan katanya EAGLE EYE BUBAR! Gaada gue nambahin ya cok!"

"Gimana gak salahin Bulan?! Gara-gara dia hubungan sahabat kita yang dijalin bertahun-tahun hampir renggang karena adek lo juga!"

Suara Karvino yang mendominasi pertengkaran bahkan dia juga yang membawa nama Bulan seolah-olah kedatangannya ke lingkup mereka malah membawa petaka.

Ketika Bulan hendak balik badan, suara Rion sang kakak kembali terdengar membuat Bulan mengurungkan niatnya.

"Sialan lo! Lo yang obses ke adek gue tapi lo nyalahin adek gue juga! Dasar playing victim!"

Bulan yang masih mematung itu terkejut ketika Rion keluar dengan wajah memerah menahan amarah namun langsung terkejut melihat sang adik mematung didepan pintu.

"A-adek?? Dari kapan disini???"

"Urus temen-temen lo!"

"Bulan!!"

Teriakan Rion memanggil Bulan rupanya membuat sisa manusia yang didalam ikut terkejut bukan main setelah mengetahui seseorang yang mereka bicarakan rupanya sudah ada disini bahkan sepertinya menguping semuanya.

Gevario langsung menatap tajam Karvino dan langsung beranjak dari sofa berlari keluar diikuti Aslan lalu Ezra dibelakangnya.

Akhirnya terjadi aksi saling kejar-kejaran sampai ke jalan besar, Bulan yang mementingkan egonya sendiri sampai tidak melihat kiri kanan lalu berlari begitu saja menyebrangi jalan besar.

Disebelah kanan terdapat mobil berkecepatan tinggi melaju kearahnya membuat Rion, Ezra dan Gevario panik bukan main.

"BULAN!!! LIAT KANAN!!" -Ezra

"BULAN STOP!!" -Geva

"ADEK!!" -Rion

"BULAN!!!" -Aslan

BRUGH!

Gevario berlari terlebih dahulu sekencang mungkin menyusul badan Bulan yang terlempar cukup jauh menghiraukan teriakan Aslan, Rion, dan Ezra karena posisi jalanan cukup ramai.

Usahanya tidak sia-sia meski mengharuskan tubuhnya terbanting cukup keras ke aspal, bekas luka dilengan kirinya yang sudah mengering terbuka kembali bahkan lebih parah membuat Gevario meringis.

"Bulan?? Hey, wake up!"

Sadar tidak ada pergerakan, Gevario langsung mencegat mobil yang lewat untuk dibawa ke rumah sakit masa bodo dengan pemilik mobil yang menabrak Bulan nampak panik mengetahui Bulan dibawa begitu saja.

Rion, Ezra, Aslan sudah disebrang berbicara dengan penabrak sedangkan Karvino dan Raidan baru sampai dengan wajah paniknya.

"Mana Bulan??" Panik Karvino menyadari tidak menemukan keberadaan Bulan

"Bang Geva gaada juga, samper bang Aslan!" Sahut Raidan menggusur Karvino ke sebrang jalan.

Sedangkan dirumah sakit, Gevario bersama si pengendara yang mengantarnya tengah menunggu didepan pintu IGD, Gevario sedari tadi tidak berhenti mondar-mandir bahkan dirinya sudah sesegukan pelan.

"Mas, itu tangannya gamau diobatin dulu??" Tanya si pengantar dengan raut paniknya

"Saya mau nunggu cewe saya dulu"

Keluarnya dokter dari ruang IGD langsung menyadari sebelah kiri kaos Gevario terus mengucurkan darah.

"Keluarga korban??"

"Iya saya cowonya dok"

"Pasien kritis ada retakan ditangan kanan dan kaki kanannya mengalami kelumpuhan sementara akibat benturan keras membuat ananda Bulan digips untuk tangan dan menggunakan kursi roda untuk sementara serta pasien mengalami shock berat membuatnya koma saat ini dan belum bisa diprediksi kapan sadarnya"

"A-apa?? Koma sama lumpuh?? Tapi gak lama kan dok??"

"Iya, maaf mas dan kelumpuhannya memang tidak permanen tapi tetap membutuhkan waktu lama untuk kembali normal, itu tangannya luka mari ikut saya untuk diobati dan pasien saat ini aman ada diruang igd" Jelas dokter mengetahui perasaan Gevario.

Tak sampai 15 menit Gevario keluar dengan seluruh lengan sampai dada kiri diperban, lalu Gevario sadar bahwa yang mengantarnya kemari masih ada disini padahal sebelumnya sedang terburu-buru.

"Mas, makasih udah anter saya padahal mas sendiri dikejar deadline loh"

"Gapapa lagian kan mas nya juga urgent banget, soal deadline gampang lah ngomong ke hrd meski konsekuensinya ke gaji saya"

"Duh saya jadi gak enak, ini saya ada sedikit buat ngegantiin gaji mas nya"

Gevario memberikan 5 juta secara cash membuat pria berusia kepala 3 itu nampak senang tak terkira.

"Makasih banyak loh mas, saya doain cewenya lekas sadar dan engga terjadi hal yang diinginkan terutama jangan sampe hilang ingatan ya"

Gevario sedikit tersentak mendengar ucapan pria yang berbeda hanya beberapa tahun darinya, lalu Gevario berusaha tersenyum meski hatinya terasa sakit mendengarnya.

"Ma-makasih ya mas, doain aja semoga gak sampe gitu saya sayang banget soalnya"

"Pasti mas, kita sebagai cowo pasti ngerasain kok gimana gaenaknya cewe hilang ingatan karena kecelakaan"

Setelah berpamitan tak lama, Ezra disusul yang lain datang kemari dengan wajah paniknya. Gevario sedikit kebingungan kenapa mereka tahu bahwa ia membawa Bulan kemari? Padahal belum mengabari??

"Bang Aslan ngelacak nomer lo bang, jadi kita buru-buru kesini karena panik sama keadaan kalian" Jelas Ezra

"Gue aman kok meski diperban lagi tapi Bulan--

"Kenapa Bulan??" Balas Rion tiba-tiba





Bersambung...

My Intel Boy [END] Open Pre OrderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang