20. Your Smile is My Favorite

149 21 0
                                    

Aslan dan Rion memutuskan untuk kembali karena tidak mau merusak suasana keduanya, kini hari sudah larut malam dan Gevario tertidur posisi duduk disebelah bankar Bulan dengan sebelah tangannya memeluk Bulan.

Mata indah itu mulai terbuka perlahan menyesuaikan dengan cahaya ruangan kamar yang sedikit redup karena dimatikan sebagian.

Bulan merasa sebagiannya terasa berat, saat melirik kebawah ternyata ada Gevario yang tertidur pulas memeluknya dan Bulan tidak ada niatan untuk bergerak sampai membangunkannya.

Bulan seperti bermimpi Gevario menceritakan semua unek-uneknya tanpa ada yang disembunyikan, entah mimpi atau sungguhan yang pasti Bulan sangat tersentuh mendengarnya bahkan kini gadis itu membiarkan airmatanya membasahi sebagian bantal dan rambutnya.

Tangan Bulan yang diinfus bergerak mengelus surai Gevario yang mulai memanjang, tangannya turun mengusap perban yang membalut lengan atasnya karena Gevario mengenakan satu setel baju rumah sakit berlengan pendek.

Meskipun Bulan merasa rindu pada Jefran, tapi dengan hadirnya Gevario didekatnya rasa rindunya sedikit terobati walau pada orang yang berbeda.

Bulan kembali memutar memorinya saat keduanya melakukan kencan mendadak disebuah pantai hidden gem didekat rumahnya sampai larut.

"Nyiprat kak! Kena hp lo tau!!"

"Biarin, nih gua tambahin!"

"Kak!! Basah dress gue!!"

"Gapapa, baju gue juga basah nih kan samaan jadinya"

"Siniin hpnya"

"Gausah ditutup mukanya lo udah cantik kok Lan, sini ngedeket"

"Kenapa kak, gue gak kabur kok"

"Lo cantik banget sumpah"

Bulan menghela nafasnya mengingat kembali momen manis nan singkat itu, kenapa harus terjadi dalam hitungan menit?? bahkan 4 jam saja belum.

Bulan panik ketika Gevario menggeliat meregangkan sebagian tubuhnya yang pegal, namun sorot matanya menangkap Bulan yang sudah sadar dan tengah manatapnya kaget panik tapi ada sorot kesedihan disana.

"Bulan sayang?? Dari kapan udah bangun, cantik?? Kenapa gak bangunin kakak?? Mau kakak panggil dokter?"

Grepp

Gevario yang hendak bangkit itu terkejut ketika Bulan menariknya lalu mendekapnya sangat erat kemudian Bulan melepaskan semua tangisnya yang sedari tadi ia tahan.

"Denger ya cerita kakak tadi sore? Maaf ya cantik, pikiran kamu jadi terbebani karena cerita kakak"

Gevario mengelus surai Bulan dengan suara paraunya membiarkan Bulan melepaskan semua tangis didadanya membasahi baju rumah sakitnya bahkan sampai merembes mengenai perbannya.

"Kakak jangan..mi-minta maaf ini salah Bulan, cewe gak bener kayak Bulan..di-pertemuin cowo tulus banget kayak kakak...ka-kakak mencintai Bulan besar banget...ta-tapi Bulan gabisa bales apapun buat kakak"

"Gapapa sayang, kamu jaga kesehatan kamu sama jangan bersedih aja kakak udah seneng banget kok apalagi senyum kamu favorit kakak, jadi kamu bahagia terus ya meski gak sama kakak nantinya"

Keduanya berpelukan sampai Bulan tertidur barulah Gevario naik ke bankar sendiri dan ikut menyusul Bulan ke alam mimpi.

⋆★ ✿⁠ ★ ⋆

Sepertinya ada wishlist date baru bagi mereka yaitu hospital date, meski terdengar aneh dan berharap tidak terulang lagi kejadian pahitnya tapi keduanya pagi ini tampak bersenda gurau sambil mengelilingi rumah sakit terkadang berjemur sebentar ditaman rumah sakit.

Gevario enggan melepaskan pandangannya dari Bulan yang tertawa mendengar kembali kisah konyol dirinya ketika sekolah dahulu.

"Senyum kamu bakal jadi favorit kakak sampe kapanpun Bul, kamu tetep cantik banget dimata kakak meski kita samaan lagi bajunya"

Bulan terdiam sejenak memandangi baju rumah sakit yang bermotif sama membuat tawa Bulan mendadak pecah seketika membiat Gevario ikut tertawa geli.






Bersambung...

My Intel Boy [END] Open Pre OrderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang