Chapter 42

322 35 0
                                    

Arthur baru kembali malam hari. Keadaan di mansion lebih ramai dari biasanya. Seiran mendekati Arthur dan dengan tiba-tiba menampar wajah pria itu. Semua orang yang berada di depan pintu utama mansion membeku melihat Seiran yang begitu marah terhadap Arthur.

Arthur dan Seiran dikenal dengan keakraban mereka, mereka jarang berselisih paham dan saling menghormati satu sama lain. Arthur, yang menghormati kakak perempuannya, selalu mengikuti perintah Seiran. Seiran juga memiliki rasa sayang pada Arthur karena ia lebih mudah dikendalikan daripada adiknya yang lain.

Namun, hari ini, Seiran menunjukkan kebencian terhadap Arthur. Wanita itu melemparkan akta perceraian ke wajah Arthur. Arthur masih kebingungan melihat dokumen yang berjatuhan.

"Apa-apaan ini?" tanya Arthur sambil membaca akta perceraian.

"Kau bertanya itu apa? Apa kau buta? Ahh, ya kau memang buta, kau buta! Kau sudah buta dan menjadi pria bodoh!" teriak Seiran.

"Aku tidak pernah menandatangi surat perceraian!" ujar Arthur, mencoba membela diri.

"Kalian semua juga mengatakan hal yang sama, kalau begitu bagaimana bisa akta perceraian itu terbit? Aku tahu kalian bodoh, tetapi bagaimana bisa kalian mengulang kesalahan kalian!" bentak Seiran.

"Arlette, di mana Arlette?" tanya Arthur, sementara ia bergegas masuk ke dalam mansion.

Seiran tidak menghadang Arthur; wanita itu membiarkan adiknya mencari Arlette. Baru saja ia meninggalkan kota Crimson selama dua minggu, dan saat ia kembali, Arlette sudah menghilang.

"Kalian benar-benar tidak berguna!" teriakan Seiran terdengar jelas hingga ke mana pun Arthur berada.

Saat Arthur memasuki kamar Arlette, para saudaranya sudah berada di sana dengan wajah putus asa, marah, dan kecewa. Mereka semua menatap Arthur seolah-olah ingin membunuhnya. Arthur tidak menyangkal tatapan membunuh dari saudara-saudaranya. Ia melihat ke sekeliling dan tidak mendapati Arlette di kamar itu.

"Di mana Arlette?" tanya Arthur pada adik-adiknya.

"Untuk apa kau mencari istri kami? Kau sudah bercerai dengannya, jadi jangan pernah mencarinya lagi!" jawab Clarence dengan wajah memerah menahan amarahnya.

"Aku tidak pernah menandatangi surat perceraian apa pun! Aku tidak mengakui perceraian ini!" kata Arthur sambil melemparkan dokumen yang ada di tangannya.

Vlad melemparkan beberapa dokumen dan juga beberapa foto ke wajah Arthur. Arthur membaca apa yang tertera di dalam dokumen itu dan juga hasil sebuah USG. Arthur membulatkan kedua matanya, kini sekarang ia paham mengapa semua terlihat membencinya sekarang.

"Arlette ... hamil?" tanya Arthur dengan nada tidak percaya.

Arthur kembali mengingat perkataan Arlette sebelumnya. "Ya, kau benar. Tidak masalah dengan menambahkan satu orang lagi di antara kita, begitu pun denganku."

"Tidak! Kau tidak akan bisa melakukan itu. Aku akan membunuh siapa pun yang mendekatimu selain Eclipse!"

Arthur jatuh terduduk, mengingat apa yang sudah ia lakukan pada Arlette. Ia sudah menyakiti Arlette begitu dalam sampai membuat perceraian.

Arthur duduk termangu di lantai, mata yang terasa pedih karena kilatan memori yang menyakitkan. Wajahnya pucat, terasa terbuka lebar bagaikan lembaran kertas yang disobek-sobek. Dalam benaknya, bayangan Arlette terbentang seperti lukisan yang retak dan hancur.

Seketika, ia merasakan rasa bersalah merayapi seluruh tubuhnya. Keputusasaan dan penyesalan menjadi sahabat tak teringkari. Skenario buruk yang telah diciptakannya memenuhi benaknya, menunjukkan bagaimana dirinya yang telah merusak hati wanita yang ia cintai.

Seven Brother's and a Young LadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang