Balas Dendam?

100 11 0
                                        


YEONJUN P.O.V

"Apa maksud semua yang kau ucapkan?" Yeonjun terlihat sedih "Apa kamu ga ingat?" Soobin menggelengkan kepalanya, Yeonjun terdiam. Percakapan ini jadi sunyi. Tidak ada satupun yang berbicara. Soobin menghela nafas "Saya akan pergi." Yeonjun hanya terdiam.

"Sial, apa dia membenciku sekarang?" Yeonjun takut Soobin membencinya. Sedikit sedih karena Soobin tidak mengingatnya, Yeonjun menghubungi seseorang untuk menguntit Soobin. Sudah menyuruh orang itu, Yeonjun menyiapkan hal lain. "Apa ini sudah cukup? ...hm.., ah! satu hal lagi.." Yeonjun ke kamar yang begitu rapih dan mencari hal yang dia cari. Kamera. Yeonjun kembali ke ruangan yang sudah dia siapkan, lalu menaruh Kamera itu tepat di depan kursi yang dirantai. "Ini akan sangat menyenangkan.." Yeonjun keluar dari tempat itu dan mengendarai mobilnya. Di lampu merah, seseorang mengetuk jendela mobil Yeonjun. Yeonjun membukanya setengah, dan bertanya "Apa dia bersamamu?" orang itu menjawab iya dan Yeonjun senang "Hmh, bagus." Dia memberitahu orang itu untuk lanjut dan menyuruhnya pergi ke rumah yang sudah Yeonjun 'siapkan' sebelumnya.

Sudah di rumah yang Yeonjun siapkan, dia menuju ke ruangan 'spesial'. Memasuki ruangan dia melihat seorang yang sangat spesial baginya sedang terduduk dan dirantai. Yeonjun menghampirinya "Sayang..apa kamu senang?" sudah tahu siapa? ya, Soobin. Soobin masih tidak sadarkan diri, Yeonjun tetap disana sampai Soobin sadar. Setelah beberapa jam menunggu, Soobin sadar dengan wajah sangat terkejut. "A-apa semua ini?! apa yang kau lakukan padaku?! lepaskan!" Yeonjun menatapnya kosong, dia menghampiri Soobin. "Apa kamu ga liat semua ini? di setiap dinding ada fotomu dan aku. Semenjak dari kita SMP sampai SMA kita selalu bersama, dan kamu menyatakan perasaanmu ke aku saat kita kelas 2 SMA. Aku ga kaget, karena aku memang dari lama menyukaimu. Tapi, saat hampir kita lulus SMA, kamu minta putus denganku. Tanpa alasan yang jelas. Kalau kamu mencoba mengingatnya lagi, aku pastikan kamu akan menyesal kenapa kamu memutuskan untuk putus denganku. Apa kamu ingat sekarang?" Soobin melihatnya sangat bingung, apa yang di maksud orang ini? pikirnya. "...apa maksudmu.." Yeonjun menghela nafas "Apa kamu ga capek terus bertanya 'apa maksudmu'? aku sudah jelas-jelas memberitahu kamu semuanya. Dan kamu masih bertanya 'apa maksudmu'?!" Yeonjun menarik kerah baju Soobin dan mendekatkannya ke wajah Yeonjun. "Ingat Soobin, dulu kamu sedikit naif. Kamu selalu nurut dengan apa yang aku perintahkan ke kamu, dan itu kesalahanmu. Salahmu menuruti semuanya, salahmu menyatakan perasaanmu ke aku. Dan lihat akhirnya? kamu minta putus, sangat bodoh bukan? Kenapa? apa alasan kamu putus sama aku? aku cuman butuh jawaban kenapa kamu putus sama aku." Soobin hanya terdiam, Yeonjun emosi. Yeonjun berdiri tegak dan keluar dari ruangan itu, dia mendengar Soobin memintanya untuk dilepaskan. Yeonjun memperintahkan penjaga rumah itu untuk mengawasi setiap gerak-gerik Soobin. "Kalau ada apa-apa, hubungi Saya." penjaganya meng-iyakannya, lalu Yeonjun pergi dari sana.

"Kak..aku ga butuh" kata Yeonjun yang sedang telfonan dengan kakaknya. "Apa kamu serius kayak gini terus? udahlah, lepasin aja dia." Yeonjun mendengarnya marah "Aku butuh jawaban alasan kenapa dia mau putus sama aku! ga jelas kah?!" "*mengehela* ya..terserahmu saja.." kata kakaknya lalu mematikan telfonnya. Yeonjun menjadi bingung harus apa, di tengah frustasinya ada seseorang yang mendatangi Yeonjun dan hampir memukulnya. Yeonjun terkejut dan menghindari pukulan itu. "Apa ini?!" tanya Yeonjun pada orang itu "Dimana Soobin?!" "(Oh..orang ini yang ada di tempat Soobin..) mana kutau" jawab Yeonjun sembari jalan menjauhi Joowan. Yeonjun merasakan Joowan akan mencoba memukulnya lagi dan dia berhasil menghindarinya "Taktik pukulan seperti itu ga akan berhasil, lebih baik kau pergi dari sini dan tidur dengan 'Soobin' malam ini." wajah Joowan mudah dibaca, dia terlihat marah. "Omong kosong!" Katanya lalu pergi. Yeonjun tidak perduli dan pulang ke apartnya.

Di apartnya, Yeonjun merencanakan hal lain. Tapi, tidak dipastikan akankah ini berhasil. Yeonjun menelfon kakaknya lagi untuk meminta bantuan, "Apa ini? butuh bantuan setelah kamu marah padaku?" "Diam, bisa ga kakak bayar orang buat satu hal lagi?" minta Yeonjun pada kakak tampan itu. "Oke, fine. Kamu mau nyuruh orang ini untuk apa?" Yeonjun sudah tahu apa rencana yang dia buat sendiri. "Target. Aku ada orang yang harus di tangani, aku mau orang ini 'tidur' selamanya." kakak Yeonjun ga kaget, sudah biasa. "*menghela* baiklah, aku udah ketemu orang yang handal dalam hal ini. Mau aku kasih tau orangnya?" Yeonjun meng-iyakan, dan kakak Yeonjun bilang padanya akan mengirimkan nomor ponsel orang itu dan setelahnya kakak Yeonjun mematikan telfonnya. Tidak lama kemudian kakak Yeonjun mengirimkan nomor ponsel milik orang yang di bayar itu. "Bagus, tapi apa benar orang ini handal?..." tidak yakin Yeonjun. Dering telfon berbunyi, Yeonjun mendapatkan panggilan dari penjaga yang menjaga rumah itu "Apa ada masalah?" tanya Yeonjun pada penjaganya "Bos, dia terjatuh dari kursi itu dan terbentur. Kurasa dia pingsan." Yeonjun terdiam sejenak "Saya segera kesana." Yeonjun mematikan telfonnya lalu bergegas kerumah itu.

Sesampainya, Yeonjun masuk ke ruangan dimana Soobin berada. Melihat Soobin sudah terungkup dan tertidur di lantai, Yeonjun melepaskan rantainya dan mengangkat Soobin. "Saya akan mengurus ini, kalian tetap menjaga rumah ini. Saya yakin berat ada yang mengikuti saya sampai sini." semua penjaga rumah Yeonjun terdiam dan melaksanakannya. Yeonjun membawa Soobin ke mobilnya dan meletakan Soobin di kursi penumpang. Yeonjun membawa Soobin kerumahnya. Di rumah Yeonjun, Yeonjun meletakan Soobin di atas kasur di kamarnya. Sudah meletakan Soobin disana, Yeonjun ke kamar mandi untuk mandi. Tidak beberapa lama, Yeonjun keluar dari kamar mandi dan melihat Soobin kalau dia sudah sadar. "Kamu udah sadar, sayang?" Soobin tersentak, dia hanya terdiam. Yeonjun tidak asing dengan keadaan ini, Yeonjun menghimpiri Soobin dan duduk di sebelah Soobin di tepi kasur. "Kamu nyoba kabur?" Tanya Yeonjun pada Soobin, Soobin yang mendengarnya hanya mengalihkan pandangannya. "Soobin, kamu sengaja jatuhin diri kamu sendiri kan?" Soobin sedikit tersentak, dia akhirnya berbicara. "T-tidak..." Yeonjun menghela dan bangun dari duduknya lalu jalan ke dapur. Soobin terkejut dengan Yeonjun yang tiba-tiba bangun dari duduknya, Soobin bangun dari tidurannya lalu mencoba untuk berdiri. Hendak berdiri, dia merasa sangat pusing dan hampir terjatuh. Yeonjun kembali dari dapur melihat Soobin berdiri sembari memegang kepalanya, Yeonjun menghampiri Soobin. "Kenapa kepalamu?" Yeonjun bertanya pada Soobin dengan nada khawatir. Soobin hanya menggelengkan kepalanya dan lanjut mencoba untuk berjalan. Yeonjun memegang pundak dan pinggang Soobin untuk membantunya berjalan, "Apa kamu lapar? kayaknya aku ga terlalu lama tinggalin kamu di ruangan itu." Yeonjun menanyakan keadaan Soobin yang terlihat sedikit pucat. Soobin yang sudah duduk di kursi dapur hanya menunduk dan memegang kepalanya. Yeonjun setelah membantu Soobin duduk kembali ke belakang kabinet, hendak berjalan ke belakang kabinet Soobin menahannya dengan memegang tangannya. Yeonjun yang dipegang tangannya menoleh kearah Soobin "Ada apa?" Soobin berdiri dan memeluk Yeonjun. Yeonjun terkejut dengan apa yang Soobin lakukan, "Ada apa ini? kamu kenapa? kangen?" Yeonjun mempertanyakan kelakuan Soobin, Soobin menjawabnya "S..siapa dia?" Yeonjun mendengarnya bingung dan memeluk balik Soobin. Soobin memeluknya lebih erat dan berbicara "Apa kau ingin melakukannya lagi?" Yeonjun mendengarnya terdiam sejenak, dan kemudian "Kenapa tanya begitu?" Yeonjun sedang tidak dalam mood untuk melakukan itu, jadi dia menolaknya. Tetapi "Apa...aku melakukan kesalahan..?" Yeonjun terdiam. "...aku ingat semuanya, apa kamu ingin tahu apa yang kuingat?" Yeonjun tetap terdiam, dalam keadaan ini mereka masih saling berpelukan. "...kak Yeonjun..aku tau dulu kamu suka basket, dan...aku pernah ga sengaja dengar percakapan kamu sama Bongju, kalau kamu bilang aku buruk dalam basket, haha." Yeonjun melepaskan pelukan Soobin darinya dan berjalan ke kamarnya. "..? kak Yeonjun?" Soobin bingung, dia mengikuti Yeonjun ke kamarnya. Yeonjun duduk di atas kasur dan menghela, Soobin yang mengikutinya juga ikut duduk di kasur. "Kak..? ada apa?" Yeonjun menoleh ke arahnya "Sejak kapan kamu ingat?" Pertanyaan Yeonjun pada Soobin dari kapan dia mengingat siapa Yeonjun sebenarnya. Dengan Yeonjun bertanya itu, Soobin diam lagi dan tidak berbicara. Yeonjun menghela, dia menidurkan Soobin ke kasur "Kak Yeonjun? ada apa?!" Yeonjun mengendus-endus Soobin di setiap bagian tubuh, sampai di suatu titik di bagian kemaluannya Soobin. "Kamu menunggunya kan?" "??? j-jangan! kumohon!" Jawab Soobin terbata-bata ketakutan, Yeonjun tidak membiarkannya. "Kamu yang minta tadi, bukan?" Soobin terdiam, Yeonjun melepaskan semua baju Soobin. Soobin hanya terdiam dan tidak melakukan apa-apa, Yeonjun sedikit bingung tapi Soobin yang meminta untuk melakukannya. "Mau aku langsung masukin aja, atau longgarin dulu?" Wajah Soobin memerah "L...langsung aja.." Jawab Soobin sembari mengalihkan pandangannya. Yeonjun sedikit terkejut, dia melanjutkannya dan langsung memasukannya. Soobin sedikit mengeluarkan suara, Yeonjun menjadi semakin semangat.

Choices - [YeonBin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang