Malam pertama atau terakhir?

183 10 0
                                    


Soobin terbangun dengan Yeonjun sudah di atasnya. "Saya dimana?!" Yeonjun yang melihat Soobin sudah sadar, dia berkata "Oh, kamu udah bangun ya? Yah... ... aku ga bisa keluarin ini, hehe." Soobin bingung apa maksudnya, setelah lihat ke arah dimana mata Yeonjun mengarah, Soobin terkejut. "Apa?! k-keluarkan itu! kau melakukan itu selama Saya pingsan?! gila!" mendengar itu Yeonjun menyeringai "Iya, karena kalau aku melakukannya saat kamu sadar... aku akan terkena pukul olehmu~" Soobin memukulnya di bagain dada Yeonjun, berharap Yeonjun berhenti melakukannya. Tidak, Yeonjun melanjutkannya dan membuat Soobin tersentak sesaat. "Ack! h-hentikan!" mendengarnya Yeonjun menyeringai "Kaget? mau lagi?" "Tidak! hentikan itu sekarang juga!" Yeonjun menyeringai lagi dan lagi "Kalau kamu mau aku berhenti, coba ingat siapa aku dan kenapa aku pacarmu." Soobin bingung apa yang dimaksudnya, bagaimana dia akan mengingat siapa Yeonjun sebenarnya? "S-saya tidak tahu siapa anda! k-...uhm...!..keluarkan itu!" "Hm...kamu ingin aku mengeluarkan ini?" Yeonjun bertanya kepada Soobin dengan wajah menyeringai. "I-iya! keluarkan itu!" Yeonjun memasang wajah seperti mendengar lelucon "Oke kalau begitu..." Soobin tersentak, dia merasa di dalam perutnya begitu hangat dan terasa aneh baginya. "K-kau! kau- kau tidak seharusnya keluar di...di dalam! Ugh...cepat lepaskan Saya..." Yeonjun menghela nafas "Tapi, kalau aku melepaskanmu itu akan meluber kemana-mana...apa kamu mau kasurmu berantakan dengan air man-" ucapan Yeonjun dihentikan oleh telapak tangan Soobin yang menutup mulutnya. "Cukup, sekarang lepaskan Saya. Kalau itu meluber kemana-mana, biarkan, Saya yang akan membersihkannya. Kau pergi dari sini, sekarang juga." Yeonjun yang tadinya masih terdiam sejenak setelah Soobin menutup mulutnya, dia menuruti Soobin.

Setelah Soobin selesai memberishkan dan membereskan kasur miliknya, Soobin masih melihat Yeonjun yang sedang bersandar di pintu. "Apa yang kau lakukan? pergi dari sini." Kata Soobin yang sedang merapihkan dasinya. "Kalau aku ketahuan dengan anak buahmu dibawah sana bagaimana?" Soobin langsung menoleh ke arah Yeonjun "Bagaimana kau tahu ada anak buahku?" Yeonjun berjalan ke arah Soobin dan berkata "Hm, tidak tahu...?" Yeonjun berhenti berbicara dan membungkukan badannya agar sepadar dengan tinggi Soobin "Bagaimana kalau kamu temani aku keluar dari sini? kamu tidak mau kan ketahuan dengan anak buahmu kalau kita...ehem." setelah berkata itu Yeonjun kembali ke posisi semula. Soobin mendengarnya sedikit...kesal.
"Baiklah." Soobin melewati Yeonjun dan memanggil Yeonjun untuk mengikutinya, di elevator Yeonjun mengoceh berbagai pertanyaan. "Apa kau yang membangun semua ini? aku tidak tahu kalau kau berniat pada hal ini. Setahuku kau dulu sangat polos, dan hanya mengikuti perkataanku. Sekarang, dimana tingkah polos itu? hm?" Soobin mengabaikannya setiap Yeonjun bertanya hal-hal yang tidak sama sekali Soobin ingat. "Tidak mau menjawabnya? hm...sayang sekali. Oh ya, apa kau masih ingat dengan Kang Taehyun? Bukankah dia teman lamamu sejak kau masih kecil? dimana dia sekarang?" Soobin akhirnya mengeluarkan kata "Apa kau bisa diam saja? telingaku seperti akan meledak mendengar suaramu terus menerus." Yeonjun terdiam dan "Hm...baiklah jika itu maumu."

Sesampainya di lobby, dan benar saja semua anak buah Soobin berada di lorong lobby. Penuh dengan anak buahnya, Yeonjun yang melihat mereka tidak terkejut sekalipun. "Bos? hei! kau menjauh! bos! dia siapa?!" salah satu anak buah Soobin yang langsung menutup jalan Yeonjun "Tenang, dia hanya [2743]." ucap Soobin pada anak buahnya. Anak buah Soobin mundur dan membiarkan Soobin mengantar Yeonjun sampai keluar gedung itu. Saat di luar "Sesuai dugaan. Bagaimana? aku benarkan?" Kata Yeonjun dengan wajah senyum.

"Kau sebaiknya pergi."
"Ah, kamu tidak asik. Baiklah, aku pergi. Tapi-! nomor ponselmu."
"Apa?"
"Berikan nomor ponselmu."
"...sini."
"Hehe, terima kasih sayang~"
"..." Soobin meminta Yeonjun memberikan ponselnya kepada Soobin, Soobin mengetik nomornya dan menyuruh Yeonjun untuk pergi. Setelah Yeonjun pergi, tidak tahu dari mana arahnya, ada peluru yang melesat ke arah kiri Soobin. Soobin terkejut karena peluru itu menggores sedikit pipi kiri Soobin. Para anak buahnya menghampiri Soobin dan menutupi Soobin dari semua arah. Soobin yang masih sedikit kaget berkata "Biarkan saja, itu meleset. Saya akan masuk kembali ke dalam, kalian jaga keadaan luar gedung maupun luar kamar Saya." mendengar itu, anak buah Soobin segera melaksanakannya.

Choices - [YeonBin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang