Hal Yang Tak Terduga

101 9 0
                                    


Soobin tersadar dengan wajah sangat terkejut. "A-apa semua ini?! apa yang kau lakukan padaku?! lepaskan!" Yeonjun menatapnya kosong, dia menghampiri Soobin. "Apa kamu ga liat semua ini? di setiap dinding ada fotomu dan aku. Semenjak dari kita SMP sampai SMA kita selalu bersama, dan kamu menyatakan perasaanmu ke aku saat kita kelas 2 SMA. Aku ga kaget, karena aku memang dari lama menyukaimu. Tapi, saat hampir kita lulus SMA, kamu minta putus denganku. Tanpa alasan yang jelas. Kalau kamu mencoba mengingatnya lagi, aku pastikan kamu akan menyesal kenapa kamu memutuskan untuk putus denganku. Apa kamu ingat sekarang?" Soobin melihatnya sangat bingung, apa yang di maksud orang ini? pikirnya. "...apa maksudmu.." Yeonjun menghela nafas "Apa kamu ga capek terus bertanya 'apa maksudmu'? aku sudah jelas-jelas memberitahu kamu semuanya. Dan kamu masih bertanya 'apa maksudmu'?!" Yeonjun menarik kerah baju Soobin dan mendekatkannya ke wajah Yeonjun. "Ingat Soobin, dulu kamu sedikit naif. Kamu selalu nurut dengan apa yang aku perintahkan ke kamu, dan itu kesalahanmu. Salahmu menuruti semuanya, salahmu menyatakan perasaanmu ke aku. Dan lihat akhirnya? kamu minta putus, sangat bodoh bukan? Kenapa? apa alasan kamu putus sama aku? aku cuman butuh jawaban kenapa kamu putus sama aku." Soobin hanya terdiam, Yeonjun emosi. Yeonjun berdiri tegak dan keluar dari ruangan itu, "Apa?! hei! lepsakan Saya dari sini! hei!!!" Soobin terdiam setelah Yeonjun menutup pintu ruangan itu. Soobin melihat sekelilingnya, banya sekali foto-foto dia dan Yeonjun. Tetapi, dia tidak ingat kapan dia dan Yeonjun mengambil semua foto itu.

Beberapa jam kemudian, Soobin merasa sangat pusing. Dia mengingat hal-hal yang sangat membingungkan, dia mengingat suatu hal saat dia bersama Yeonjun. "Baju SMA..?" Soobin bergumam tentang ingatannya, dia dan Yeonjun memakai baju SMA dengan pose dua jari. Mengingatnya Soobin melihat sekitar untuk mencari foto dari ingatan itu, dan benar saja, foto itu ada tepat di depannya. Soobin tidak bisa berkata-kata, semua yang dikatakan Yeonjun benar. Setiap bermenit-menit, Soobin semakin pusing dan terus-menerus mengingat sedikit demi sedikit ingatan lamanya bersama Yeonjun. Sampai-sampai, dia mempunyai ide gila. Dia mencoba untuk menggoyang-goyangkan kursi sampai dia terjatuh, lalu Soobin menutup matanya seakan dia pingsan. Dia mendengar penjaga Yeonjun masuk ke ruangan dengan suara panik, banyak yang berbicara disana dan disini.

Beberapa menit kemudian, Soobin merasa ada yang mengangkatnya dan meletakan dia di kursi penumpang. Tidak lama kemudian, pandangannya gelap.

Soobin terbangun sudah berada di atas kasur, melihat sekeliling dia tidak mengenal ini rumah siapa. Soobin melihat ke arah jendela di sebelah kiri, pandangan yang lumayan indah. "Kamu udah sadar, sayang?" Soobin tersentak, dia hanya terdiam. Yeonjun menghimpiri Soobin dan duduk di sebelah Soobin di tepi kasur. "Kamu nyoba kabur?" Tanya Yeonjun pada Soobin, Soobin yang mendengarnya hanya mengalihkan pandangannya. Soobin masih memikirkan, kenapa dia dan Yeonjun bersama saat SMA, masih sangat sulit untuk di ingat."Soobin, kamu sengaja jatuhin diri kamu sendiri kan?" Soobin sedikit tersentak, dia terkejut bagaimana Yeonjun tau kalau dia sengaja menjatuhkan dirinya? "T-tidak..." Yeonjun menghela dan bangun dari duduknya lalu jalan ke dapur. Soobin terkejut dengan Yeonjun yang tiba-tiba bangun dari duduknya, Soobin ingin bangun dan memberi tahu apa yang dia ingat ke Yeonjun, Soobin bangun dari tidurannya lalu mencoba untuk berdiri. Hendak berdiri, dia merasa sangat pusing dan hampir terjatuh. Yeonjun tiba-tiba datang dan berdiri di samping Soobin yang sembari memegang kepalanya "Kenapa kepalamu?" Yeonjun bertanya pada Soobin dengan nada khawatir. Soobin hanya menggelengkan kepalanya dan lanjut mencoba untuk berjalan. Yeonjun memegang pundak dan pinggang Soobin untuk membantunya berjalan, "Apa kamu lapar? kayaknya aku ga terlalu lama tinggalin kamu di ruangan itu." Yeonjun menanyakan keadaan Soobin yang terlihat sedikit pucat. Mendengar itu, memang Soobin merasa lapar walau hanya di tinggal sementara di ruangan penuh memori itu. Yeonjun menyuruh dirinya untuk duduk, setelahnya Soobin menunduk dan memegang kepalanya yang sangat pusing. Yeonjun setelah membantu Soobin duduk kembali ke belakang kabinet, sebelum Yeonjun menjauh darinya Soobin menahannya dengan memegang tangan Yeonjun. Yeonjun yang dipegang tangannya menoleh kearah Soobin "Ada apa?" Soobin berdiri dan memeluk Yeonjun. Yeonjun terkejut dengan apa yang Soobin lakukan, "Ada apa ini? kamu kenapa? kangen?" Yeonjun mempertanyakan kelakuan Soobin, Soobin menjawabnya "S..siapa dia?" Soobin menanyakan orang yang ada di ingatannya, Yeonjun terlihat bingung dan memeluk balik Soobin. Soobin memeluknya lebih erat dan berbicara "Apa kau ingin melakukannya lagi?" Soobin berpikir jika melakukannya, dia akan mengingat memori lamanya yang hilang. Yeonjun mendengarnya terdiam sejenak, dan kemudian "Kenapa tanya begitu?" Yeonjun terlihat tidak senang untuk melakukan itu. Soobin ingin melakukannya "Apa...aku melakukan kesalahan..?" Yeonjun terdiam. "...aku ingat semuanya, apa kamu ingin tahu apa yang kuingat?" Yeonjun tetap terdiam, dalam keadaan ini mereka masih saling berpelukan. "...kak Yeonjun..aku tau dulu kamu suka basket, dan...aku pernah ga sengaja dengar percakapan kamu sama Bongju, kalau kamu bilang aku buruk dalam basket, haha." Yeonjun melepaskan pelukan Soobin darinya dan berjalan ke kamarnya. "..? kak Yeonjun?" Soobin bingung, dia mengikuti Yeonjun ke kamarnya. Yeonjun duduk di atas kasur dan menghela, Soobin yang mengikutinya juga ikut duduk di kasur. "Kak..? ada apa?" Yeonjun menoleh ke arahnya "Sejak kapan kamu ingat?" Pertanyaan Yeonjun pada Soobin dari kapan dia mengingat siapa Yeonjun sebenarnya. Dengan Yeonjun bertanya itu, Soobin diam lagi dan tidak berbicara. Soobin tidak tahu bagaimana caranya untuk memberitahu Yeonjun soal memori yang dia ingat. Yeonjun menghela, dia menidurkan Soobin ke kasur "Kak Yeonjun? ada apa?!" Yeonjun mengendus-endus Soobin di setiap bagian tubuh, sampai di suatu titik di bagian kemaluannya Soobin. "Kamu menunggunya kan?" "??? j-jangan! kumohon!" Jawab Soobin terbata-bata ketakutan, Yeonjun tidak membiarkannya. "Kamu yang minta tadi, bukan?" Soobin terdiam, Yeonjun melepaskan semua baju Soobin. Soobin hanya terdiam dan tidak melakukan apa-apa, karena memang dia yang memintanya tadi. "Mau aku langsung masukin aja, atau longgarin dulu?" Wajah Soobin memerah "L...langsung aja.." Jawab Soobin sembari mengalihkan pandangannya. Yeonjun sedikit terkejut, dia melanjutkannya dan langsung memasukannya. Soobin sedikit mengeluarkan suara, Yeonjun menjadi semakin semangat. Soobin terkejut dengan kecepatan Yeonjun dan mendesah terus menerus.

Choices - [YeonBin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang