Kedatangan Hana

270 9 1
                                    

Hai, Maaf updatenya telatt.... buanget. Terakhir up kayaknya bulan Maret, ya? Oke, deh. Maaf ya, cinta♡

HAPPY READING
.
.
.
.
.
.


"Ra, kepala saya berat banget. Rasanya, kayak dihantam sama beton 100 Ton!" adu Arkham.

Ya, Sehabis menaiki bianglala tadi, Arkham sempat muntah-muntah, karena ketakutan. Zahra menjadi khawatir, karena Arkham sudah 4 kali bolak balik kekamar mandi, hanya untuk memuntahkan semua isi perutnya.

Kini Arkham dan Zahra tengah berada diruang tengah. Arkham sudah tak sanggup berjalan ke kamarnya sendiri. Zahra sedikit merasa bersalah karena sudah memaksa suaminya untuk mengikuti kemauannya. Dirinya benar-benar sangat egois, pikir Zahra.

Zahra menyusul Arkham yang akan berjalan dengan gontai untuk menuju kakar mereka. Mana mungkin Zahra tak khawatir, ini saja karena ulahnya. Saat telah sampai didepan pintu kamar, ia tak sengaja berpapasan dengan adik iparnya.

"Loh? Aku kira tadi kalian belun pulang. Padahal masih jam segini, loh?" Ujar Farhan dengan kerutan didahinya.

"Gus Arkham mabok!" Jawab Zahra yang mampu membuat mata Farhan membola. Perasaan tadi abangnya membawa motor, bukan mobil. Lalu, mengapa bisa mabuk?

"Mabok apa, Mbak?"

"Mungkin karena naik bianglala tadi, makanya muntah-muntah." Farhan menghela nafas. Sudah dirinya duga ini akan terjadi.

"Yaudah, Mbak masuk dulu aja. Aku ini mau buatin teh hangat, biar agak mendingan." Lelaki itu melenggang dari sana untuk membuatkan teh abangnya.

Zahra memasuki kamar dengan pelan-pelan. Matanya menatap Arkham yang membelakanginya, sambil memegang kepalanya sendiri. Sesakit itu kah rasanya phobia?

"Gus? Mau saya pijit ga kepalanya?" Arkham menoleh kebelakang dengan mata yang sudah berair. Arkham menangis?
Zahra berjalan kearah Arkham, lalu mendudukkan diri disampingnya.

"Sakit banget ya, Gus?" Zahra membawa Arkham kedekapannya. Ia tak tahu harus berbuat apa disituasi genting seperti ini. Ia sangat menyesal telah membawa Arkhak ke tempat itu.

"Asal kamu bahagia, saya akan tak akan menolaknya, sayang." Zahra berdecak Mendengar panggilan 'Sayang', membuat jantung Zahra berdetak dua kali lipat lebih cepat.

"Gusnya masih sakit, loh. Kok masih sempet-sempetnya ngegombal!" Arkham terkekeh puas melihat wajah istrinya yang sudah merah.

"Saya tak ingin kamu mengkhawatirkan keadaan saya, saya seperti ini juga bukan karena kamu, hanya saja saya yang selalu mabuk. Jadinya gini, deh," ujar Arkham menatap lekat manik mata Gadisnya. Zahra menghapus air mata Arkham.

Arkham mengelus pipi Zahra penuh kelembutan. Sedangkan, Sang empu yang mendapat reaksi tersebut memejamkan matanya, menikmati setiap elusan hangat dan menenangkan yang suaminya berikan. Tak ada percakapan selama kegiatan tersebut, hanya keheningan menyapa mereka.

"Mas, ini--"

Arkham menurunkan tangannya saat pintu kakar dibuka oleh seseorang. Farhan dengan rasa tidak bersalahnya pun menyengir lebar. Cobaan jomblo memang berat, namun lebih berat lagi punya cewek macam Nadin yang prawakannya macam preman.

"Aku taruh sini ya, Mas. Ee.. lanjutin, lanjutin!" Zahra menundukkan kepalanya, mencoba untuk menyembunyikan wajahnya yang memerah akibat ketahuan mesra-mesraan dikamar oleh adik iparnya sendiri. Farhan keluar dari kamar Arkham dengan mulut tak berhenti mendumel, meratapi nasib jomblonya.

Arkham menangkup wajah istrinya agar gadis itu mau menatapnya. Wajah Zahra terangkat, menatap manik mata Arkham. Ruangan tersebut sunyi, karena kedua insang yang berada didalamnya sama-sama menikmati keindahan ciptaan tuhan yang nyaris sempurna dimata mereka masing-masing.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ISTRI NAKAL UNTUK GUS ARKHAM|| ON GOING ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang