3

2K 201 3
                                    

Devon menggeliat dari tidurnya, matanya terbuka sayu melihat langit-langit kamar.

Ia bangun dari tidurnya dengan hati-hati takut Vincent dan Bianca terbangun, setelah turun dari tempat tidur dengan aman Devon langsung melangkahkan kakinya cepat menuju kamar mandi yang ada di kamar untuk menyelesaikan panggilan alam.

Beberapa menit kemudian Devon keluar dengan perasaan lega sehabis dari kamar mandi.

Clek

Pintu kamar terbuka pelan menampilkan Devan yang mengintip ke dalam kamar.

"Eh bang?"

"Ssstt." Devon mengangkat jari telunjuk didepan mulutnya menandakan untuk tidak berisik, Devan mengangguk.

Tangan kanannya menarik sang kembaran untuk keluar dari kamar lalu mengendong tubuh yang sedikit kecil dari tubuhnya tersebut menuju kamarnya bersama.

Devon terkejut kala tubuhnya diangkat oleh Devan, "hey turunkan aku, aku berat."

Devan mengangkat alisnya sebelah, berat dari segi mana kalau tubuh Devon sedikit kecil dan ringan saat digendong. Meskipun abangnya itu lebih tua karena lahir lebih dulu tapi dari fisik abangnya pasti kalah.

Karena perbedaannya jauh banget.

Setelah sampai ke kamar Devan membaringkan tubuh Devon di atas kasur dengan lembut lalu berbaring di samping kembarannya itu.

Devan menarik Devon ke dalam pelukannya dan menepuk punggungnya, "ayo tidur."

"Kenapa?" Tanya Devon menatap tepat ke mata Devan.

Yang ditanya gelagapan, "i itu Devan gak bisa tidur kalau gak ada abang yang peluk."

Devon mengangguk menerima jawaban dari Devan, matanya melihat ke arah jam dinding yang ada dikamar, jam 1 berarti ia bangun tengah malam untuk ke kamar mandi.

"Hmm ayo tidur." Devon memeluk tubuh Devan dan ia elus rambutnya membuat sang empu merasa nyaman dan menyelam ke alam mimpi dengan memeluk pinggangnya.

Melihat Devan yang tertidur Devon juga ikut menyelam ke alam mimpi karena merasakan kantuk berat.

-----

"DEVAAANNNN!" Teriakan membahana dari Bianca sukses membuat mansion ribut di pagi hari.

Brak

Bianca menatap kesal Devan dan Devon yang sedang tidur dengan berpelukan.

"Huh mentang-mentang udah tidur malah diambil lagi ni anak." Bianca menggelengkan kepalanya mendekat untuk membangunkan saudara kembar tersebut.

"Heh Devan bangun."

Tangan Bianca menepuk-nepuk pipi Devan membuat sang empu langsung bangun dari tidurnya, ia menatap bingung sang mama yang menatapnya marah.

"Apa?" Tanya Devan.

Bianca mendengus kesal, "bangun mandi pake baju seragam habis itu sarapan cepat sana."

"Bentar ma Devan bangunkan abang."

"Aaa tidak tidak tidak mama suruh kamu kok."

"Lah?" Devan mengerutkan keningnya.

"Mau mandi gak?!" Bianca menatap tajam Devan, tatapan khas emak-emak.

Devan pasrah bangun dan berjalan ke kamar mandi meninggalkan Bianca bersama dengan Devon yang sedang tertidur lelap.

Bianca menatap gemas wajah Devon yang tertidur, tangannya mengelus pipi sang anak dengan lembut. "Devon sayang ayo bangun."

Devon yang merasakan pipinya diusap membuka matanya melihat sang mama yang tersenyum padanya lalu bangun dari tempat tidur untuk mengumpulkan nyawa.

DEVON Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang