10

747 97 5
                                    

Devon menatap malas teman-temannya ditambah Devan yang sedang bergosip ria tentang hal yang terjadi di sekolah.

Saat ini jam sedang kosong kala para guru sedang ada rapat dengan kepala sekolah.

Beberapa siswa ada yang makan di kantin, tidur di pojok kelas, putar-putar sekolah serta ada yang bawa laptop ke sekolah buat main game.

Merasa bosan Devon mengeluarkan ponselnya lalu membuka aplikasi wp untuk melanjutkan bacaannya yang belum terselesaikan, saat ingin mengganti chapter berikutnya ada iklan aplikasi seperti biasa untuk mempromosikan app atau game.

Devon yang ingin skip langsung berhenti sesaat kala melihat iklan game itu, lumayan seram dimana ada 1 pemburu dan 4 penyitas.

Tapi gak terlalu seram amat.

Akhirnya Devon mencoba game tersebut.

30 menit kemudian

"Idih idih." Devon langsung sinis saat melihat salah satu timnya tidak bisa menahan pemburu terlalu lama, mana pakai skin bagus pula.

Azkal yang melihat ekspresi wajah Devon dari awal ia main game lantas bertanya, "lo main apaan sih? Kek seru banget."

"Bukan seru tapi bikin jengkel sih." Ucap Devon tanpa melihat ke arah Azkal.

Lose

Itulah kata yang tertulis dilayar ponsel Devon.

Devon yang jengkel lantas keluar game tersebut lalu menghapusnya, ia bersandar pada kursi yang didudukinya.

"Huft, kapan kita belajar?" Tanya Devon pada Azkal yang sedari tadi menatapnya.

"Kita sih tidak belajar hari ini, para guru sama OSIS lagi sibuk banget keknya."

Devon berpikir sejenak, kalau OSIS semua sibuk berarti Felix juga bakal terbebani mengingat perannya yang penting.

Ea.

Devon langsung bangun membuat Devan, Alana dan Azkal langsung melihat ke arahnya.

"Mau ke mana bang?"

"Kantin." Ucap Devon langsung keluar kelas.

Setelah Devon keluar Alana dan Azkal langsung beralih ke Devan yang duduk di kursinya, "lo tidak ikut Devon?" Tanya Alana.

Devan menggeleng, "kagak paling beli makanan habis itu balik lagi ke sini." Ucapnya dengan santai sembari bermain game tembak-tembakan.

Alana memutar bola matanya malas.

Memang iya sih bakal balik tapi kurang yakin juga.

Devan berjalan memasuki kantin disana ada beberapa siswa yang makan, mengabaikan hal itu ia berjalan ke stan nasi goreng.

"Bude nasi goreng ya nasinya yang banyak sama botol airnya dua." Ucap Devon memesan.

"Oke den." Bude nasi gorengnya mengacungkan jempolnya, sambil menunggu pesanan siap Devon membuka ponselnya.

"Permisi."

Suara lembut yang mendayu-dayu mengalihkan perhatian Devon ke seorang siswi yang menatapnya malu-malu, Devon memutar bola matanya malas.

"Ini kak putri membuat bekal untuk kakak, mohon diterima ya." Ucap Putri memberikan sebuah tas bekal imut.

"Terima saja von, adek gua udah bangun pagi pagi buatin bekal buat lo." Ucap Adam yang ternyata mengikuti sang adik.

"Ish abang ini hump." Ucap Putri ngambek diakhiri melipat kedua tangannya dengan pipi menggembung agar terlihat menggemaskan dimata Devon.

Devon menghela nafas kasar.

DEVON Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang