11

599 81 5
                                    

"Hoam." Devon menguap sambil mengangkat tangannya ke atas untuk merenggangkan tubuhnya yang kaku.

Devan berjalan ke arah motornya yang terparkir, sekolah hari ini memulangkan semua muridnya karena para guru sibuk dengan acara yang diadakan dalam waktu dekat.

"Beh dedek udah ngantuk saja padahal belum malam loh ini baru menjelang siang." Ucap Azkal melihat jam tangannya.

"Yaudah sih terserah orangnya, gua pulang dulu dah dijemput sopir didepan." Ucap Alana berjalan ke arah mobilnya yang ada didepannya sembari melambaikan tangannya.

Devan membawa motor sportnya didepan Devon dan Azkal, "ayo bang kita pulang, duluan bro." Ucapnya sembari melakukan tos dengan Azkal.

"Yoi baik-baik dijalan jangan sampai dedek pon luka."

"Ck gitu-gitu abang gua juga kocak bakal gua jaga dengan baik."

Azkal ngengir, "bagus sih kalau gitu, dah sana pulang."

Tanpa membalas Azkal Devan melajukan motornya meninggalkan area sekolah.

Diperjalanan Devan maupun Devon sama-sama diam, saat didepan lampu merah Devon melihat sebuah toko buku sontak menepuk pundak Devan.

"Mau ke situ." Ucap Devon, ia pengen beli beberapa buku untuk dibaca nanti.

Lampu berwarna hijau Devan yang mengerti membelokkan motornya ke arah toko buku, Devon turun dari motor dan masuk ke dalam tanpa menghiraukan panggilan dari saudara kembarnya tersebut.

"Eh? Eh bang tunggu." Devan menghela nafas, kalau sudah namanya buku Devon pasti langsung gercep.

Matanya menangkap toko yang menjual barang lucu tepat di sebelah toko buku, ah jadi kepikiran pengen beli barang lucu alhasil Devan masuk ke dalam toko tersebut.

30 menit kemudian Devon keluar dari toko buku dengan memegang Tote bag di tangan kanannya, wajahnya tersenyum menunjukkan kalau saat ini ia puas memandangi buku-buku yang ada di toko apalagi menghirup bau buku.

Melihat sekitar Devon mengerutkan keningnya, dimana Devan?

Kakinya melangkah ke arah motor Devan yang terparkir apik di depan parkiran toko, apakah anaknya nyasar lagi? Devon jadi malas cari.

"Udah selesai bang?" Tanya Devan yang juga membawa Tote bag berisi barang belanjaan.

Devon menatap heran saudara kembarnya lalu beralih ke toko yang berada disamping toko buku yang ia masuki itu.

"Beli apa itu?" Tanya Devon menatap Tote bag milik Devan.

"Ada deh bang nanti kita buka saat sudah dikamar saja."

"Oke."

-----

Devon membaringkan tubuhnya setelah selesai membersihkan dirinya.

Terlalu lama disekolah membuat dirinya bosan bahkan tidak ada mata pelajaran karena para guru sedang sibuk mempersiapkan acara yang sangat penting menurut mereka, entahlah apa yang penting dari acara tersebut.

Devan yang keluar dari bathroom sesudah membersihkan diri langsung menghampiri sang kakak kembar yang tengah berbaring di atas tempat tidur, tangannya mengambil Tote bag yang ada di atas meja nakas.

"Bang nanti pakein ke tasnya abang ya, ini gantungan kunci lucu." Ucap Devan seraya menunjukkan gantungan kunci beruang couple di depan Devon, warna putih dan cokelat.

Saling memeluk dan akan tertempel kalau berdekatan karena ada magnetnya.

Devon mengambil posisi duduk untuk melihat gantungan kunci yang ditunjukkan Devan.

"Mau ambil yang mana?" Tanya Devon menatap gantungan kunci tersebut.

"Hmm... Devan mau ambil yang ini saja, abang ambil yang ini." Ucap Devan mengambil gantungan kunci beruang warna cokelat dan memberikan Devon gantungan kunci warna putih.

"Oke."

"Ayo bang kita pasang di tas sekolah kita."

Devon dan Devan memasang gantungan tersebut di tas masing-masing, setelah selesai Devon kembali berbaring lagi di atas tempat tidur.

"Hanya itu saja?" Tanya Devon, barangkali ada yang dibeli Devan selain gantungan kunci.

Devan hanya tersenyum tampan ea.

"Ada lah bang tapi nanti."

Devon berdehem menanggapi jawaban sang kembaran, entah kenapa rasanya ia malas bangun dari tempat tidur.

Devan berbaring di samping kembarannya lalu memeluk saudara kembarnya tersebut, "hum abang~"

"Iya?"

"Devan bosan~" Devan menduselkan kepalanya di dada Devon.

Devon menghela nafas, bukan hanya Devan saja yang bosan dirinya juga bosan.

Mereka pulang sekolah lebih cepat dari jam biasanya sehingga mereka mempunyai waktu luang, tapi bosan juga sih.

Mata Devon melirik ke arah jam dinding yang ada dikamar, jam 12.

"Abang juga bosan, huh tapi ngantuk."

"Hum."

Devan juga merasa ngantuk saat dekat dengan Devon padahal tidak melakukan apa-apa.

"Ngantuk." Gumam Devan sebelum menyelam ke alam mimpi.

Bianca mengentuk pintu kamar si kembar untuk memanggil mereka untuk makan siang namun tidak ada respon, ia membuka pintu perlahan dan melihat anak kembarnya tengah tertidur bareng dengan saling pelukan.

Owh pemandangan didepannya sangat lucu.

Tangan Bianca mengeluarkan ponselnya lalu memotret anaknya dalam sudut yang berbeda-beda, setelah selesai mengambil gambar dengan hasil yang maksimal ia histeris saat melihat anak-anak lucunya tanpa mengeluarkan suaranya.

Tantrum sendiri.

Setelah selesai tantrum dan menenangkan dirinya Bianca pun keluar kamar si kembar dan menutup pintunya pelan.

Sepertinya mereka mengalami hal yang berat.

"Mereka mana mah?" Tanya Eron yang duduk dimeja makan."

Bianca mengangkat jari telunjuknya didepan mulut menandakan diam, "mereka sedang tidur, capek banget keknya."

"Iya sih sekarang Devon malah kebo kalau tidur tidak kenal waktu." Ucap Eron.

"Abang habis ini ada kerjaan lagi?"

"Tidak ada mah jadi hari ini abang pulang cepat."

"Okelah bang makan makan, mama mau ke halaman belakang dulu mau urus bunga-bunga." Bianca berjalan menuju halaman belakang.

Eron memakan makanannya dengan tenang lalu membereskan piring bekas makannya,mereka sudah diajarkan untuk mandiri dan tidak berharap orang lain.

Saat berjalan menuju kamarnya Eron berhenti didepan kamar si kembar ia ingin mengecek apakah yang dikatakan mamanya itu benar atau tidak.

Clek

"Wah beneran kebo." Ucap Eron menghampiri Devon dan Devan yang tertidur diatas tempat tidur dengan posisi berpelukan.

Reon menatap sejenak dua adiknya yang tidur dengan tenang tersebut, rasanya baru kemarin ia melihat adiknya masih kecil dan sekarang sudah besar.

Beh terharu banget dirinya bisa menjadi contoh kakak yang baik bagi adik-adiknya.

"Selamat tidur kebo." Gumam Eron mencubit pelan hidung Devon sehingga sang empu sempat terusik kembali tertidur dengan tenang.

Eron menggelengkan kepalanya lalu menutup pintu dan berjalan ke kamarnya.

DEVON Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang