12

357 43 0
                                    

Seperti biasa seluruh keluarga Devon setelah makan malam saat ini berada di ruang keluarga.

Vincent dan Bianca sedang menonton acara malam, Eron yang melihat perkembangan kantor di tab nya, Felix yang rebahan diatas sofa karena lelah mengerjakan tugas OSIS, Devan yang sedang Mabar sama teman-temannya dan Devon yang sedang mencoba map horor dari game platform yang direkomendasikan temannya.

Gamenya kelihatan seperti game anak-anak tapi beberapa orang dewasa juga memainkannya terlebih main di map horor yang katanya seru.

"Gila ini mapnya serem banget." Gumam Devon menjelajah map tersebut.

"MAMA!" Semua orang terkejut langsung menatap Devon, bahkan Devan yang sedang Mabar dengan teman-temannya langsung menatap saudara kembarnya mengabaikan gamenya.

"Ada apa sayang? Jangan bikin mama takut." Ucap Bianca pindah duduk disebelah Devon.

"Ee tidak apa, tadi lagi main map horor." Ucap Devon menggaruk pipinya malu.

Vincent menatap Devon lalu tersenyum menggoda anaknya, "eh bukannya adek tidak suka main map horor?"

Devon memerah malu, kacau sekali.

"I itu kan ada plot cerita yang mau Devon lihat."

"Loh? Adek kan bisa lihat dari yutub tanpa harus main." Ucap Eron tersenyum geli melihat wajah adiknya.

"Kan mau coba main." Ucap Devon mengelak.

Bianca menghela nafas, "adek jangan main lagi nanti teriak lagi mama yang jantungan."

"Maaf."

Vincent berdiri dan menarik tangan Bianca lembut, "kalian ke kamar kalian sudah malam jangan tidur terlalu larut." Ucapnya sambil memarik sang istri ke kamar mereka setelah mematikan televisi.

"Iya."

Semuanya kembali ke kamar masing-masing, Devon membaringkan tubuhnya di atas kasur sembari memejamkan matanya ingin menyelam ke alam mimpi.

"Bang." Panggil Devan dengan nada yang pelan.

"Hmm." Devon membuka mata sebelahnya melihat Devan yang menatapnya.

Devan menunjukkan ponselnya dengan layar game, "bang kita Mabar ini yok."

Mata Devon melihat baik-baik gamenya lalu menutup matanya, "tidak adek saja yang main." Ucapnya malas, menurutnya game perang-perang seperti itu akan membuat moodnya anjlok dan terbawa emosi.

Mending main game jelajahi map atau game arcade.

Melihat Devon menolak dan menutup matanya Devan langsung menutup ponselnya dan berbaring di samping kembarannya itu dan memeluknya.

Devon membuka matanya saat melihat Devan yang menyembunyikan kepalanya di dadanya, "tidak main?"

"Tidak mau tidur sama abang ngantuk." Ucap Devan.

Devon berdehem lalu menepuk punggung sang adik kembar sampai tertidur, tangannya mengangkat kepala Devan untuk menjauh sedikit dari dadanya.

Melihat wajah yang tenang itu saat tidur terlihat sangat manis, aaa Devon ingin punya adek kek Devan.

Cup

"Selamat malam." Ucap Devon mencium kening Devan lalu menutup matanya menyelam ke alam mimpi.

-----

Devon menatap datar plus jengkel pada siswi yang berada di depannya menatap malu-malu sementara Azkal, Alana dan Devan menatap malas Putri.

"I ini kak aku bikin bekal untuk kakak." Ucap Putri memberikan bekalnya.

DEVON Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang