6

1.5K 152 6
                                    

"Kami pulang mom." Ucap Felix tidak terlalu keras karena ia sedang mengendong Devon pada Bianca yang sedang duduk disofa ruang keluarga.

Bianca mengangguk kecil, "itu adek bawa ke kamar aja, lelah banget kayaknya."

"Siap mah." Felix mengendong Devon menuju kamarnya yang berada di lantai dua, berada di samping kamar si kembar.

saat naik Felix memilih naik lewat lift karena kalau pake tangga bisa jatuh Devon, Felix memang terbiasa menggunakan tangga ketimbang lift.

"Bang jaga baik-baik itu bang Devon, jangan sampai kenapa-napa. Gua mau pergi nongkrong sebentar." Ucap Devan masuk ke dalam kamar, Felix memutar bola matanya malas, orang ia selalu di kamar.

Ia membuka pintu kamarnya pelan-pelan lalu merebahkan tubuh sang adik di atas tempat tidur dengan sangat hati-hati seakan Devon itu barang gampang pecah, melepas dasi yang tersemat di kerah seragam Devon.

Sebelum ke kamar mandi untuk membersihkan diri Felix menyempatkan diri untuk mencium kening Devon.

"Mimpi indah dek."

Bianca yang sedang menonton berita di televisi melihat ke arah Devan yang turun lewat lift.

"Adek mau ke mana?"

Devan berjalan ke sang ibu lalu menyalim tangannya, "mau nongkrong bentar mah."

"Hati-hati jangan coba-coba balapan atau mama akan sita motormu." Ucap Bianca menatap tajam. Devan meringis.

"Iya mah Devan pergi dulu."

"Hmm."

-----

"Lo yakin gapapa nih?" Tanya Azkal pada Devan yang sedang minum es teh, saat ini mereka sedang nongkrong di sebuah warung makan dekat sekolah bersama teman-temannya yang lain. Tanpa Devon ketahui Devan merupakan anggota geng motor.

"Gapapa selagi kita lakukan hal yang baik dan bukan hal yang membahayakan nyawa." Jawab Devan.

"Oh iya adek lo katanya amnesia ya?" Tanya anggota yang lain, Langit namanya.

Plak

"Abang kocak Devan ni adeknya." Ucap Renza memukul lengan Langit.

Langit mengelus lengannya yang kena pukul Renza, "aw sakit njing, Yee mana gua tahu kan kembar."

Devan memutar bola matanya malas,"dia gak inget gua saudara kembarnya."

Langit menggelengkan kepalanya, "keknya kejedot dinding atau pintu."

"Gak tahu juga." Sahut Azkal.

Saat mereka sedang berbincang, seseorang datang menyela dengan membawa pesanan, "permisi den ini nasi goreng telurnya." Ucap Bu Rini memberikan pesanan Devan.

"Wah makasih bu."

"Sama-sama den."

Setelah Bu Rini pergi Renza selaku wakil ketua geng Wolves angkat bicara, "misi gaes ada yang mau tanding balap dengan kita."

"Siapa tuh?" Tanya anggota yang lain.

"Itu geng Eagle."

"Cih geng sampah itu?" Tanya Eric menatap dingin, ia merupakan ketua geng Wolves.

Renza mengangkat bahunya, "gak tahulah gua cuman menyampaikan kalau mereka mau tanding balap dengan kita malam ini."

"Gua mau-"

"Biar gua saja yang urus." Perkataan Devan dipotong sama Eric.

Devan tidak terima, "kok gitu bang?"

"Lo urus saja Devon jangan sampai dia drop, hal ini biar gua yang urus." Ucap Eric menatap tajam dan dingin.

DEVON Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang