"Hooaaaammm...."Alisya merentangkan kedua tangannya, dahi perempuan itu berkerut menatap interior ruangan yang tengah dia tempati.
"Ini udah sampe Bali ya, setau gue hotelnya bukan yang gaya klasik gini dah."
Alisya perlahan turun dari ranjang yang rasanya sangat nyaman, entah mengapa dirinya tertarik menuju cermin yang berada di pojok ruangan tidak jauh dari pintu.
"Kenapa pakaian gue jadi kaya gini, gue ngga pernah beli model baju ini."
tok...tok..
Alisya menatap ke arah pintu kamar yang perlahan terbuka, seorang wanita muda masuk sambil membawa nampan berisi makanan.
"Selamat malam, Putri, semoga Dewa selalu memberikan kebahagiaan untuk anda, saya membawakan makan malam untuk Putri"
"Hah, Putri? Siapa yang anda panggil putri?"
pelayan yang sedari menunduk seketika mengangkat kepalanya, menatap terkejut karena perkataan majikannya itu.
"Maafkan hamba putri, tetapi yang hamba maksud adalah anda sendiri, Putri Syesilia."
Dahi Alisya mengerut bingung, sejak kapan namanya berubah jadi Syesilia.
"Sebentar, jika boleh tau nama anda siapa dan dimana saya sekarang"
Lagi-lagi pelayan wanita itu terkejut mendengar pertanyaan dari Alisya, kenapa dengan majikannya ini, apa tidur selama beberapa hari dapat membuat orang langsung melupakan dirinya sendiri.
"Saya Berta, pelayan pribadi anda, dan saat ini anda berada di kediaman anda sendiri, kastil amore."
Pusing seketika menyerang Alisya, dia memegangi kepalanya, Berta yang melihat itu segera mendekat meninggalkan nampan di atas meja menuju ke arah majikannya.
"Ashh..." ringis Alisya
Kepalanya seperti dihantam batu besar, sakit sekali rasanya.
"Putri, bertahanlah saya akan panggilkan tabib."
Berta langsung berlari keluar meninggalkan Alisya yang masih memegangi kepalanya hingga tak berapa lama tubuhnya limbung dan kesadarannya mulai menghilang.
..
Tidak lama tabib datang bersama Berta, dirinya bertambah panik melihat majikannya terbaring tidak sadarkan diri.
Tabib segera melakukan pengecekan dengan sihir pengobatan yang dia punya.
"Tuan, bagaimana dengan Putri Syesilia, apakah dia baik-baik saja."
"Tidak ada masalah, sebentar lagi putri akan bangun, mungkin putri masih merasa lemas setelah tidur selama bebera hari, jadi saat dia terbangun tubuhnya masih butuh beradaptasi."
Berta menghela nafas lega mendengarnya
"Tapi tuan, saat saya datang putri tidak mengenali saya dan dirinya, lalu tiba-tiba putri merasakan sakit kepala dan akhirnya tidak sadarkan diri seperti ini, apakah memang tidak ada masalah?"
Simon selaku tabib yang berada di kediaman tersebut mengangguk
"Tidak ada masalah, dia hanya tertidur tapi seperti kataku sebelumnya, tidur yang saat ini tidak akan lama, sebentar lagi dia akan terbangun."
"Baiklah, terimakasih tuan."
"Apakah kau sudah memberi tahu yang mulia jika putri sudah bangun, Berta?"
Berta menunduk sedih "Saya sudah memberitahukannya sebelum bertemu dengan anda, tetapi saya dengar respon yang mulia tidak begitu perduli."
Simon menghela nafas, menatap sedih ke arah perempuan yang masih terlelap dalam tidurnya, memang rumor yang tersebar benar jika kedua orang tua dari perempuan itu tidak pernah perduli, bahkan lebih tepatnya dia di asingkan oleh kedua orang tuanya sendiri yang menjabat sebagai Raja dan Ratu di kerajaan yang makmur ini.
Miris memang tapi itulah faktanya, hanya penghuni istana kerajaan saja yang tahu mengenai hal ini karena yang rakyat tahu semua rumor yang mengatakan Raja dan Ratu yang tidak peduli dengan anaknya sendiri itu tidaklah benar, dengan image yang sudah tersebar jika keduanya itu sangan perhatian dan dermawan kepada setiap rakyatnya membuat masyarakat tidak percaya atas berita tersebut.
"Biarkan putri tertidur, jika dia sudah bangun tolong berikan ramuan ini."
"Baik tuan, semoga Dewa selalu melindungi anda"
Simon keluar di susul dengan Berta di belakangnya, memang jika dirinya menjadi majikannya mungkin sudah lama dia memilih mengakhiri hidupnya.
....
next tidaaakkkk
KAMU SEDANG MEMBACA
DEFTERI - The Second Life
Teen FictionMati hanya karena overdosis obat yang bahkan tidak pernah terbayang di kepala, terdengar aneh tapi memang kenyataannya seperti itu. ....... "Kalo memang ini jiwa gue, terus kenapa gue bisa jadi Alisya, terus kerja di kantor, dapet temen kaya Aira?" ...