"Ada apa sama gue tadi, bisa-bisanya gue ngedrama alay kaya gitu, tapi sayang banget ngga si kalo gue batalin tunangannya, kapan lagi kan gue dapet cowo ganteng kaya gitu, tapi tadi si pelakor kaya tante tante banget padahal kata Berta dia cuma beda setahun sama gue, mata si Archer minus gede kali ya sampe ngga bisa bedain mana yang cantik paripurna sama yang pake dempul doang."
Syesilia terus mengomentari hal yang beberapa jam berlalu di kediaman tunangannya dengan bebas karena setelah sampai di tempatnya Syesilia langsung masuk ke dalam kamarnya dan meminta jangan ada yang menganggunya entah Berta atau siapapun.
Berta yang paham suasana hati majikannya merasa iba sekaligus kasihan, sudah di asingkan oleh keluarganya sendiri dan sekarang punya tunangan yang tidak tahu diri.
Beberapa jam setelah Berta keluar tiba-tiba terdengar suara ketukan dan sebuah suara menginterupsi kegiatan Syesilia yang sedang memikirkan cara bagaimana membuat lelaki itu bucin kepadanya.
Berta masuk setelah di persilahkan oleh Syesilia
" Putri, yang mulia raja datang berkunjung."
Dahi Syesilia berkerut bingung, tumben sekali pak tua itu ingat dengan anaknya.
"Dimana orang tua itu sekarang, Berta?"
"Yang mulia menunggu di taman kastil, Putri."
"Aku akan kesana, kau bawakan teh dan beberapa cemilan kesana ya."
"Baik, putri."

Syesilia melangkah pergi dari kamarnya, aneh saja pikirnya tidak ada angin hujan badai tiba-tiba seorang raja alias orang tua durhaka itu menemuinya, apa dia sdi vonis sekarat hingga membuatnya menjadi baik, tapi sepertinya bukan itu alasannya, bukankah orang jahat susah untuk mati?
"Ada apa anda datang kemari."
Warren berdiri menatap tajam ke arah Syesilia yang baru saja datang mengucapkan salam kepadanya.
"Dimana sopan santunmu, apakah tinggal di sendiri membuatmu melupakan pelajaran tata krama kerajaan, Syesilia."
Syesilia merotasikan kedua bola matanya mendengar sindiran di dalam kalimat ayahnya.
"Mohon maaf tetapi sopan santun saya sudah hilang semenjak saya di asingkan ke sini oleh orang tua saya sendiri yang mulia."
"Memang bagus jika kau di asingkan, sikapmu seperti seorang anak jalanan yang tidak pernah mengikuti kelas etika."
Syesilia tersenyum miring, apakah ini yang di sebut sebagai raja yang penuh perhatian dan bijaksana, lihatlah dia baru saja menghina anak jalanan yang termasuk salah satu rakyatnya sendiri.
"Salam hormat saya kepada cahaya Artorus, maaf menganggu waktu putri syesilia dengan yang mulia raja, saya ingin mengantarkan minuman dan makanan ringan."
"Letakan di meja, Berta."
"Baik, putri."
Berta segera menata minuman dan makanan yang dia bawa di atas meja yang tersedia di taman itu dan setelah selesai dia langsung pamit untuk pergi.
"Cepat katakan apa yang menjadi tujuanmu datang kemari, aku sedang sibuk."
Memang tidak sopan tapi yang saat ini bukan Syesilia asli melainkan Alisya jadi dia tidak masalah kan jika berlaku kasar kepada orang yang jahat kepada pemilik tubuh ini.
"Benar - benar tidak sopan, sepertinya aku harus menyuruh Aero untuk mengajarimu bagaimana etika seorang anggota kerajaan lagi."
Syesilia sengaja menguap di depan raja, membuatnya sedikit emosi namun dengan gampangnya orang tua itu menutupinya
KAMU SEDANG MEMBACA
DEFTERI - The Second Life
Teen FictionMati hanya karena overdosis obat yang bahkan tidak pernah terbayang di kepala, terdengar aneh tapi memang kenyataannya seperti itu. ....... "Kalo memang ini jiwa gue, terus kenapa gue bisa jadi Alisya, terus kerja di kantor, dapet temen kaya Aira?" ...