Bab 18

246 14 1
                                    

Hari hari pun berlalu, tidak terasa pernikahan Azka dan zela sudah hampir memasuki dua bulan. Tidak ada masalah selama 2 bulan ini dalam pernikahan mereka, hanya ada kebahagiaan, canda dan tawa .

Sekarang Azka dan zela bersiap siap, pergi ke rumah orang tua Gus Azka.

Mereka berpergian tidak mengguna kan mobil melainkan naik motor karena rumah orang tua Gus Azka tidak jauh dari sini.

Azka pun mengeluarkan motor nya lalu menghidupkan. Zela yang sudah bersiap langsung keluar. Zela pun langsung menghampiri Azka, lalu naik dan posisi duduk menyamping.

"Pegangan ya zel" ucap Azka

Zela pun memegang bahu Azka "udah bang"

"Maksud Abang bukan pegang itu Zel? "

"Terus pegang apa dong, kepala" Jawab zela dengan polos nya

Azka hanya bisa pasrah lalu kembali menghadap kedepan.

"Nasib² punya bini sifat kayak bocil"

***

Ditaman kota, disamping rumah didekat pesantren Nurul Musthofa. Rumah kedua orang tua Gus Azka.

Azka dan zela sudah sampai, lalu mereka turun dari motor. Tiba tiba saat mau beranjak masuk ada seorang bocil perempuan yang ingin menjahili mereka, adik perempuan Gus Azka tidak lain adalah Aina. Sebenarnya sasaran yang dituju nya bukan zela melainkan Azka, kakak kandungnya.

Zela mengetahui hal itu, melihat sebuah ember berisi air yang ada di atas kepala azka. Tiba tiba ember itu pun terbaring.

Tidak berkata zela segera menarik tangan Azka, sontak Azka merasa kaget karena tiba tiba Zela menarik tangan nya. Disisi lain rencana Aina gagal, membuat aina meronta sangat kesal.

"Zel ada apa?" Tanya Azka bingung.

Zela pun melirik bola mata nya ke arah atas. Azka pun melihat keatas, dan ternyata Aina yang berada diatas balkon.

Disisi lain Aina pun sadar bahwa dirinya sudah dilihat oleh Azka dan zela. Aina pun langsung beranjak pergi.

Azka menghela napas pasrah, melihat tingkah adiknya seperti ini. Membuat Zela pun terkekeh melihatnya.

"Owh lucu menertawakan suami sendiri"

"Harus nya zela biarkan saja Abang tersiram air tadi" ucap zela berusaha menahan ketawa

Zela pun menoleh ke depan dan mendadak umi Abi dan 2 adik Azka didepan pintu.

"Abang lihat kedepan" bisik zela

"Emang ada apa?" tanya Azka langsung menoleh ke depan.

"Ngapain kalian disitu ayo masuk, daritadi umi tunggu" ucap Laila

"Iya umi" jawab Azka dan zela

Azka pun melirik ke arah Adik laki laki yang bernama Aril, karena melihat aina ngumpet dibelakang. Azka menoleh ke arah Aina dan tersenyum sinis, melihat hal itu Aina sangat gemetar.

Azka dan zela pun masuk ke dalam, lalu menyalami tangan umi dan Abi. Aril pun menyalami tangan Azka, dan untuk zela, menyatu kedua tangan nya memberi salam ke kakak ipar nya, tetap mereka bukan muhrim.

Azka melirik ke arah Aina kembali yang berpindah posisi bersembunyi dibelakang umi.

"Ekhmm"

"Aina ayo keluar?" salam Abang Azka dan kakak Zela " lembut umi laila

Aina pun keluar dan berjalan ke arah mereka berdua.

Aina melirik ke Azka dengan wajah Kesal, dia pun langsung berbalik ke arah zela. Aina pun langsung menyalami tangan zela, lalu memeluk nya.

SECOND LOVE STORY  [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang