Patih?

29 2 1
                                    

Disiang yang panas itu ayu sedang berjalan membawa serpihan pecahan kendi yang tadi ia bawa,ayu termenung sambil berjalan menuju kembali ke dapur,ayu berjalan sembari tak memperhatikan jalan saat pikiran nya di penuhi oleh lelaki tadi.

"FLASHBACK"

Disaat netra mereka saling bertatapan seakan menatap sangat dalam satu sama lain,tiba tiba lelaki itu mendengar apa yang ayu katakan "benarkah kau tidak mengetahui siapa aku?" ucap lelaki itu bingung dengan pertanyaan gadis ini.Ayu menggelengkan kepalanya sebagai jawaban,membuat lelaki ini memasang wajah kebingungan.

saat hendak menjawab,tiba tiba lelaki ini di panggil oleh seseorang yang tiba tiba datang dan mengatupkan tangan sebagai tanda hormat. "Salam patih.." ia menoleh "oh salam rakan" "maafkan atas kelancangan hamba patih..tapi ada sesuatu yang hamba ingin sampaikan..bisakah kita berbicara berdua?" "Tentu saja rakan.."

Lelaki itu mengangguk seakan mengerti lalu menatap ayu yang masih kebingungan "aku sedang ada urusan..mungkin kalau kita bertemu lagi kita bisa berbicara lagi" ucap lelaki itu yang kemudian meninggalkan ayu pergi bersama sesosok lelaki yang bernama rakan,saat ayu menatap punggung gagah lelaki itu yang mulai berjalan menjauh tiba tiba lelaki itu menoleh ke ayu dan berkata seakan ragu ragu "kalau kau tidak tau siapa aku,maka bertanyalah ke dayang lain, siapa diriku" ucap lelaki itu lalu berbalik lagi dan berjalan menjauh hingga menghilang dari pandangan ayu.

(BACK TO THE STORY)

Ayu saat ini benar benar kesal dengan lelaki itu, memangnya ayu harus bertanya ke siapa apalagi sekarang ini ayu pasti akan kena marah karena memecahkan kendi,hingga tibalah ayu di dapur,menunduk malu saat ada nyik ningsih mendekatinya.

"Salam nyik..nyik..ayu minta maaf karena memecahkan kendi..ayu kurang hati hati.. maafkan kecerobohan ayu nyik" ucap ayu yang sudah tegang dan mengira akan dihukum mati tapi kemudian tangan nyik ningsih menyentuh bahu ayu. "Gapapa nduk..lain kali hati hati ya,ada yang luka??" "Gak ada nyik..sekali lagi maafkan ayu ya nyik" "udah udah..yowes nduk,ora usah dipikirin.. kerjaan masih banyak,wes sana antar ini buah ke pendopo depan yo" "nggeh nyik.."

Ayu berjalan kembali di bawah sinar matahari panas bahkan tanpa sendal, kakinya terus menginjak rerumputan saat menuju pendopo depan kerajaan,entah untuk apa pendopo itu yang penting ayu mengantar buah. "Aduhh.. panas banget,kaki gw juga udah sakit,capek bngt hidup dizaman gini,minimal ada sendal kek" ayu menggerutu,ya entahlah pikiran nya sedang random saat ini "kalau gw bisa buat sendal keknya bakal laris banget sih,tiba tiba jadi orang terpandang gw,gk bakal jadi dayang gini" ucap ayu sambil nyengir membayangkan uang yang akan dia dapatkan kalau di menjual sendal.

Tapi tak lama kemudian khayalan nya buyar saat tanpa sadar dirinya sudah sampai di pendopo depan, ternyata pendopo ini benar benar besar dan lebih kagetnya ternyata buah buah ini akan diantar untuk dimakan di pertemuan kerabat kerajaan,ayu memasuki pendopo itu dan meletakkan buah di tempat yang sudah di sediakan, karena disitu juga sudah ada banyak buah buah yang diletakkan, tapi tanpa disangka kemudian arum ikut datang membawa sekeranjang buah juga,ayu merasa senang melihat arum,jadi mereka bisa kembali bersama.

"Arum?kau mengantar buah juga?" "Iya..nyik ningsih yang menyuruhku, bagaimana denganmu ayu?"  "Iya..nyik ningsih juga menyuruhku untuk mengantarkan buah, bagaimana kalau kita kembali bersama,arum?" "Tentu..ayo"
Ayu tersenyum senang saat mereka berjalan bersama, sekarang mendinglah karena ayu bisa mengajak arum berbincang bincang tentang hal ringan,saat berjalan dengan damai bersama arum,tiba tiba mata ayu menatap seseorang,itu seorang wanita memakai pakaian yang indah,jelas sekali wanita itu kerabat kerajaan mungkin,bahkan ada dayang yang mengikuti wanita itu yang terlihat cantik nan anggun,ayu menatap kagum ke wanita itu yang terlihat sedang berbincang dengan para dayang.

"Arum.. siapa wanita itu?" Arum menatap kearah wanita yang dimaksud ayu, lalu arum menatap ayu "oh..dia sudewi.." "sudewi.." ucap ayu mengulangi nama yang disebutkan oleh arum, lalu saat ayu fokus menatap sudewi tiba tiba netra mereka bertemu,sudewi menatap ayu yang terlihat sangat memperhatikan nya, lalu kemudian dirinya membuang tatapan nya dari ayu, lalu ayu sadar apa yang sedang ia lakukan. "Ah arum..lebih baik kita segera kembali ke dapur..banyak pekerjaan yang perlu kita lakukan" "baiklah.." balas arum sebelum kemudian mereka berlalu pergi.

tanpa disadari oleh ayu,sebuah netra yang intens sedang menatap nya yang pergi dengan arum,wanita itu menatap ayu lalu kemudian senyum tipis tersungging di wajahnya lalu dirinya bertanya kepada dayang yang selalu ada di sisinya itu. "Tri siapa gadis itu tadi?apakah dia dayang baru?" Wanita yang tidak lain adalah dayang yang bernama Tri itu lalu menoleh sekilas kearah ayu dan arum yang berjalan pergi. "Nggeh..gusti..yang satu ayu yang satu arum" "hmm..begitukah? apakah yang tidak mengikat rambutnya itu ayu?" "Nggeh gusti.."

Perempuan yang tidak lain adalah sudewi itu mengangguk paham seakan mengerti,lalu sudewi tersenyum seakan memikirkan sesuatu. "Dia cantik..sangat cantik seperti namanya,nyik kenapa bisa ada gadis secantik itu di kalangan sudra?" "Hamba tidak tau gusti.." "ahh..mungkin akan ada seseorang yang jatuh cinta kepada dirinya nanti"

Ucap sudewi saat sudewi menyadari seseorang yang sedang menatap kepergian ayu dari kejauhan,lelaki itu tidak bisa melepas pandangan nya dari ayu,padahal dirinya sedang berbicara dengan Gusti prabu hayam wuruk,sudewi hanya tersenyum maklum lalu berjalan sambil tersenyum.

"Ini baru pertama kalinya aku melihat paman mada menatap seorang gadis sedalam itu nyik" ucap sudewi sebelum terkekeh.







"HII ALL,MAAF KALAU AKH TELAT UPLOAD, SOALNYA KESERINGAN SIBUK SAMA MIKIRIN ALUR CERITANYA DULU,KALAU MISALKAN BANYAK KESALAHAN ATAU APA APA TOLONG DI KOREKSI DI KOMEN YA, SUPAYA BISA LEBIH KU PERBAIKI,OK THANKS YOU YANG SUDAH BACAA🥰🌹🌹"

AsmaralokaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang