LXR 09

2.2K 174 0
                                    

Catatan!
Jika ada kesamaan baik nama, latar, alur, atau mungkin jalannya cerita, itu hanya kebetulan semata

Hargai sebagai sesama penulis maupun pembaca, dilarang plagiat, no copy paste

Hard word / typo bertebaran
Sider's jauh-jauh sana
Jangan lupa vote komennya, bikin author seneng gak susah kok
_____________________________

Sesekali baik Andara maupun Ishaq sama-sama melempar candaan agar tidak merasa tegang di ruangan yang entah dimana itu.

Yang mereka lakukan saat ini hanya bisa pasrah akan akhir yang menghampiri mereka. Lagipula mereka tidak bisa menggerakkan diri barang sejari untuk meraih ponsel mereka yang di letakkan agak jauh dari posisi mereka.

Keduanya diikat di kursi dengan posisi saling membelakangi hingga membuat mereka tidak bisa dengan leluasa menatap lawan bicara.

Brak

"Eh? Lo denger gak?" Ishaq berhenti bercerita saat mendengar suara dobrakan keras yang tak jauh dari posisi mereka.

"Denger, tapi kurang jelas" Sahut Andara seraya memejamkan matanya untuk fokus pada suara tadi.

Brak

Brak

Brak

BRAK

Hingga akhirnya bunyi dobrakan tadi semakin jelas saat seseorang membobol pintu ruangan itu. Jika saja mereka tidak mengenali siapa itu pasti seseorang itu langsung mendapatkan tendangan dari Andara.

Tapi yang membuat mereka terkejut karena itu adalah Rui. Dirinya datang dengan kondisi penuh luka. Tak lupa darah yang juga menetes deras dari luka yang ia dapat.

"Rui, kok lo bisa ke sini? Gimana sama orang-orang tad—"

Andara reflek bungkam saat melihat tatapan tajam Rui. Andara memilih diam dari pada nantinya ia akan mendapatkan pukulan dari Rui.

"Ru, lo jangan diem-diem aja ye, cepet bilang ke gue siapa yang bikin lo gini?" Ishaq bertanya dengan nada lantang dan juga khawatir nya saat melihat sebagian wajah Rui kotor karena darah.

"Ambil barang-barang kalian, kita bakal balik ke rumah" Ujar Rui tanpa menjawab ucapan Ishaq. Begitu selesai melepaskan ikatan keduanya.

"Lo lama-lama ngeselin anj—"

Drap

Drap

Drap

Jduak

Belum selesai Ishaq berucap, ia dan Andara di kejutkan dengan datangnya pria berpakaian acak-acakan terlihat berlari menghampiri mereka dengan membawa belati miliknya.

Namun sayang tindakannya sudah lebih dulu di cegah oleh Rui yang langsung menendang wajah pria tadi. Tak hanya satu orang, ternyata masih ada banyak orang lagi di sana yang menghampiri.

'Kondisi mendesak dan gue gak mungkin ninggalin mereka' Rui meredupkan pandangannya.

Hingga akhirnya ia memutuskan sesuatu, mungkin ia akan berakhir di rumah sakit beberapa hari ke depan tapi tak apa, setidaknya teman-temannya selamat.

"Kalian tetap di belakang gue, kalau gue bilang jalan kalian bisa lari ke luar" Ujar Rui seraya mengambil belati yang tergeletak di lantai.

Ishaq dan Andara entah harus berekspresi seperti apa saat ini saat melihat teman mereka sendiri mengorbankan dirinya hanya agar keduanya selamat.

Tapi akhirnya mereka memilih menurut dan membereskan barang-barang mereka sedangkan Rui membereskan para hama yang terus menerus berdatangan.

Dor

Pergerakan Ishaq dan Andara terhenti seketika. Keduanya yang hendak keluar mengikuti Rui dibuat terkejut saat anak itu terkena tembakan. Tapi mereka tidak melihat raut wajah kesakitan dari nya. Nyatanya ia bahkan kembali bergerak dengan leluasa membereskan para hama di sana.

Kreekk

Kretek

Krakk

Bugh

Dugh

Dor

Dor

Setelah melewati berbagai rintangan akhirnya ketiga nya bisa keluar dari ruangan keramat itu. Hingga saat diluar mereka berdua melihat mobil hitam yang berdampingan dengan motor yang mereka tau itu milik Rui.

"Kalian bisa pulang di anter orang gue, biar gue urus yang di sini, dan pastiin kalian tidur setelah ini"

Tanpa menunggu jawaban keduanya, Rui kembali melangkah memasuki ruangan yang penuh dengan mayat itu. Tanpa peduli dengan luka yang ia terima ia tetap memutuskan masuk karena ia sempat melihat sesuatu yang menarik perhatiannya.

Mau tak mau keduanya memutuskan kembali, mungkin mereka bisa menolongnya saat sudah kembali nantinya.

"Apa perlu lapor ke bokap?" Ujar Andara menatap Ishaq yang sedari tadi tak henti memandang jalanan malam.

"Rui gimana? Apa dia gak papa? Dia gak luka kan?" Gumam Ishaq yang masih mencemaskan temannya itu.

Hingga akhirnya Andara memilih mengambil keputusan sendiri.

“Andara, kamu pulang terlambat gak kaya biasanya, ada apa?”

_____________________________
__________________________
_____________________
_____________
________

T
B
C

Ini baru awal konflik guys, jangan di bawa serius. Cukup masalah dunia rl aja yang di bawa serius. (ノ_-;)…

Hehe, canda.

Well seperti biasa author gak banyak yang mau di sampein. Intinya jangan lupa vote komen mya dan jangan lupa kalian sendiri jaga kesehatan.

See you again

And bye bye 👋🏻

[Transmigrasi] "Who Am I?"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang