Mahen yang sadar jika Rui kesulitan bernafas, dengan perlahan mengusap punggung dan bahunya secara bergantian. Tak hanya itu ia juga mengisyaratkan Zion untuk mengambilkan minyak angin untuk Rui.
"Bernafas, pelan-pelan. Tarik melalui hidung lalu keluarkan perlahan dari mulut" Titah Mahen seraya menyentuh tangan Rui yang bertaut gugup.
Perlahan mengikuti instruksi Mahen, nafas Rui kembali normal. Anak itu kini duduk bersandar seraya menutupi area mata nya.
'Yang tadi itu... Hampir saja'
Rui mengambil nafas dalam seraya memijat pelan kepala nya sendiri. Yang tak lama kemudian Zion kembali dengan membawa minyak angin yang diminta Mahen.
"Lebih baik? Atau kau ingin beristirahat dulu? Untuk latihan bisa di lanjut nanti setelah istirahat" Ujar Zion seraya memberikan minyak angin tersebut pada Rui.
"Sedikit lebih baik, terimakasih"
Rui kembali duduk tegak seraya menatap keduanya. Yang ternyata juga sedang menatapnya.
"Apa tidak ada pekerjaan lain? Aku sudah baik-baik saja sekarang. Kalian bisa melanjutkan tugas kalian" Ujar Rui yang sadar jika keduanya sedari tadi terus memperhatikan nya.
Tanpa di sadari keduanya kompak menghela nafas pasrah. Yang kemudian keduanya serempak beranjak pergi ke tempat mereka masing-masing untuk mengerjakan laporan mereka.
Rui kembali fokus untuk mengerjakan latihan nya, yang sesekali ia mengambil jeda karena khawatir akan mimisan lagi.
————•••
Waktu tak terasa berlalu. Jam istirahat sudah tiba kurang lebih 5 menit lalu.
Karena kebetulan di ajak makan, Rui memutuskan ikut ke kantin dengan anggota OSIS yang lain. Oh ya ngomong ngomong tentang anggota OSIS mereka sempat terheran melihat kehadiran Rui yang sudah ada di ruang OSIS. Tapi melihat adanya Ketua dan wakilnya membuat mereka paham jika keduanya yang mengajak Rui kemari.
(Yang padahal hanya Zion yang mengajaknya)
"Oh ya, kita belum kenalan resmi kan? Kenalin namaku Davindra Bernando. Biasa di panggil Davin dari kelas 12 IPA"
"Kalo gue Farrel Addison, panggil aja Farrel dari kelas 12 IPA"
"Natha Kalingga, kelas 12 IPS oh ya panggil aja Nathan atau senyaman nya"
"Tanpa berkenalan lagi kayaknya lo juga ingat, Putra Adi Sebastian. Biasa di panggil Putra"
"Gue Diki Adi Indratama. Panggil aja Diki dari kelas 12 IPS"
"Ruinard, panggil saja Rui dari kelas 11 IPS"
Mereka pun sampai di kantin yang kebetulan belum cukup ramai. Hingga mereka memilih untuk duduk di meja paling ujung.
"Itu... OSIS kan? Tumben mereka kesini"
"Gak tau tuh"
"Eh itu si Rui kan? Tumben bareng sama mereka"
"Emang Rui anggota OSIS yang baru ya?"
"Kalau anggota baru pasti di umumin lah"
"Aaaaa! Ganteng banget sih, andai aja bisa deket sama Mahen"
"Zion lebih ganteng tau"
"Mimpi kalian ketinggian anjir"
Bisik-bisik dari para siswa terdengar saat mereka memasuki kantin. Tapi mereka yang mendengarkan memutuskan acuh karena itu tidak berguna.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Transmigrasi] "Who Am I?"
Teen FictionJudul sebelumnya : Transmigrasi Leo X Rui. Deandra Leonardo Lelaki dingin yang tak tersentuh, acuh pada sekeliling, bahkan tak jauh dari kata kejam ber transmigrasi ke tubuh remaja SMA yang sedang koma karena adanya tragedi di sekolahnya (Pembullyan...