LXR 17

1.9K 159 0
                                    

Catatan!
Jika ada kesamaan baik nama, latar, alur, atau mungkin jalannya cerita, itu hanya kebetulan semata

Hargai sebagai sesama penulis maupun pembaca, dilarang plagiat, no copy paste

Hard word / typo bertebaran
Sider's jauh-jauh sana
Jangan lupa vote komennya, bikin author seneng gak susah kok
_____________________________

.
.
.
.
.
.
.....

Kini kedua pihak keluarga sudah berkumpul di ruangan rawat Rui. Yahhh sedikit melegakan karena ruangan itu bisa menampung banyak orang dan lagi Rui sendiri tidak keberatan.

"Jadi singkat nya, Si PPB ini terbilang caper, tukang fitnah, dan suka nyari gara-gara dengan sok jadi bocah polos, dianya itu sebenarnya bukan anak baik-baik sih sebenernya"

"Hmm, oke makasih penjelasan nya" Rui mengangguk paham. Anak itu menatap sekeliling dan meneliti setiap wajah wajah baru yang ia kenal.

"Ah ya, mungkin kamu bingung kenapa kami kemari" Rafa yang saat itu sedang menyimak mengambil alih perbincangan dan mewakili yang lain.

"Tujuan kami menemui kamu ingin mengucapkan terimakasih karena sudah menolong putra kami. Dan terimakasih sudah bertahan hingga sekarang" Ujar Rafa seraya menatap Rui.

"Tidak masalah, maaf sebelumnya sudah melibatkan kedua putra kalian" Ujar Rui menyahut.

"Berhenti mengatakan maaf, musuh yang mengincar Andara dan Ishaq adalah musuh keluarga kami, jadi harusnya kami yang meminta maaf karena kau yang terlibat. Dan lagi sedari tadi kau tidak berhenti mengatakan itu berkali-kali. Sekali lagi aku mendengar mu meminta maaf sekalian ku buat sekarat agar kau diam" Ujar putra ketiga Indratama, Diki Adi Indratama. Anak itu sedari tadi menahan kesal karena mendengar Rui yang sesekali mengatakan maaf hanya karena masalah ini.

"...."

Rui termangu. Ini... Perasaan apa ini? Kenapa hatinya merasa lega?

"Ngomong-ngomong ini juga pertemuan pertama kita bukan? Bagaimana jika kita berkenalan?" Ujar Leo menyadarkan mereka.

"Benar juga"

"Baiklah, kalau begitu biar aku yang mengawali, perkenalkan Aku ayah dari Ishaq, Leonel Naryatama, kau bisa memanggilku Ayah juga tidak masalah" Ujar Leo mewakili.

"Helena Magnolia, ibu dari Ishaq, salam kenal Rui" Ujar Helena seraya mengusap kepala Rui.

Rui mengangguk sebagai sahutan. Lalu pandangannya beralih pada seorang pria yang duduk di sebelah Leo.

"Savero Naryatama, panggil saja Abang, atau tidak Abang Tama" Ujar Tama saat menyadari ia di tatap.

"Alvaro Naryatama, sepertinya kita sudah berkenalan barusan bukan?" Ujar Alva menyahut.

"Daniary Naryatama, panggil saja Dani, jika tidak kakak" Ujar Dani berceletuk.

"Ayah dari Andara, Rafandra Indratama, panggil papa jika tidak keberatan" Rafa ikut menyahut.

"Bella Madison, ibu dari keluarga Indratama, panggil mama jika ingin sayang, anggap saja saya mama kamu" Ujar Bella seraya mengusap kepala Rui yang sedari tadi mengangguk seolah sedang mengingat nama-nama mereka.

"Zulkifli Nur Indratama, panggil saja Ifi, kalau tidak Abang, sulung Indratama" Ujar Ifi menyahut.

"Karya Indratama, putra kedua Indratama"

"Diki Adi Indratama, putra ketiga Indratama, salam kenal"

"Naka Indratama, bungsu Indratama, salam kenal Abang Ruru" Ujar Naka dengan semangatnya.

Rui sontak menoleh menatap nya heran.
"Ruru?"

"Abang Andara sama Abang Ishaq dulu pas cerita tentang Abang, di panggilnya Ruru, jadi Naka ikut-ikutan" Ujar Naka memberi penjelasan.

Sebenarnya Rui sedikit kurang nyaman karena nama itu biasa di dengarnya sebagai nama perempuan. Tapi mau bagaimana lagi. Yang meminta nya adalah anak yang lebih muda dari nya.

"Kapan aku bisa kembali?" Tanya Rui seraya menatap Leo dan Rafa bergantian.

"Panggil dulu dengan benar"

Rui merenggut dalam hati, menyesal sudah memuji karena nama keduanya yang terbilang bagus baginya. Tapi tak ayal akhirnya ia setuju.

"Ayah, kapan aku bisa kembali?" Tanya Rui dengan sedikit tidak niat.

"Dokter bilang sekitar lima hari dari sekarang, luka-luka mu sudah membaik dengan cepat dan hanya menunggu hasil pemeriksaan lebih lanjut nya lagi" Ujar Leo menjawab.

Rui merenggut semakin dalam. Ia ingin segera keluar dari sini, ia ke musuhan dengan infus di tangannya soalnya.

'Brngsk! Setelah aku keluar dari sini aku akan segera menyelesaikan urusanku'

_____________________________
__________________________
_____________________
_____________
________

T
B
C

[Transmigrasi] "Who Am I?"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang