Beberapa hari setelah istriku menjadi model dadakan, aku mengalami tekanan berat. Model yang diminta David, tidak kunjung aku dapatkan. Meski beberapa kali Pak Okta mencoba membujukku untuk kembali menjadikan istriku sebagai model, tapi selalu kutolak.
Dirumah juga aku merasakan ada perubahan pada istriku. Sekarang dia lebih sering bermain dengan Smartphonenya.
"Bagaimana Pa?, apa Papa sudah mendapatkan model lagi?" Tanya istriku selesai kita makan malam di rumah.
"Belum Ma, banyak model yang tidak mau melakukan foto setengah telanjang"Jawabku.
"Padahal honornya lumayan gede loh Pa, setengah gaji Papa sebulan.. hehe"Ujar Istriku.
Aku terpikir dengan apa yang istriku katakan. Honor model setengah telanjang cukup mengiurkan, apalagi kalau model telanjang. Sambil melihat ke istriku, aku berkata dalam hati, "Semoga saya istriku tidak tergiur dengan bayaran sebagai model kemarin".
"Mama tampaknya semakin sibuk dengan smartphone Mama"Kataku setelah melihat istriku tersenyum sendiri setelah menerima pesan dari seseorang.
"Eh ini Pa si Rendy lucu, dia godaiiiiii...nnn"Ujar istriku keceplosan.
"Hah.. Mama chat sama Rendy?"Tanyaku.
"Ehh.. bukan Pa, si Rindy loh temen Mama"Kilah istriku.
"Sejak kapan Mama punya teman bernama Rindy?, kok Papa ngak tahu?"Tanyaku penasaran.
"Teman lama Mama kok Pa, lagian ngak penting juga, udah Papa ngak usah berpikir aneh aneh. Sekarang Papa fokus mencari model untuk David, ini menyangkut kelanjutan pekerjaan Papa juga loh" Terang istriku.
#
Dua minggu sudah aku mencari model, tapi gagal. Karena geram Pak Okta kemudian menurunkan jabatanku, dari seorang talent sekarang aku menjadi karyawan bagian administrasi.
Bukan hanya jabatan yang turun, tapi pendapatanku pun turun.Malam itu aku pulang telat karena lembur di kantor. Dirumah aku tidak menjumpai siapa pun. Dengan perut yang sangat lapar, aku duduk di meja makan menunggu kepulangan Ayu istriku. Aku sengaja tidak menghubungi telepon genggam Ayu karena geram kepadanya. Tidak biasanya Ayu keluar rumah dan tidak izin kepadaku.
Akhirnya pada pukul 22 lebih pintu rumah terbuka. Ayu dengan pelan masuk agar tidak terdengar, seperti maling yang tidak ingin diketahui kedatangannya. Walau hanya lampu meja makan yang menyala, tetap saja dengan jelas aku bisa melihat sosok Ayu.
"Eh Papa.. sudah lama pulangnya?" Tanya Ayu saat aku menatapnya tajam.
Aku hanya diam. Kemudian Ayu berusaha bersikap manis kepadaku.
"Papa sayang sudah makan?, ini Mama bawakan makanan kesukaan Papa" Ujar Ayu sambil memelukku dari belakang.
"Darimana kamu?"Tanyaku dengan nada marah.
"Kok Papa kasar gitu sih?"Ayu malah balik bertanya kepadaku.
"Kamu pikir saja sendiri?"Bentakku emosi.
"Tapi Papa tidak perlu kasar begitu"Ujar istriku.
Beban pikiranku yang luar biasa membuatku mudah emosi. Aku merasakan tekanan demi tekanan, yang membuat kondisi psikisku berubah. Perubahan sikap Pak Okta dan Ayu pun membuatku semakin tertekan.
"Tadi Mama keluar sama teman Mama Pa. Mama kan selana ini jarang sekali keluar, Mama stres dirumah terus" Ucap Ayu bersedih.
"Mama kan bisa izin ke Papa dulu, terus pulang selarut ini, Mama lupa tanggung jawab Mama sebagai istri?"Ujarku.
UNTUK LANJUT MEMBACA SILAHKAN MENUJU LINK DI PROFIL, TERIMA KASIH....
KAMU SEDANG MEMBACA
istriku yang jadi modelnya
Teen Fictionkisah istriku yang awalnya jadi model biasa lama kelamaan jadi model dewasa bos ku