part 4

25.9K 31 0
                                    

Pagi itu seperti biasa aku duduk dimeja makan, menikmati sarapan yang disediakan istriku. Seperti biasa, Ayu dengan telaten menyiapkan segala keperluanku. Aku terus memandangi Ayu, sungguh beruntung aku memilikinya sebagai istri. Selain cantik alami, Ayu sangat telaten dalam mengurus rumah, serta aku, suaminya.

"Mama menggunakan make up?"Tanyaku, setelah menyadari perubahan diwajah istriku itu.
"Hihihi iya Pa, kata teman Mama, wajah Mama akan semakin cantik jika dipoleh"Jawab Ayu tersipu malu.
"Tapi Papa lebih suka kecantikan alami dari wajah Mama, kecantikan yang membuat Papa dulu jatuh cinta ke Mama"Terangku.
"Sesekali bolehkan Pa jika Mama berdandan, Mama pengen suasana baru"Ungkap istriku.
"Lagian kan Mama Cuma di rumah saja, menurut Papa, tidak perlulah berdandan"Kataku.

Setelah itu aku pergi ke kantor. Seperti biasa, Ayu mengantarku sampai depan pintu.

POV AYU

"Dasar suami egois"Ucapku setelah mengantarkan kepergian suamiku.

Dia tidak pernah memikirkan perasaanku. Alu ingin dipuji seperti wanita lain, aku ingin disanjung karena berusaha untuk tampil cantik didepan pasangan. Aku kecewa, hatiku sedih menyadari kenyataan yang sebenarnya.

"Mhmmm benar kata Rendy" Desahku sambil kembali mengingat kejadian 2 minggu yang lalu.

#

Setelah membuatku orgasme dengan tangannya, Rendy kemudian mengajakku untuk mandi bersama. Kami hanya sekedar mandi dan tidak melakukan apa pun. Selesai mandi bersama, kami kembali memakai pakaian kami masing – masing.

"Kakak tidak berdandan?"Tanya Rendy saat melihatku menyisir rambutku.
"Tidak Ren, aku baru 2 kali berdandan, saat menikah dulu dan tadi waktu jadi model"Jawabku.
"Sebenarnya kakak itu sudah cantik sih, tapi akan tambah cantik jika berdandan"Ujar Rendy dan langsung membuatku tersipu malu mendapatkan pujian darinya.

Aneh memang aneh, aku mendapatkan pujian dari laki laki lain, bukan dari suamiku sendiri. Pak Okta dan Rendy lah lelaki yang memujuki, membuat hatiku terasa senang. Aku merasakan sebagai wanita yang dihargai dan dianggap keberadaannya oleh mereka, tapi aku tidak merasakan itu dari suamiku sendiri.

Setelah itu Rendy semakin sering memujiku. Bukan hanya memuji, dia juga sering memberiku perhatian. Setelah suamiku pergi kerja, Rendy sering menghubungiku melalui handphone. Ya Rendy berhasil mendapatkab nomerku setelah kami selesai mandi bersama. Entah kenapa aku dengan mudahnya memberiku nomerku, itu pun tanpa sepengetahuan suamiku. Pesona Rendy sudah membutakan mataku.

Hampir setiap hari Rendy menghubungiku, sampai akhirnya setelah 1 minggu mendapatkan kenyamanan dari Rendy, aku akhirnya bersedia diajak jalan oleh Rendy. Aku sangat deg degan, saat pertama kali Rendy menjemputku di rumah.

"Kakak cantik sekali hari ini" Kata pertama yang dikeluarkan oleh pemuda tampan itu, ketika aku memasuki mobilnya.
"Terima kasih"Ucapku malu.
"Kakak ingin kemana hari ini"Tanya Rendy sambil tersenyum manis.
"Kamu ngak malu jalan sama aku, aku sudah tua loh, kan banyak gadis gadis muda diluar sana, mereka tidak akan menolak jika kamu ajak jalan"Ungkapku.
"Siapa bilang kakak sudah tua, kakak itu terlihat masih muda dan bahkan bisa mengalahkan kecantikan gadis gadis muda"Terang Rendy dan sontak kembali membuatku tersipu malu.

Bukan hanya tampan, pemuda ini sangat pandai dalam merayu. Kata kata manisnya itu mampu meluluhkan hatiku, membuat seorang istri setia sepertiku, tergoda dengan pesonanya. Hari itu Rendy mengajakku ke Mall. Kami berkeliling, sambil bersenda gurau. Ternyata Rendy adalah sosok laki laki baik, dia mampu membuatku tertawa dan girang saat jalan jalan mengelilingi mall itu.

"Kamu jangan sampai terperdaya oleh si Rendy itu, dia itu bukan laki laki baik, dia suka mainin wanita" Ujar Suamiku, waktu aku keluar dari ruangan ganti studio dulu.

Tapi semua itu tidak terbukti. Dari awal kita dekat, dia selalu menghargaiku. Dia malah perhatian dan selalu membuatku gembira. Walau pernah terjadi insiden kecil di kamar mandi waktu itu, tapi aku tidak menyalahkan Rendy, itu murni salahku. Aku yang teledor karena terpancing nafsu untuk mengintipnya mandi.

Karena terlanjur senang saat bersama Rendy, tidak terasa hari sudah mulai sore. Waktu terasa cepat berlalu, tapi tiba tiba timbul kegelisahan dalam hatimu, ya, aku tidak ingin cepat berpisah dengan Rendy.

"Perasaan apa ini? Ohhh"Desahku dalam hati.

UNTUK LANJUT MEMBACA SILAHKAN MENUJU LINK DI PROFIL, TERIMA KASIH....

istriku yang jadi modelnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang