part 8

23.4K 28 0
                                    

Semakin hari suamiku semakin terasa dingin. Setelah malam itu aku dipergokinya diantar Pak Okta, suamiku tidak lagi mau menyentuhku. Bahkan sudah hampir seminggu, suamiku selalu sibuk dengan hp nya. Bahkan sesekali dia tampak berbicara di telepon, dengan sembunyi sembunyi

Bukan hanya sikapnya yang berubah, tapi, aku lihat, kontol suamiku juga sudah berubah. Ya, aku sudah terbiasa menyebut kontol sekarang. Beberapa hari terakhir disaat suamiku tidur disebelahku, aku melihat celananya mengembung, makin hari semakin besar.

"Ya ampun, kalau dilihat dari luar celana, kontol suamiku sudah hampir sama besarnya dengan kontol Pak Okta"Aku pernah berkata seperti itu sewaktu baru bangun dari tidurku.

Ingin rasanya aku membuka paksa celana suamiku dan memasukan kontolnya kedalam mulutku. Tapi karena saat ini kami sedang dilanda masalah, aku tidak berani melakukan itu, mesti memeku mulai basah dan ingin rasanya di entot kontol. Entah kenapa setelah menjalin hubungan dengan Pak Okta, aku merasakan perubahan dalam diriku, aku menjadi liar dan binal.

"Oh Pak Okta, aku kangen kontolmu mengaduk aduk liang peranakanku"Ucapku dalam hati.

Sudah hampir seminggu aku tidak dientot Pak Okta karena aku datang bulan. Beberapa hari yang lalu setelah sesi pemotretan, aku hanya menyepong kontol Pak Okta, demi membuatnya puas.

"Ping" Suara notifikasi di hp ku.

"Sayang aku kangen, Aku 2 hari lagi balik"Tulis Rendy.
"Ok sayang, aku juga kangen"Balasku sambil tersenyum.

Hari itu setelah suamiku pergi bekerja, aku memutuskan untuk pergi ke studio. Menurut jadwal, hari ini aku ada pemotretan tunggal. Tapi aku rada malas karena hujan turun dengan sangat deras sekali. Akhirnya dengan setengah hati aku pun pergi ke acara pemotratan itu.

"Hahhh selesai juga"Ucapku saat memasuki kamar ganti studio baru itu.
"Bagus kak tadi"Ujar mbak penata rias.
"Terima kasih mbak"Kataku sambil tersenyum, kemudian berjalan ke arah kamar mandi.
"Saya pulang duluan ya Kak, sampai ketemu lagi"Lanjut Mbak penata rias, sambil berjalan keluar.

Aku kemudian mandi. Tubuh telanjangku tiba tiba menjadi bergetar, mengingat beberapa kali Pak Okta mengarapku di kamar mandi ini.

"Ah kemana sih Pak Okta, malah tidak datang hari ini"Ucapku kesal dalam hati.

Disela kegiatan mandiku, aku mendengar ada suara suara berisik dari luar. Mungkin si Mbak penata rias tadi, pikirku. Tanpa pikir panjang aku melanjutkan kegiatan mandiku. Setelah aku selesai berpakaian kembali, aku pun keluar dari kamar ganti. Suasana sangat sepi dan tidak orang lagi di studio itu, kecuali satpam studio.

Setelah sampai di lobby studio, aku melihat keluar, hujan masih saja belum berhenti, malah semakin deras. Suasana mendung disore itu, membuat hari semakin gelap. Jantungku dag dig dug melihat ke sekeliling studio itu.

"Hah.. aku sendirian, dimana Pak satpam" Pikirku.

Karena aku ingin minta tolong Pak Satpam untuk mencarikan taksi ke stasiun, aku kemudian berjalan ke arah belakang pos satpam. Bunyi air hujan membuat suara lain tidak terdengar. Dan setelah sampai ke dekat kamar kecil yang berada dibelakang pos satpam, mataku melotot, menyaksikan apa yang aku lihat.

"Apa"Teriakku kaget.

Kemudian Pak Satpam yang seusia Pak Okta itu pun terperangah. Dia menoleh ke arahku yang sedang terkejut, melihat Pak Satpam itu sedang menonton videoku yang sedang mandi tadi, sambil mengocok kontolnya. Disaat aku masih terdiam tidak percaya apa yang sedang aku saksikan, Pak Satpam dengan cepat menarikku ke dalam kamar yang tidak ada pintunya itu.

"Lepaskan saya"Teriakku.
"Sudahlah nyonya, anda diam saja dan harus tanggung jawab"Kata Pak Satpam sambil berusaha meremas payudaraku.
"Lepaskan Pak, salah saya apa?"Tanyaku mulai menangis.
"Salah anda mengangguku saat senang senang, coba anda tadi tidak kesini"Jawabnya sambil berusaha membuka bajuku.
"Jangan Pak, saya mohon.. tolonggg",Teriakku kembali.
"Percuma anda teriak, disini tidak ada orang lain, hujan deras juga tidak akan ada yang mendengar anda berteriak nyonya cantik. Sudahlah jangan buang buang tenaga anda, simpan untuk kita ngentot nanti, "Slurppp" Kata Pat Satpam, lalu melahap puting payudaraku yang tadi dia keluarkan dengan paksa.

"Tolong Pak, saya sudah bersuami"Ujarku.

"Mhmmm....slurpppp.. slurpppp"Bunyi mulut Pak Satpam itu dengan rakus menyusu kepadaku.

Bagai seorang bayi yang sedang kehausan, Satpam itu terus mengisap puting susuku secara bergantian. Aku terus berusaha berontak, tapi apa daya, tenagaku kalah jauh darinya. Sambil terus mengunci tubuhku untuk tidak berontak, Satpam itu berusaha menjamah memekku dari bawah Rok'ku yang sudah tersingkap.

"Suamimu tidak akan tahu nyonya.. sudahlah, nikmati saja, toh kamu juga pernah ngentot dengan Pak Okta"Kata Pak Satpam yang membuatku sangat terkejut.

Aku benar benar syok mengetahui jika hubungan gelapku dengan Pak Okta diketahui oleh orang lain. Hatiku hancur, aku merasa malu dan benci dengan keaadanku saat ini. Sambil diam meranung, Pak Satpam terus saja mencabuliku.

"Tenang nyonya, saya tidak akan memberitahukan kepada siapun, tapi anda harus memuaskan kontolku ini",Pak Satpam itu lanjut berkata, sambil mengarahkan kontolnya ke wajahku.
"Pak, jangan seperti ini, saya mohon"Ucapku mengiba, sambil menatap kontol hitam milik Pak Satpam itu.
"Ayo nyonya, setelah anda puaskan saya, akan saya hapus juga video anda itu".
"Benarkan Pak?"Tanyaku berharap.
"Iya nyonya cantik, saya juga tidak akan memberitahu suami anda, jika anda sudah ngentot dengan Pak Okta"Jawabnya.

Pikiranku yang sudah sedikit tenang, kemudian berubah menjadi deg degan, melihat kontol hitam milik Pak Satpam itu akan memasuki mulutku.

"Ya ampun, kenapa tiba tiba memekku berdanyut? Apa mungkin aku birahi mengingat mulutku yang akan diterobos kontol milik Pak Satpam itu"Ujarku dalam hati.

Jantungku semakin kuat memompa, Kontol hitam milik Pak Satpam itu mulai mengoyahkanku. Mesti tidak sebesar kontol milik Pak Okta, tapi kontol itu mampu menggugah birahiku yang belum tersalurkan seminggu belakangan ini. Sambil menutup mataku. Aku mulai membuka mulutku

"Mhmmmmm"Desahku saat bau kontol hitam itu tercium oleh hidungku.
"Happp"Mulutku langsung menelan kontol milik Pak Satpam itu.
"Ouhhhhhhh"Lenguh Satpam itu menerima kulumanku.
"slurppp.. slurppp.. mhmmm"Aku mulai semangat mengisap kontol pak satpam itu.

Entah karena sudah saking bernafsu atau apa, Pak Satpam melepaskan kontolnya dari mulutku. Kemudian dia mendorongku, untuk berbaling di kasur busa kamar pos satpam itu. Wajahku menatapnya nanar, setelah Pak satpam itu melepaskan celananya. Setelah itu dia mulai mengelus pahaku.

"Ishhhh Pak"Ucapku sambil mendesah, saat tangan kasar pak satpam itu mulai naik ke selangkanganku.

UNTUK LANJUT MEMBACA SILAHKAN MENUJU LINK DI PROFIL, TERIMA KASIH....

istriku yang jadi modelnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang