Sesampainya di rumah, setelah bersih bersih aku memutuskan untuk tidur. Kepalaku terasa penuh dan hatiku terasa sangat sakit. Melihat langsung perselingkuhan istriku itu, gairah hidupku jadi menghilang.
Akhirnya aku jatuh sakit. Sakit yang sangat parah dan membuatku berhenti bekerja. Istriku berusaha sebaik mungkin merawat dan mengobatiku. Karena parahnya sakitku, aku tidak pernah membahas sedikit pun tentang perselingkuhan istriku dengannya.
Ada terlihat perubahan pada istriku. Dia tidak pernah pergi meninggalkanku, disaat tubuhku terbaring lemah. Dia selalu berada disampingku, dan dengan setia melayaniku, ibaratkan perawat pribadi.
"Apakah timbul penyesalan darinya, atau dia merasa bersalah, sehingga dia berusaha sebaik mungkin merawat dan mengobatiku"Pikirku.
Terkadang timbul rasa kasihanku padanya. Tapi rasa marah dihatiku masih belum bisa aku hilangkan. Setiap terus teringat perbuatan terlarang istriku dengan Pak Joni, kondisi badanku semakin lemas, bahkan untuk mengerakkan mulutku saja, aku tidak bisa.
#
POV AYUHampir satu bulan suamiku terbaring karena sakit. Aku yang awalnya tidak tahu penyebab dia jatuh sakit, akhirnya mencoba berkonsultasi ke dokter yang merawat suamiku.
"Itu tidak mungkin Dok"Ujarku sambil menanggis setelah mendengarkan penjelasan Dokter soal kondisi suamiku.
Tekanan perasaan dan beban pikiran yang terlalu membebaninya, membuat tubuh suamiku tidak mampu menanggungnya. Semua syarafnya terganggu, bahkan ada beberapa yang rusak.
"Mungkin suami anda mengalami sebuah kejadian berat yang membuatnya di syok"Terang Dokter
Beberapa kali aku menangis melihat suamiku yang terbaring lemas dan tidak berdaya itu. Jangankan untuk berdiri, bicara saja dia tidak mampu. Apa ini hukuman untukku, hukuman istri yang berselingkuh dibelakang suaminya. Tapi, kenapa suamiku yang sangat baik itu yang menanggung penderitaan.
Kejadian ini membuatku sangat terpukul. Setelah aku menyadari semua kesalahanku, akhirnya aku memutuskan hubungan dengan Rendy dan Pak Okta. Bahkan beberapa kali Pak Okta mencoba datang untuk menemuiku, tapi aku tolak dan larang untuk datang lagi.
Untuk soal memuaskan nafsuku yang besar, aku hanya merabai tubuhku sendiri. Aku menuntaskan nafsuku dengan colmek, tapi kadang kadang aku menggunakan beberapa alat bantu seperti terong dan lain lain. Tapi itu terasa sangat kurang bagiku. Memekku terasa hampa jika tidak di obok obok oleh kontol besar, panjang dan tahan lama.
Demi cintaku kepada suamiku, akhirnya aku harus pasrah menahan gelora birahiku. Pernah beberapa kali aku mencoba memainkan batang kontol suamiku, tapi percuma, walau pun batang kontol suamiku sudah menjadi semakin besar dan panjang, tapi dia bisa ereksi, mungkin disebabkan oleh penyakit yang dideritanya. Walau sebenarnya aku sudah sangat tergoda sekali ke batang kontol suamiku yang sekarang. Bahkan ukuran kontol suamiku yang sekarang, melebihi besar dan panjang kontol milik Pak Okta.
Alasan lain aku menjauhi Rendy dan Pak Okta adalah suamiku, tepatnya kontol suamiku. Kontol yang sekarang selalu membuatku birahi, tapi sayangnya belum bisa digunakan untuk memuaskanku. Untuk itu aku berusaha setia kepadanya sekarang, agar saat dia sembuh nanti, memekku bisa mendapatkan kenikmatan dari kontol besar dan panjang milik suamiku itu.
Bulan demi bulan pun berlalu, tidak terasa sudah empat bulan suamiku terbaring sakit. Belum ada perkembangan apa pun darinya. Akhirnya uang tabungan kami habis. Pemilik kontrakan ini pun sudah memberi peringatan. Seandainya bulan depan kami tidak mampu membayar uang sewa, kami diminta pergi dari rumah ini. Akhirnya aku memberanikan diri untuk memberitahukan soal kondisi suamiku kepada Ayah dan Ibuku.
Ayah dan Ibuku memberiku semangat. Mesti mereka sudah menawariku bantuan, aku menolak, karena aku tidak ingin memberatkan mereka. Hampir setiap minggu mereka menghubungiku dan menawarkan bantuan kepadaku, tapi karena dasarnya aku orang yang keras hati dan teguh pendirian, aku tetap menolaknya. Hingga akhirnya tibalah minggu terakhir sebelum tenggat tanggal pembayaran. Aku semakin stres. Aku hanya bisa menanggis.
Beberapa hari kemudian, aku dikejutkan oleh kedatangan seseorang.
"Akhinya kita bisa bertemu kembali setelah sekian lama" Ujar orang yang tiba tiba datang mengetuk pintu rumahku.
Aku hanya bisa diam sambil menutup mulutku dengan kedua tanganku. Kedatangan orang itu sungguh membuatku sangat terkeju dan tegang. Orang yang pernah mengisi masa laluku, orang yang selalu ada disisiku, selalu melindungiku saat aku tumbuh dari gadis kecil menjadi gadis remaja.
"Om sudah berusaha mencarimu kesana kemari. Setelah bertahun lamanya, kemarin Om dihubungi oleh Ibumu, Om rindu kamu Putri salju"Katanya dan langsung menarikku dalam pelukannya.
"Huuuuuuuuuuu"Tangisku pun akhirnya pecah didalam pelukan hangat Adik Ibuku itu.
Renold adalah nama adik bungsu Ibuku itu. Aku biasa memanggilnya Om Ren, atau Om Reno. Beda usia kami adalah 17 tahun. Dari kecil hingga remaja aku sangat dekat sekali dengan Om Reno. Sebelum Om Reno pergi meninggalkan desa, Om Reno tinggal bersama Ibuku, dirumah peninggalan orang tua mereka. Karena Ayah dan Ibuku sibuk disawah dan ladang dari pagi hingga petang, aku selalu ditemani Om Reno dirumah. Bahkan aku sering tertidur disampingnya, sambil memeluk tangannya. Aku juga sering dipeluk oleh Om ku itu. Aku selalu merasa aman dan nyaman dalam pelukannya.
UNTUK LANJUT MEMBACA SILAHKAN MENUJU LINK DI PROFIL, TERIMA KASIH....
KAMU SEDANG MEMBACA
istriku yang jadi modelnya
Teen Fictionkisah istriku yang awalnya jadi model biasa lama kelamaan jadi model dewasa bos ku