Egois dan benci!

315 33 0
                                    

Hujan yang cukup deras turun di sebuah kota yaitu Medan. Padahal ini masih awal tahun tapi hujan terus mendatang membuat lapangan yang biasa untuk Hanan bermain bola bersama teman temannya berlumpur.

Hanan yang melihat hujan turun lagi hanya bisa menggerutu sembari melihat Nathan yang asik menggambar dengan cat air itu.

"Kalau hujan itu bersyukur bukan menggerutu" sindir Nathan.

"Kalau jadi saudara itu peka dikit" sindir Hanan balik.

"Kalau gua peka entar lu kesal lagi"

"Bukan peka itu monyet" kesal Hanan melempar gumpalan kertas yang berada di dekatnya.

"Ya udah sini menggambar bareng gua kalau bosan, daripada berdiri gitu" ajak Nathan.

"Males ngebosenin ikutin hobi Lo"

Nathan menghela nafas sabar, "terserah"

Hanan melangkah menuju sofa di ruang keluarga itu dengan Nathan yang sibuk dengan kegiatannya. "Lapar~" rengek Hanan.

"Makan" jawab Nathan tanpa menatap Hanan.

"Masalahnya gaada yang mau dimakan" ucap Hanan dengan senyuman paksa.

"Ya udah gak usah makan"

Hanan mendengus sebal lalu melangkah menuju kamar tidur lalu kembali menghampiri Nathan dan duduk di samping dengan buku ditangan bertuliskan 'matematika'. Nathan yang melihat itu mengernyit bingung.

"Ngapain?"

"Jungkir balik ya kerjain tugas lah" sarkas Hanan kesal.

"Tugas matematika emang ada" tanya Nathan lagi.

"Kagak gua cuma mau ngulang pelajaran doang daripada mati kebosanan"

"Oh ikutin Lo ngebosenin juga apalagi matematika hufh.. jalan nya panjang jawaban cuman dua kan ngeselin"

"Matematika itu ngeselin cocok sama Lo yang juga sama ngeselin nya" lanjut Nathan lagi tersenyum jahil.

Setalah percakapan itu hening menyerpa dan suara katak terdengar karena hujan sudah berhenti. Hanan maupun Nathan terdiam dengan kegiatan mereka masing masing.

Hingga suara ketukan pintu terdengar membuat kembar Diratama itu saling menatap bingung, Hanan melangkah menuju pintu utama rumah itu sedangkan Nathan dia hanya mengikuti Hanan dari belakang.

Tok

Tok

Suara ketukan pintu terdengar lagi membuat kedua pemuda itu semakin merasakan aura horor dan mengerikan.

Plak, Nathan memukul bahu Hanan dari belakang. "Kenapa jadi takut begini Lo juga malah pasang wajah begituan"

"Kenapa jadi salahin gua" kesal Hanan.

"Udah buka cepetan mungkin tamu" titah Nathan.

Hanan membuka pintu utama rumah itu dengan perasaan takut bahkan kini tangan nya bergetar.

"Apa benar ini rumah nya?" tanya seorang pria dengan suara berat di luar pintu rumah kediaman Dira dan Kembar Diratama.

Hanan yang mendengar itu lantas menghadap ke belakang memegang bahu sang adik, "mending lu ke dapur biar gua aja yang buka" titah Hanan.

Nathan mengangguk walau sebenarnya dia penasaran. Hanan yang melihat Nathan pergi melangkah langsung membuka pintu tersebut.

"Ah ternyata benar kalau ini ru---"

"Mau ngapain anda kesini bukannya saya sudah suruh anda untuk pergi dari kota ini" sarkas Hanan langsung.

Nathan tidak pergi melainkan dia berada diruang keluarga dan mendengar kan ucapan Hanan yang terlontar tidak sopan itu. Nathan yang penasaran akhirnya melangkah keluar rumah dan melihat pria tegap dengan setelan baju yang terlihat mahal itu.

Medan Dan Kembar Diratama || Nct DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang