Baikan

250 28 0
                                    

Sejak pertengkaran kemarin kini
kembar Diratama hanya diam tanpa minat membuka pembicaraan.

Sarapan pagi ini membuat Dira heran melihat kedua putranya yang tidak seperti biasa. Dira pun memutuskan duduk di depan keduanya, menghela nafas saat salah satu putranya beranjak pergi namun dengan cepat Dira menghentikan langkahnya.

"Nathan kemari sayang" titahnya lembut

Nathan membalikkan tubuh nya menghadap sang bunda, "Nathan mau berangkat bun nanti terlambat" bohong Nathan.

Dira tersenyum, ternyata benar kalau kedua putranya itu sedang bertengkar. Terlihat dari wajah Nathan yang menghindar serta Hanan yang diam.

"Kalian bertengkar?" Tanya Dira

Hanan mendongak menatap Dira, "kenapa? Bener kan" cibir Dira.

Hanan dan Nathan menatap satu sama lain lalu menatap bundanya, "kenapa bunda ngira gitu" kini Hanan bertanya.

"Kalian berdua gak kayak biasanya bunda lihat, diam diaman tumben. Kalau ada masalah itu selesain bukan malah menghindar" ucap bunda sembari memberi nasehat.

"Nathan cuman mau mandiri dan gak mau terus terusan nyusahin Hanan apalagi selalu bergantung sama Hanan" jawab Nathan pergi melangkah keluar.

Hanan menunduk mengingat bahwa ini salahnya. Salah dalam bertindak, salah dalam berkata membuat sang adik sakit hati.

Dira menatap Hanan tersenyum menangkup kedua pipi putra sulungnya itu. "Kenapa hm?" tanya Dira lembut agar Hanan mau menjelaskan.

"Ini salah Hanan Bun, seharusnya Hanan gak imbaskan masalah Hanan ke Nathan. Pasti Nathan ngerasa bersalah gara gara ucapan Hanan" ucap Hanan menunduk.

Dira mengelus surai hitam itu, "apapun itu kamu harus minta maaf dengan syarat tulus dan gak mengulanginya" nasehat Dira dan di balas anggukan.

Dira yang melihat jawaban Hanan tersenyum menatap putranya senang, karena Dira yakin Hanan bukanlah sosok orang yang gengsi dalam hal apapun apalagi tentang meminta maaf.

~~~~~~~~~~~~~~

Hari sudah sore, para pelajar juga sudah pada pulang begitu pun pada Hanan dan Nathan yang kini sudah berjalan menuju rumah, serta Jevano yang berada di tengah tengah kedua kembar itu.

"JANGAN LUPA TUGAS DARI PAK BENI!" teriak Jevano mengingatkan.

Nathan hanya mengangguk membalas ucapan Jevano, berbeda dengan Hanan yang masih melihat Jevano memasuki pekarangan rumah nya hingga tubuh itu hilang dari pandangan nya karena sudah masuk ke dalam rumah. Lalu berganti menatap Nathan dan merangkul adik kembarnya itu namun sang empu menepis kasar.

"lu kenapa sih hm" goda Hanan memegang dagu Nathan.

"Sok asik Lo" ketusnya sembari melangkah ke pekarangan rumah dan Hanan yang sudah lebih dulu menarik kerah baju seragam sekolah Nathan.

"Ayo ikut gua" tarik nya pada seragam Nathan.

"Lu apa apaan sih, kecekek gua" ucapnya melepas tangan Hanan yang berada di kerah bajunya.

"Li ipi ipiin sih" ejeknya dengan wajah yang di buat buat.

"Udah ikut gua" lanjut Hanan menarik tangan Nathan.

Namun langkah mereka terhenti ketika sudah sampai di sebuah warung dengan aneka menu.

"Mang seblak nya dua ya" ucap Hanan.

"Oh siap dek" jawab sang penjual ramah.

Hanan melihat Nathan yang sudah lebih dulu mengarahkan wajahnya ke arah lain. Dengan cepat Hanan menepuk pipi kanan Nathan pelan membuat sang empu melihat pelaku dengan tatapan tajamnya.

Medan Dan Kembar Diratama || Nct DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang