Suasana pagi di hari libur itu tidak seperti biasanya. Dira sang ibu dari kedua pemuda itu sudah lebih dulu berangkat kerja menyisakan keduanya. Nathan pemuda yang lebih muda 15 menit itu akhirnya membuka pembicaraan.
"Han gue..."
Srett
Hanan bangkit dari bangku meja makan menghiraukan tatapan sendu dari sang kembaran.
Nathan meraup wajahnya kasar lalu menunduk mengingat ini semua kesalahannya.
Nathan bangkit lalu mendekat ke arah Hanan yang sedang duduk di sofa itu sambil menikmati cemilan dengan mata yang tak lepas dari benda persegi panjang itu.
"Han gua..." ucap Nathan lagi.
Namun lagi lagi Hanan bangkit dari duduknya tapi dengan cepat Nathan menarik pergelangan tangan milik Hanan. "Gua minta maaf"
"Untuk?" tanya Hanan datar.
Nathan menunduk memilin kedua tangannya gugup, "untuk apa?" tanya Hanan kembali mendudukkan dirinya di sofa.
Nathan mengangkat kepalanya menatap Hanan dengan ragu, "Gua minta maaf soal ayah waktu itu" mendengar itu Hanan menghela nafas kasar.
"Gua nggak butuh maaf Lo. Karena gua disini juga salah Na" kata Hanan memeluk tubuh Nathan.
"Gua cuman takut kalau lo lebih milih ninggalin gua sama bunda dan tinggal sama ayah" tutur Hanan bergetar.
Nathan menggeleng keras, "Nggak! Gue gak bakal tinggal sama ayah yang jelas jelas tempramen"
"Beneran kan"
Nathan mengangguk
"Beneran?" ulang Hanan memastikan bahwa Nathan tidak berbohong untuk tidak meninggalkan dirinya dan bunda.
"Iya Han jadi.... Kita baikan"
Hanan tersenyum jahil, "gimana ya?"
~~~~~~~~~~~
Hanan melangkah pergi keluar rumah dan mendapatkan Nathan yang menatap dirinya seolah bertanya.
"Gua mau keluar bentar doang"
Nathan mengangguk
"Oh iya om Rey bakal kesini dia bakal balik lagi ke Jakarta nanti malam mungkin sebentar lagi om Rey datang. Bunda lagi kerja gua juga mau keluar jadi gua harap lo maklumi" ucap Hanan berlari pergi keluar.
Dan benar saja Rey sampai di rumah dengan Nathan yang sibuk menggambar dengan cat airnya.
"Ekhem.." ucap Rey agar Nathan sadar keberadaan nya.
Mulut Nathan membulat, "Oh, duduk aja disitu" titah Nathan ketus.
Rey memicingkan matanya mencoba mencari keberadaan Dira dan Hanan. "Dimana bunda kamu sama Hanan? Lagi gak di rumah ya Na."
Nathan mengangguk
"Lagi gambar apa?" tanya Rey memecah keheningan.
"Gambar apa yang saya bisa" ketus Nathan yang fokus dengan kertas putih dihadapan nya.
Rey tertawa kecil mendengar jawaban Nathan walaupun bukan itu yang dirinya maksud. Hening kembali menyerpa kedua lelaki berbeda usia itu.
"Gimana kerjaan om" tanya Nathan tanpa menatap pria bernama Rey itu.
Rey tersenyum mendengar pertanyaan Nathan, "Baik, kalau Nathan gimana sekolah nya?" Nathan meletakkan alat lukisnya lalu menjawab. "Baik juga."
Hanan tidak pergi dari pekarangan rumah malah dia dengan santai duduk sambil tertawa pelan mendengar interaksi keduanya. Membiarkan Rey dan Nathan berdua di suatu ruangan atau rumah adalah ide dan rencana dari Hanan dan Dira, agar keduanya bisa memperdekat diri.
Dalam hati Nathan menggerutu, "Hanan kemana sih lama amat"
"Kapan kapan mau gak liburan berdua kamu dengan om hanya berdua" tanya Rey dengan berani.
Nathan menggedikan bahu, "terserah"
"Ke jakarta main ke rumah om mau?" tanya Rey lagi.
"Tanya bunda, kalau diizinin Nathan mau" jawab nya lembut.
Lagi lagi Rey tersenyum mendengar ucapan Nathan apalagi nada bicaranya tidak seperti biasa. "Kalau gitu gimana hari Sabtu, kamu bisa tiga hari di sana" usul Rey bersemangat.
"Sabtu ini?" tanya Nathan.
Rey mengangguk
"Kalau gitu nanti Nathan izin ke bunda"
Rey tersenyum, "kalau bunda kamu gak bolehin nanti. Biar om yang bilang" tuturnya lembut.
"Jakarta tempat ayah tinggal kan" ucap Nathan dalam hati.
~~~~~~~~~~~
Malamnya pukul jam 12 malam kembar Diratama itu belum tidur menunggu sang ibu pulang dari kerja. Hanan menatap Nathan tersenyum bahkan sedari tadi tingkahnya begitu aneh mungkin menurut Nathan itu biasa saja karena Hanan memang sudah aneh sejak lahir pikirnya.
"Lo beneran ikut om Rey ke Jakarta selama tiga hari, nginap di rumah nya gua ikut dong."
"Apaan sih"
"Kenapa nih? Kok belum pada tidur" saut Dira memasuki rumah.
"Bun Nathan diajak om Rey ke Jakarta, ke rumahnya izinin gak Bun" kata Hanan melirik Nathan.
Bunda tersenyum manis, "boleh dong" Nathan membalas senyuman Dira sang ibu "makasih Bun" balas Nathan.
"Kalau gitu Nathan permisi ke kamar ya"
Nathan pergi masuk ke kamar nya lalu menutup pintu itu rapat. "Ayah bilang ayah tinggal di jakarta ini kesempatan gua kan" ujar Nathan pelan sambil menatap ponsel berisi pesan sang ayah.
✉️Ayah Tama
Ayah tinggal di jakarta kamu bisa temuin ayah kapanpun Nak 13.04Om Rey ngajak aku ke Jakarta kita bisa ketemu nanti 13.09
Kapan nak? 23.59
Sabtu ini 00.08Sedangkan diruang santai Hanan dan bunda bertos ria mendengar bahwa rencana memperdekatkan diri antara Nathan dan Rey berjalan lancar. Mungkin itulah pikiran mereka saat ini tanpa tau Nathan ingin bertemu dengan pria tempramen itu siapa lagi kalau bukan Tama ayah dari kembar Diratama.
•
•
•
•
Haiii udah part segini aja gak nyangka. Author kira bakal sedikit yang baca jadi ragu buat unpublish tapi ternyata enggak.
Makin lama makin dikit kan bahkan ini gak nyampe 1000 kata soalnya author bingung mau buat gimana lagi hehehe tambah lagi ada kesibukan di dunia real tapi author tetap bakal usahain semampu author ya papayyy.
Buat kalian semua makasih yaaaa author doain semoga jodohnya babang ganteng nct dream kecuali Jaemin, Jisung, chenle sisanya ambil aja hahahaha canda canda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Medan Dan Kembar Diratama || Nct Dream
AléatoireMedan Dan Kembar Diratama tentang kehidupan Kembar Diratama di sebuah kota Medan tempat kelahiran wanita yang melahirkan serta menjaga mereka seorang diri tanpa adanya peran sang ayah, bagaimana kisah dan kehidupan mereka? No bxb!! °jernih hasil dar...