07

1.6K 109 23
                                    

Happy reading

.
.
.

"Huks~"

Fourth terus menerus memeluk lengan bibi pim dan mengikuti kemanapun wanita paruh baya itu pergi.

Sampai-sampai bibi pim jadi sedikit kesusahan dalam bergerak, karena istri tuanya ini terus saja menempel padanya.

Hal itu terjadi karena bibi pim memberitahu pada tuan dan istri tuannya jika bibi pim ingin izin untuk pulang ke kampung halaman nya untuk beberapa waktu.

Fourth yang mendengar tentu saja terkejut dan merasa sedih karena harus ditinggalkan oleh bibi pim.

Berbeda dengan Gemini yang mengangguk pelan memberikan izin.

"Hukss~"

Bibi pim menghela napas, kemudian beralih menatap wajah istri tuanya.

Oh...

Lihat wajah itu...

Sangat menggemaskan.

Hidung dan pipi yang memerah karena terus menangis, seperti seorang anak kecil.

Bibi pim jadi tertawa kecil melihatnya.

"Adek kenapa nangis? Kan bibi perginya cuma sebentar aja"

"Hiks~ tetep aja bibi ninggalin aku huhu~ gak mau! pokoknya bibi gak boleh pergi".

"Hiks~ bibi jangan pergi ya? Aku janji gak bakal nakal"

Fourth mengeratkan pelukannya pada lengan bibi pim, tidak akan membiarkan wanita paruh baya itu pergi.

Bibi pim tertawa lagi, justru bibi lebih suka jika pemuda manis ini menjadi nakal karena itu akan jauh lebih menggemaskan.

"Bibi cuma sebentar kok...nanti kalo bibi balik, bibi bawain adek oleh-oleh yang banyak deh, gimana?"

Bibi pim juga terus berusaha membujuk pemuda manis yang terus memeluk lengan nya ini.

"Gak mau! Mau bibi aja hiks~"

Bibi pim kembali menghela napasnya, tersenyum lembut pada pemuda manis itu.

"Hiks~ na-nti kalo hiks~ bibi gak ada, yang temenin aku berkebun siapa hiks~? Yang temenin aku maraton drama siapa? Trus yang ajarin aku masak siapa? Hiks~ bibi jangan pergi ya?"

Bibi pim menepuk lembut kepala Fourth. Merasa tidak tega juga melihat istri tuanya ini terus menangis.

Tapi ini memang jadwal pulang nya jadi mau tidak mau bibi pim juga harus pulang.

"Adek gak kasian sama bibi? Bibi udah lama lho gak pulang~"

Mendengar itu tangis Fourth semakin kuat, perasaannya jadi campur aduk.

Bagaimana mana ini?

Tidak!

Pokoknya bibi pim tidak boleh pergi!.

Hiks~

Bibi pim tersenyum, sambil mengusap lembut punggung Fourth. Ternyata istri tuannya ini sangat menyukainya hingga melarang nya untuk pulang.

Haha.

Lucu sekali.

Padahal sebelum tuannya menikah, bibi pim bisa pulang kampung dengan mudah tanpa melalui hal seperti ini.

Tapi sekarang cukup sulit karena bayi besar ini terbiasa melakukan banyak hal bersama wanita paruh baya itu, jika ditinggal bekerja oleh suaminya.

Pasti bosan jika tidak ada bibi pim dirumah.

stiff & sweet || 'GeminiFourth'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang