PART 12

4.1K 193 29
                                    

"Maafkan bubu Jae, ini semua salah bubu. Seandainya saja kamu lahir dari rahim yang lain. Mungkin semuanya tidak akan seperti ini. Bubu tahu kamu mencintai bubu, bubu mengerti perasaanmu!". Kata Taeyong sambil mengusap pipi Jaehyun.

Jaehyun termenung dengan ucapan Taeyong. Tanpa Jaehyun sadari, matanya mulai memanas. Ia merasakan pelupuk matanya kini penuh dengan air mata. Dan benar saja, air mata itu jatuh meluncur begitu saja.

Entahlah, perkataan Taeyong berhasil merusak pertahanannya. Jaehyun baru merasa dipahami setelah seumur hidupnya ia selalu dihakimi karena kesalahannya yang selalu terobsesi dengan Taeyong.

"Kamu mengerti?". Kata Jaehyun yang masih dalam posisi mengukung Taeyong.

"Hmm. Pasti sulit menjalaninya kan? Kamu pasti sangat tersiksa dengan perasaanmu sendiri. Kamu sadar benar jika bubu adalah seseorang yang melahirkanmu? Apakah sesuatu yang tidak kamu mengerti merubah kasih sayangmu kepada bubu menjadi cinta yang merasuki pikiranmu?". 

Taeyong menjeda perkataannya.

"Itu adalah obsesi Jaehyun, tapi kamu sendiri menolak untuk memvalidasinya sebagai sebuah kesalahan. Karena itulah appamu mengatakan kamu sakit. Kamu tidak memiliki kemampuan untuk membedakan kesalahan dan kebenaran. Sedikitpun kamu juga tak ada rasa penyesalan kan setelah membunuh kakekmu sendiri, mencelakai appamu sendiri? Bubu mengenalmu, sedari dulu kamu sangat pandai bersandiwara, selalu bersikap manipulatif. Bubu mengenalmu. Kamu memang berbahaya, tapi bubu tahu kelemahanmu adalah aku. Jadi Jaehyun, biarkan bubu mengatakan sesuatu kepadamu."

Jaehyun mengernyit, namun ia juga tengah menunggu, kata kata apa kira kira yang akan keluar dari mulut Taeyong.

"Aku sangat membencimu Jaehyun. Aku benci dengan semua yang berhubungan denganmu!". Lanjut Taeyong seiring dengan tatapan lembutnya yang berubah menjadi tatapan penuh kebencian.

Jaehyun merasakan gemetar yang hebat pada dirinya. Jantungnya berdegub kencang. Tangannya mengepal kuat seakan ingin menghancurkan sesuatu. Taeyong menyadari saat ini Jaehyun tengah mengalami sebuah trigger yang hebat.

"Kamu mendengarku? A KU SA NGAT MEM BEN CIMU JAE HYUN!". Ulang Taeyong dengan mengeja perkatannya. 

Nafas Jaehyun terasa begitu sesak, hingga...

"Ak!".

Jaehyun tiba tiba saja mencekik leher Taeyong. Ia sudah tak tahan lagi dengan rasa sakit yang telah ditorehkan oleh Taeyong. Jaehyun tidak suka mendengar kalimat 'benci' dari mulut Taeyong, irang yang ia cintai.

Dengan reflek, Taeyong memegangi tangan Jaehgun yang berada di lehernya.

"Ya Jae hyun, bu nuh bu bu!". Bisik Taeyong kesulitan namun dengan wajah yang ia usahakan untuk tersenyum.

Jaehyun merasakan emosi yang begitu hebat, hingga urat urat di dahinya bermunculan, wajahnya memerah, air mata dan peluh mengalir menjadi satu di wajahnya. Jaehyun memandangi wajah Taeyong yang hanya pasrah tak melawan itu. Air mata Taeyong juga terjun bebas deras.

Berbeda ketika ia menghabisi yang lain, Jaehyun justru ikut tersiksa tatkala melihat orang yang ia cintai merasa tersiksa seperti itu. Berakhirlah Jaehyun melepaskan cekikannya pada leher Taeyong.

Taeyong segera meraup oksigen sebanyak banyaknya untuk mengisi paru parunya yang terasa sesak itu sambil memegangi sendiri lehernya. Taeyong pikir, Jaehyun akan benar benar membunuhnya, karena memang dengan kematiannya lah Taeyong bisa membalas dendam.

"Kamu tidak akan bisa menghadapinya. Dan kamu benar, kamu adalah kelemahanku!". 

Jaehyun turun dari nakasnya dan memakai kaos serta celananya.

NO TITTLE | JAEYONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang