PART 10

2.5K 134 5
                                    

Johnny sedang membersihkan tubuhnya di bawah guyuran air di kamar mandi. Ingatannya tentang beberapa jam yang lalu berputar di dalam ingatannya. Bagaimana tidak, anak kecil berusia 5 setengah tahun itu meregang nyawa di tangannya.

"Paman siapa?". Kata anak kecil dengan tas ransel kecil di punggungnya.

Johnny berjongkok untuk menyamakan tinggi mereka. Mengangkat tangannya dan membelai pipi gembul milik anak itu.

"Siapa namamu?". Tanya Johnny dengan suara beratnya.

"Chanie Haechanie!". Kata anak kecil itu.

"Chanie sendirian? Mau ikut dengan paman?". Tawar Johnny.

Haechan menggelengkan kepalanya perlahan.

"Mae menyuruhku membeli chesee cake, Mae akan menyusulku ke sana. Kalau mae tidak menemukanku di sana, dia akan marah padaku!". Kata Haechan.

"Dia tidak akan pernah menemuimu di sana jadi ikut dengan paman, paman akan membuatmu bertemu dengannya. Percayalah!". Kata Johnny.

Haechan kecil terlihat berpikir sebentar.

"Baiklah, aku ikut denganmu paman!".

Bocah 5 setengah tahun itu menggenggam jemari Johnny dan mereka berjalan beriringan. Johnny merasakan jari anak kecil itu seperti aliran listrik. Dari tangan si kecil itu, Johnny merasakan hatinya menghangat namun juga sedikit dingin. Johnny seakan bisa merasakan sebuah ikatan di dalam anak kecil itu.

"Paman, mae bilang Chanie tidak boleh kembali ke sini, kenapa paman membawaku ke sini?".

"Paman sudah bilang padamu, paman akan mempertemukanmu dengannya. Maemu sangat menyayangimu, dia pasti tidak ingin berpisah denganmu jadi, bersamalah dengannya meski di belahan dunia lain!".

Johnny membuka pintu apartemen kecil itu.

Ceklek

Johnny bisa melihat Jaehyun yang menengadahkan wajahnya ke langit lagit menikmati rasa puas dalam dirinya.

"Mae!". Teriak anak kecil 5 setengah tahun itu.

Haechan ingin berlari dan menghampiri maenya, namun Johnny mencekal tangan Haechan.

"Aku ingin mae. Mae kenapa?". Kata Haechan histeris dan menangis tersedu sedu.

Jaehyun menoleh dan mendapati anak kecil yang sedang digenggam tangannya oleh bawahannya itu. Jaehyun menyeringai menyeramkan.

"Hai anak tampan?". Sapa Jaehyun.

Haechan merasa ketakutan dengan sapaan Jaehyun yang terkesan menyeramkan itu. Haechan terus menangis dan menyembunyikan tubuh kecilnya di belakang Johnny.

"Paman, Chanie takut. Mae kenapa tidak bangun?".

"Dia hanya sedang bermain!". Jawab Johnny.

"Kemarilah anak tampan!". Kata Jaehyun.

"Biar saya yang melakukannya!". Jawab Johnny.

Ya, Johnny tak bisa membiarkan anak sekecil Haechan merasakan rasa sakit karena ulah Jaehyun. Johnny sangat mengerti Jaehyun. Jaehyun sangat senang menyiksa korbannya terlebih dahulu daripada harus segera menancapkan atau menembak korbannya tepat di jantungnya. Jaehyun lebih suka melihat detik detik akhir dari korbannya.

"Baiklah. Dia sangat mirip denganmu. Mungkin saja dia anakmu. Aku menunggumu di mobil!". Kata Jaehyun.

"Hai anak tampan, bermainlah dengan daddymu!". Kata Jaehyun.

Haechan masih tetap bersembunyi di belakang tubuh Johnny. Johnny melihat tubuh Ten yang sudah tergeletak tak bernyawa di lantai itu, matanya tak menutup.

NO TITTLE | JAEYONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang