Part 02

5.8K 415 4
                                    

"Dek, makan yah? Ini udah jam satu siang loh!" Ujar Dania sambil menyodorkan makanan ke arah putranya, yang sedari tadi hanya diam melihat makanan itu tanpa ada niat untuk memakannya.

Sementara itu, raja Fandricko yang kita sebut saja sebagai Erland karena sudah hidup ditubuh Erland itu, kini memandang tak minat makanan aneh yang terasa hambar di mulutnya itu.

"Bisa makan yang lain?" Tanya Erland, namun dibalas gelengan oleh Dania.

"Tidak bisa sayang, kamu kan masih sakit, jadi makan nya yang ini dulu, yah?" Erland bergidik geli saat mendengar kalimat yang sangat halus itu.

"Tapi aku tidak suka yang ini," balas Erland.

"Kalau kamu nggak makan, maka kamu nggak akan sembuh. Dan kalau kamu nggak sembuh, kamu akan terus makan makanan ini selamanya. Memangnya kamu mau?" Erland menggelengkan kepalanya, mendengar hal itu.

"Jadi makan dulu yah, sayang? Biar cepat sembuh, Mama janji deh, kalo sembuh nanti, semuanya bakal Mama kasih..." Erland merasa aneh dengan semua ini, namun dia harus menjalani kehidupan ini.

Dia sudah diberi kesempatan untuk hidup kembali, walaupun di raga orang lain, dan menjalani kehidupan yang jauh berbeda dengan kehidupannya yang sebelumnya.

"Tap-"

"Erland mau sembuh, kan?" Erland mengangguk pelan.

"Kalau begitu makan dulu," mau tau mau, Erland pun memakan makanan yang disodorkan kearah nya itu.


o((*^▽^*))o



Satu minggu telah berlalu, kini Erland sudah diizinkan pulang ke rumah oleh dokter, dengan catatan harus rajin check up ke rumah sakit.

"Welcome to home, sayang..." Ujar Dania dengan bahagia nya. Akhirnya setelah hampir tiga tahun, bungsunya kembali lagi ke mansion besar mereka.

Sedangkan di suatu sisi, Erland kini memandang kagum bangunan besar yang berada dihadapannya.

Benar-benar mansion yang sangat besar, dan megah. Tak kalah dengan istananya.

"Dek?" Erland terkejut, dengan suara Alden.

"Lagi ngelamunin apa, sih?" Tanya Alden sambil tersenyum hangat kepada sang kakak.

"Rumahnya bagus, besar, dan kelihatan megah. Saya suka..." Dania, Varen, dan putra sulung mereka saling memandang satu sama lain setelah mendengar jawaban dari Erland barusan.

"Suka sama mansionnya, sayang?" Erland mengangguki pertanyaan sang ayah.

"Kalau suka, adek tinggal terus di mansion, yah? Jangan kemana-mana, apalagi pergi dalam waktu yang lama," Erland memandang lekat mata Varen yang menyiratkan tentang banyak hal.

'Maafkan aku karena telah tidak jujur pada kalian, aku bukannya ingin membohongi kalian, atau semacamnya. Tapi aku ingin menjalani kehidupan baru ku ini, tanpa ada satupun orang yang tau tentang yang sebenarnya, terutama kalian yang sudah berharap besar kepada putra bungsu kalian, yang nyatanya jiwanya sudah pergi meninggalkan kalian, dan digantikan olehku.'

Alden yang melihat adiknya melamun, langsung merangkul pundak sang adik, dan membawanya masuk kedalam mansion.

Erland memandangi setiap isi mansion yang dipenuhi dengan barang-barang mahal itu.

Terlihat sebuah foto besar yang terpajang diruang tamu, dengan empat orang didalamnya. Yang tentu saja itu adalah Varen, Dania, dan kedua putra mereka yang masih kecil.

♔ Transmigration King ♔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang