Mingyu mengetuk pintu kamar mereka, namun Wonwoo yang mengunci dirinya di sana sejak beberapa menit lalu tak memberikan respon.
"Za.. Sayang.. tolong bukain pintunya dong. Kita ngobrol yuk."
Tiba-tiba secarik kertas muncul dari celah di bawah pintu. Mingyu mengambilnya dan membaca tulisan tangan Wonwoo itu.
Eza gak mau ngomong sama mas kalo mas masih mikir ngeladenin cowok gay cakep yang naksir mas disebut sopan santun.
Mingyu menghela napasnya panjang. "Ya udah. Mas gak bakal maksa kamu, mas juga gak bakal masuk, tapi pintunya jangan dikunci, ya, Sayang?"
***
Malam ini, Mingyu kembali mengetuk pintu kamar. Wonwoo masih belum keluar sejak tadi. Dia bahkan menolak makan siang yang Mingyu tawarkan. Tentu saja Mingyu semakin khawatir.
"Za.. keluar yuk? Kita ngobrol sebentar. Kamu gak perlu ngomong, cukup dengerin mas aja. Kalo udah beres, kita makan malem, terus seudahnya terserah kamu mau ngambek sama mas lagi atau enggak."
Ada hening sebelum akhirnya Wonwoo menjawab. "Pintunya gak dikunci."
Mingyu tersenyum dan langsung membuka pintu. Dia melangkah masuk dan menghampiri Wonwoo yang duduk di sofa-ikut duduk di sebelahnya.
"Dengerin mas, tapi jangan motong pembicaraan mas sebelum mas selesai. Okay?"
Wonwoo hanya mengangguk.
"Mas masih tetep mikir kalo perlakuan mas ke Edward tadi pagi adalah sopan santun. Iya, mas juga paham, mas juga peka kalo Edward ngegodain mas. Tapi mas bisa apa? Mas udah bilang cukup, bahkan Carl juga udah nyuruh suaminya buat berenti, tapi dia tetep ngelakuin itu.. dan mas yakini itu sebagai attittude dia. Lho? Kalo attittude kok gak ngasih ke kamu juga? Tadi siang mas ketemu sama mereka, dan Edward bilang kalo dia takut sama kamu. Dia bilang dia gak pernah liat kamu senyum ke dia dari kemaren, makanya dia ngerasa segan buat merhatiin kamu.
"Kalo pada kenyataannya Edward beneran filrting ke mas, mas bakal tetep nganggap apa yang dia lakuin sebagai sopan santun. Mas sama sekali gak ngerasa tergugah atau excited sama perlakuan dia. Mas juga setuju sama kamu, mas gak ngerti kenapa dia berani begitu padahal ada suaminya dan kamu.
"Tapi, Za.. kamu gak perlu khawatir mas bakal kegoda atau tertarik sama dia. Mas memang gay, tapi sekarang mas cuma tertarik sama kamu. Sekarang.. mas jadi gay cuma buat kamu doang. Jadi..." Mingyu mengambil kedua tangan Wonwoo. "Jangan marah lagi, ya? Saya cuma cinta sama kamu, Erza."
Bibir Wonwoo melengkung ke bawah, kepalanya pun merunduk. "Maaf, mas.. maaf Eza gak percaya sama mas."
Mingyu tersenyum. "Sini peluk." Dia membawa Wonwoo untuk duduk di pangkuannya dan menariknya ke pelukan.
Wonwoo menyandarkan kepalanya di bahu Mingyu dan membalas pelukan sang suami tak kalah erat.
"Kita jadiin kejadian hari ini sebagai pelajaran buat kedepannya. Kita harus lebih saling mempercayai satu sama lain dan mengurangi rasa curiga. Kalo dirasa ada yang salah sama hubungan kita, kita obrolin sampe masalah selesai tanpa kabur-kaburan. Oke?"
Wonwoo mengangguk.
"Jawab."
"Oke."
"Sini ta cium." Mingyu meraih wajah Wonwoo dan menghujaninya dengan kecupan hingga Wonwoo tersenyum geli. Mingyu ikut tersenyum dan menempelkan dahi mereka. "Ciumnya udah, sekarang ciumannya."
Wonwoo kembali tersenyum, lalu memejamkan matanya saat Mingyu mengklaim bibirnya. Bibir mereka bergerak saling melumat bibir satu sama lain dengan begitu mesra. Dari sisi wajah Wonwoo, tangan Mingyu merambat turun ke punggung dan membelai pinggang Wonwoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Dream Marriage Life [⏹️]
Fanfic🔞[MEANIE]🔞 Keseharian rumah tangga Mas Tata Minggu dan Dek Eza Nonu. __________________________________ READ WITH YOUR OWN RISK __________________________________ ⚠️ bxb • Lokal AU • Marriage life • Age gap • M!Older W!Younger • Harsh words • Expl...