Chapter 3

3.8K 279 13
                                    

Ngambek

"Kakak hari ini kita kemana? Injun bosan" Renjun sedari tadi sudah berguling-guling, sedangkan Haechan sibuk dengan laptop nya, tak mempedulikan si manis yang dilanda bosan

"Kakak~" Renjun menarik pelan celana Haechan, posisinya Haechan duduk diatas sofa kakinya menjuntai kebawah, di depannya terdapat karpet bulu yang sekarang di gunakan Renjun untuk berguling-guling

Karena kesal tidak di dengar, akhirnya Renjun berdiri dan menarik pelan laptop itu dan meletakkannya diatas meja.

"Kakak dengar ga sih?" Renjun berkacak pinggang

"Denger adek, mau apa heum?" Tanya Haechan

"Injun bosan, ayo jalan-jalan" Renjun memilih merebahkan dirinya di sofa dan menjadikan paha Haechan sebagai bantal

Haechan refleks mengusap rambut Renjun, wow Haechan kaget ternyata rambut Renjun sangat halus, semalam dia memang ingin menyentuh nya tapi tidak punya keberanian, tadi malam lebih lucu tau, poni nya di kuncir dan dia sibuk nonton kudanil gembrot di iPad milik Haechan

"Emang adek mau kemana?"

"Mau main sepeda, tapi Injun ga bisa goes" Renjun menatap Haechan dari bawah, wajahnya menunjukkan jika dirinya ingin sekali bermain sepeda, mama Huang ga pernah bolehin soalnya, nanti kalo jatuh lecet, Alhasil sudah setua ini dia tidak bisa naik sepeda

"Loh terus gimana?" Tanya Haechan bingung

"Ya kakak bonceng lah, masa kakak suruh Injun dorong sih? Tega banget" hah? Kok jadi dua yang salah ?

"Hadeh...yaudah ayok siap-siap" Haechan menghela nafas

"Kalo ga ikhlas ga usah"

"Ikhlas kok, ayok kita main sepeda."

"Kok menghela nafas? Kakak ga suka Injun ajak jalan?"

"Suka kok adek, ayok sayang kita jalan" Haechan berusaha menekan emosinya, bicara dengan Renjun tak lebih seperti bicara dengan anak perempuan H-1 haid

"Kalo ga mau, ga usah. Injun bisa sendiri."

"KYAAAAAAA KAKAK TURUNIN INJUN!!!!"

"Sekali lagi adek ngomong, kakak yang gantiin bajunya, mau?" Ancam Haechan

"Mau dong" jawaban Renjun membuat Haechan terbelalak. Diluar prediksi.

.
.
.

.
.
.

Taman hari ini tidak terlalu ramai, hanya ada beberapa pasangan yang memang sedang memadu kasih, dan beberapa ibu dan anak yang hanya sekadar mengisi waktu luang atau melepaskan stress

"Kakak itu sepedanya, ayo sewa" Renjun berlari kearah dimana ada yang menyewakan sepeda taman, Renjun terlihat antusias sekali, dengan berlari kesana, bahkan rambutnya ikut bergerak tuing-tuing saat dirinya lari

"Adek jangan lari nanti jatoh" tegur Haechan

Aku yakin jika Jeno maupun Jaemin melihat betapa sabarnya Haechan saat menghadapi Renjun mereka akan tercengang, sebenarnya Haechan juga menyadarinya, dirinya yang dikenal sumbu pendek dapat mengontrol emosinya dengan baik di hadapan Renjun, catatan: hanya dengan Renjun.

Pesona Huang Renjun.

"Berapa harga sewanya pak?" Tanya Haechan saat sudah sampai di depan dimana bapak-bapak menyewakan sepeda

Baby Renjun ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang