"sshhh... sakit." Renjun meringis kala Haechan sedikit menekan luka dilututnya, rasanya perih sekali saat kapas kecil yang sudah diberi cairan obat merah itu bergesek dengan lukanya.
"Kakak..." Cicit Renjun. Dilihatnya Haechan yang hanya sibuk memperhatikan dan mengobati lukanya.
Haechan seolah tuli tak mendengar panggilan itu, tangan nya dengan telaten membalut luka di lutut Renjun menggunakan kain kasa supaya tidak infeksi.
Setelah selesai, tanpa sepatah katapun, Haechan membereskan kotak P3K dan mengembalikan ketempat semula, meninggalkan Renjun sendirian di Ruang Tengah.
Renjun melongo begitu melihat Haechan melewatinya begitu saja dan kembali ke kamarnya. Tepatnya kamar mereka.
"Hah?" Renjun melongo.
Renjun kebingungan, kalau sudah begini dia harus apa? Selama dia tinggal disini, belum pernah sekalipun Haechan mendiamkannya seperti ini. masa sekarang harus dia yang membujuk Haechan?
Krieeett
Pintu kamar yang beberapa waktu ini mereka gunakan untuk istirahat bersama terbuka sangat pelan. Renjun menyembulkan kepalanya sedikit, melihat situas didalam.
Nampak Haechan tengah sibuk di meja belajarnya dengan beberapa tumpukan kertas dan laptop yang menyala.
Renjun mengendap-endap masuk ke dalam kamar, bahkan dengan sengaja berjinjit supaya Haechan tidak menyadari keberadaannya, walupun itu tidak berguna karena Haechan sudah sadar sejak dia membuka pintu, namun lebih memilih abai.
Renjun berjalan kearah ranjang mengambil boneka Moomin nya, dan hendak keluar kamar lagi, tapi mendadak berhenti.
Ngapain juga dia mengendap-endap seperti maling? tanya nya dalam hati.
Renjun membanting bonekanya keatas ranjang sehingga menimbulkan sedikit bunyi, setelahnya dia juga yang melotot.
"Moomin!" Renjun kembali memungut Moomin dan mengelus kepala Moomin sembari Bertanya
"Gwenchana?"
"Ppfft"
Haechan hampir saja terbahak mendengarnya, untuk dia bisa dengan cepat mengontrolnya, dia refleks memasang headphone ditelinganya dan menyalakannya dalam mode full volume.
Renjun menyipitkan matanya begitu melihat tindakan Haechan yang sangat mencurigakan.
"Ck"
Renjun lantas keluar dari kamar mereka dengan menghentakkan kakinya, kemudian membanting pintu kamar dengan sedikit kencang.
Tepat setelah pintu tertutup, Haechan melepas headphone nya dan berbalik dengan cepat menatap kearah pintu kamarnya.
"Lucu banget" gemes Haechan, tapi dia berpikir kali ini dia harus memberikan si kecil itu sedikit pelajaran, anak 5 tahun saja harusnya mengerti untuk tidak ikut begitu saja dengan orang asing.
Detik demi detik berlalu, Haechan masih belum keluar dari kamarnya, sebentar lagi waktu makan malam, dan Renjun tidak bisa masak, karena bingung akhirnya Renjun menghubungi Jaemin melalui panggilan video.
"Hay Baby? Kenapa tumben menghubungi kakak?" Tanya Jaemin.
Renjun menunduk, tidak tau barus memberitahu Jaemin atau tidak, sedangkan Jaemin yang seolah mengerti dilema Renjun tersenyum.
"Baby membuat Haechan marah hm?" Tanya Jaemin
Bagaimana mungkin Jaemin tau? Renjun tak bisa menyembunyikan keterkejutannya.
"Tidak mau cerita?"
"Tadi siang Injun membuat Kakak marah, jadi tadi..." Renjun akhirnya menjelaskan situasinya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Renjun ✓
FanfictionJadi mahasiswa sudah cukup sulit bagi Haechan, sekarang teman Mae nya ikut menambah beban Haechan dengan menitipkan bayi. Yang di luar prediksi nya adalah bayi itu bernama Huang Renjun, dan sudah berusia 20 tahun, catat 20 TAHUN! Rank 1 #hyuckren 29...