"Huwwaaaaaaa hilang hiks"
"Ya makanya adek tarok dimana semalem?" Haechan sudah frustasi sedari 30 menit yang lalu, bayi nya menangis histeris pasalnya boneka kesayangannya hilang entah kemana, dia sudah berusaha mencarinya kemana-mana tapi masih belum ketemu.
"Hiks ga tau, adek ga inget hiks." mata Renjun sudah sangat merah karena menangis.
"Kita beli aja yang baru ya?" Tawar Haechan.
"Ga mau, itu boneka dari ayah hiks, sekarang ayah sudah di surga, makanya adek bawa kemana-mana hiks, kakak Moomin nya hiks." Renjun mengusap air matanya yang sedari tadi tidak mau berhenti mengalir.
Sekarang Haechan paham, alasan tangisan Renjun terdengar menyakitkan, ternyata itu adalah benda peninggalan ayahnya, pantas saja bentuknya sudah agak buluk.
"Yaudah jangan nangis lagi, kakak bantu cari, adek bantu inget-inget, taro dimana okey?" Haechan memeluk Renjun, berharap pelukannya dapat membuat yang kecil lebih tenang.
Haechan kembali menggeledah isi Apartment untuk mencari kudanil gembrot itu, di lemari, di bawah ranjang, di kamar mandi, dan di dapur tapi tidak bisa di temukan di mana pun.
Perasaan Apartemennya tidak sebesar itu, kenapa mencari satu boneka saja susah nya minta ampun? Sampai menjelang siang, boneka itu masih belum di temukan.
"Adek kita makan diluar dulu yuk, kakak laper, nanti kita cari lagi ya?" sedari tadi Haechan menyadari kalau Renjun lebih banyak diam, Renjun murung, boneka yang biasanya di bawanya kemana-mana hilang entah kemana dan tidak bisa di temukan di manapun keberadaannya. Jelas si kecil sedih.
"Ayo, jangan murung, nanti mama Huang sedih, kakak juga sedih, kakak janji bonekanya bakal ketemu, okey?" Haecahn kembali menyapu genangan air mata Renjun dengan ibu jarinya, dia tidak suka Renjun begini.
"Ayo nanti kakak beliin yoghurt shake." Renjun hanya mengangguk, dan menerima uluran tangan Haechan, sepanjang perjalanan ke Resto Haechan terus berpikir dimana kira-kira Renjun meletakan bonekanya.
Dia sudah bertanya pada Chenle, sekiranya boneka Renjun ketinggalan karena mereka semalam menginap disana, tapi Chenle bilang tidak melihat ada boneka di rumahnya.
"Adek makan dulu, apa mau di suapin?" Renjun mengangguk dengan lesu.
"Yaudah sini deketan" Haechan tidak menyangka kehilangan Moomin akan berdampak besar pada Renjun, awal bertemu Haechan malah beranggapan Renjun laki-laki lebay yang kemana mana bawa boneka, ternyata alasannya sangat menyayat hati.
"Sudah habis, adek pinter, ini yoghurt shake nya, dimakan ya?" Haechan menyodorkan satu cup Yoghurt shake yang tadi sempat di janjikannya. Renjun tidak menjawab tapi tetap menerima yoghurt itu.
"Loh Chan? Tumben banget kesini?"
"Jaem! Ngapain Lo disini?"
"Lah? ini tempat umum?"
"Ya maksudnya bukan begitu tol-" Haechan berdehem saat melihat tatapan Renjun
"Hahahaha mampus" cibir Jaemin
"Baby kenapa kok cemberut?" Tanya Jaemin, suaranya berubah halus, entahlah rasanya raganya tak terima jika berbicara dengan nada yang biasa dia gunakan, Renjun rapuh.
"Siapa yang lo panggil Baby? Baby baby mata Lo sini gue colok."
"Apansih Lo? terserah gue dong! orang anaknya ga masalah? sewot aja Lo!" Jaemin tidak terima.
"Ga ada! ga bole panggil-panggil baby, cuma gue yang boleh, udah sana Lo minggat, nambah beban pikiran gue aja Lo"
"Dih? Ga mau, gue mau makan disini!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Renjun ✓
FanfictionJadi mahasiswa sudah cukup sulit bagi Haechan, sekarang teman Mae nya ikut menambah beban Haechan dengan menitipkan bayi. Yang di luar prediksi nya adalah bayi itu bernama Huang Renjun, dan sudah berusia 20 tahun, catat 20 TAHUN! Rank 1 #hyuckren 29...