Chapter 4

3.3K 280 15
                                    

"enghhh"

Terdengar lenguhan Renjun yang sedari tadi bergerak gelisah di samping Haechan, Haechan yang menyadari nya lantas menyingkap selimut yang menutupi Renjun

"Kenapa?" Tanya Haechan sedikit panik, saat dilihatnya Renjun yang sudah bercucuran keringat

"Dingin kak" Ujar Renjun lemah

Haechan mulai curiga, Renjun bilang kedinginan tapi tubuhnya merespon lain dengan mengeluarkan keringat sebanyak itu.

Haechan menempelkan telapak tangannya ke dahi Renjun guna mengecek suhu tubuh si kecil

"Adekkkkk demam!"

Haechan lantas langsung turun dari ranjangnya dan bergegas ke dapur, mengambil air dingin untuk mengompres Renjun

"Euunggghh kakak, pusing hiks" Renjun gelisah bukan main, rasa pusing membuatnya tidak bisa tenang sedikitpun

"Iya, tunggu sebentar yah, lap dulu keringat nya" Haechan dengan telaten membersihkan tubuh Renjun yang berkeringat supaya tidak lengket

"Hiks peluk" Renjun merentangkan tangan nyaa matanya sudah merah, hidung nya juga ikut merah

"Iya tunggu sebentar, kakak ambil termometer dulu, kita cek suhu dulu yah"

Haechan kembali dengan kotak P3K ditangannya, kemudian menyelipkan termometer ke dalam mulut Renjun, setelah beberapa menit Haechan kembali mengambil alat pengukur suhu itu

"Ya ampun 38,4° " Haechan bergegas mengambil ponselnya

"...."

"Mae, bisa ke apartemen gak? Renjun demam"

"....."

"Okee, sekalian obat penurun demam nya ya Mae"

"Oke, hati -hati di jalan "

Haechan kembali fokus kepada Renjun, yang sekarang sudah terisak karena sakit kepala yang di deritanya

"Kakak hiks pusing"

"Sini mana yang pusing?" Renjun menunjuk kepalanya, dengan perlahan Haechan mengusap kepala Renjun, memberikan sedikit pijatan untuk meredakan sakit nya

"Kakak sini aja" Renjun menepuk-nepuk bagian kasur yang kosong disampingnya, Haechan mengerti dan memilih mengalah dengan membaringkan dirinya di sebelah Renjun

Renjun yang merasakan gerakan disampingnya langsung beringsut mendekat dan menenggelamkan kepala nya di dada Haechan, Haechan tidak masalah, dia malah menarik selimut untuk menutupi mereka berdua, kemudian menepuk pelan punggung Renjun supaya kembali tertidur.

Renjun yang di beri kenyamanan sedikit tenang, wangi alami Haechan yang beraroma laut, dan sudah bercampur dengan keringat itu membuat wangi khas yang tidak bisa Renjun jelaskan, yang dia tau, wanginya menenangkan

🧚 : ih Ran juga mau peluk Haechan:(

1 jam berlalu, Mae datang dengan sekantong buah dan beberapa obat penurun demam, dilihatnya sang anak tidak ada di ruang tengah, dengan pasti langkahnya membawa dirinya menuju kamar di bungsu

Pemandangan yang dilihatnya pertama kali adalah Renjun yang tengah tidur damai dalam pelukan anaknya, jangan lupakan bye bye fever yang menempel apik di kening Renjun

Setelah memotret momen manis itu, Mae langsung menutup pintu kamar dan membiarkan mereka beristirahat lebih lama, minum obatnya nanti saja.

✩ ♬ ₊.🎧🎐⋆☾⋆⁺₊✧

2 jam sudah mereka habiskan untuk tidur, yang pertama bangun adalah Haechan, dia terganggu dengan hawa panas, karena memang matahari sudah diatas kepala. Ditambah dengan selimut tebal yang mereka gunakan di siang bolong, rasanya tubuhnya sangat lengket dan berkeringat.

Baby Renjun ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang