LXR 23

1.6K 132 0
                                    

Catatan!
Jika ada kesamaan baik nama, latar, alur, atau mungkin jalannya cerita, itu hanya kebetulan semata

Hargai sebagai sesama penulis maupun pembaca, dilarang plagiat, no copy paste

Hard word / typo bertebaran
Sider's jauh-jauh sana
Jangan lupa vote komennya, bikin author seneng gak susah kok
_____________________________

.
.
.
.
.
.
.
.......
"Permisi, apa kami bisa gabung di sini?"

Tian segera melepaskan pelukannya dan menatap heran tiga orang siswa yang memandangnya sinis. Tepatnya sih julid.

"Hmm"

Siswa tadi lantas duduk berhadapan dengan Rui diikuti tiga siswa yang lain yang duduk di masing-masing sebelahnya.

"Oh ya, kamu siswa yang di rumorkan itu ya?" Siswa tadi memulai perbincangan. Mencoba menarik atensi Rui yang berhasil. Yang mana si empu menatapnya heran dengan satu alis yang di naikkan.

'Astaga.. Apa dia tidak sadar jika dirinya menggemaskan?'

"Belakangan ini sekolah sering membicarakan mu, dari siswa beasiswa yang berubah drastis, hingga seorang siswa yang mampu menandingi kemampuan mengajar guru. Ngomong-ngomong perkenalkan namaku Angkasa Arbianka. Kakak dari Januar Arbianka, kelas 12a IPA. Senang bertemu denganmu emmm..." Siswa tadi mengulurkan tangannya tanda meminta berjabat tangan.

"Ruinard, kelas 11a IPS, panggil saj—"

"Ruru"

Rui menerima jabatan singkat dari Asa dan ucapan dari Tian barusan membuat mereka kompak menatapnya.

"Di panggilnya Ruru aja, cantik soalnya hehe"

Rui hanya bisa menunduk malas melihat raut wajah antusias dari Tian.

'Seseorang... Tolong berikan sesuatu padanya, apapun itu aku janji tidak akan menyesalinya'

'Jika perlu berikan dia pukulan'

Rui kembali menengadahkan kepalanya dan kembali fokus pada bacaannya. Biarlah bocah yang di bawah umurnya itu mengatakan sesukanya, setidak nya tidak ada yang melarang.

"Abang, mulut abang kenapa?" Tanya Ary yang salfok dengan lebam keunguan yang terlihat samar pada sudut bibir Rui.

"...."

"Abis di pukul"

Mereka yang ada di sana (-Rui) kompak mendelik tak terima. Yang di tanya siapa yang jawab siapa.

"Apa urusannya sama lo? Dari tadi nimbrung mulu" Sarkas Andara.

"Hmm? Urusannya sama aku? Karena Kak Ruru guru aku sekarang jadi aku berhak tau apa yang perlu aku tau dan berhak diam apa yang gak perlu aku tau" Ujar Tian dengan entengnya. Seraya memasukan sesuap seblaknya yang hampir habis itu.

"What!?"

"Wahh... Parah Abang mah... Masa kita gak ikut di ajarin juga, pilih kasih"

"Abang inget pelit itu nanti bikin kuburan sempit loh"

"Bang masa kita di lupain sih? Janji gak bakal ngerusuh Abang lagi kok, tapi ikut dong"

Rasanya Rui ingin segera resign jadi siswa di sini. Ingin rasanya ia pindah ke sekolah yang lebih jauh di luar sana dan terhindar dari yang namanya berbicara panjang lebar.

"Nanti pulang sekolah jam sore, biar nanti gue urus masalah izin" Ujar Rui yang lama-lama jengah dengan segala bujuk rayu ketiga temannya itu.

Ughh ingin rasanya ia menampar mulutnya sendiri.

'Mulut gak bisa di ajak kompromi anj! Gue perasaan niatnya bilang gak mau, arghh mulut rese! Gini doang kepleset'

Dalam hati Rui sudah mencak-mencak gak jelas karena ucapannya salah. Berbeda lagi dengan tiga temannya yang bersorak senang saat mendengar Rui menyetujui dan mengizinkan mereka untuk ikut belajar.

"Oh ya bang, belajarnya di mana nanti?" Tanya Ishaq dengan penasaran.

"Apartemen"

"Abang punya apartemen sendiri? Ya udah kalo itu Tian ikut ya"

"Hm"

"Abang gak makan?"

Rui kembali menolehkan kepalanya ke arah Andara yang barusan menanyainya.

"Udh, kalian lanjutin aja makan nya"

"Oke"

Asa sejak tadi tidak mengalihkan pandangannya dari Rui. Entah kenapa ia merasa ada sesuatu yang mirip dari Rui dengan ibunya. Manik mata dan bentuk proporsi wajahnya itu... Sama persis dengan ibunya.

Tidak mungkin kan ibunya memiliki kekasih lain selain ayahnya? Tapi kenapa... Kenapa wajah dan mata pemuda di depannya terlihat sangat mirip? Dan lebih mengejutkan baginya adalah bentuk proporsi tangan Rui sama persis dengan ayahnya. Tidak mungkin itu sebuah kebetulan, pasti ada sebabnya. Ia akan menanyakan nya pada orang tuanya nanti.

Untuk sekarang sebagai bukti...

Cekrek

_____________________________
__________________________
_____________________
_____________
________

T
B
C

I'm back guys

Semoga terhibur ya. Btw author cuma mau mengingatkan nih, author buat cerita ini semata buat ngehibur kalian ya. Siapa tau ada yang ngira apa yang tertulis itu kenyataan dari rl gitu.

Ingat, dunia oren itu di penuhi fiksi. Yang jelas gak nyata 🙂

(Berasa nampar diri sendiri gak sih? Tapi ni jiwa menolak sadar)

Well gitu aja sih yang mau di sampein.

See you

And bye bye 👋🏻👋🏻

[Transmigrasi] "Who Am I?"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang