Bab 2

4K 474 32
                                    

Sampai di salah satu salon, Alen dan Nethano segera masuk. Suara Alen mengintruksi setelah mereka benar-benar masuk kesana.

"Tatani rambutnya, beri dia warna blonde. Dan jangan lupa juga cukur bulu halus di wajah nya. Ubah penampilan nya menjadi lebih baik. Tapi sebelum itu, pilihkan baju yang lebih layak dari yang dipakainya."

Titah Alen dingin. Tatapan tajam menyorot para pegawai salon yang menatap Nethano merendahkan.

Auranya memang tidak seberat itu, namun berhasil membuat mereka tertekan.

Mereka pun dengan cepat menarik Nethano, dan mengerjakan apa yang Alen minta.

Hingga beberapa jam kemudian, Nethano datang dengan tampilan 180° berbeda. Mata sayu yang semula seperti panda, menjadi baik setelah dipoles sedikit.

Wajahnya yang semula kusam sekarang sudah sedikit bersih. Cocok dengan kulit aslinya yang memang sangat putih.

Wajah mulus tanpa bulu tipis membuat Nethano terlihat sangat indah. Bahkan Alen sampai melongo melihat abangnya keluar dengan wujud yang berbeda.

Dan apa itu? rambut blonde yang ia pikir cocok dengan Nethano ternyata lebih dari cocok. Bahkan sangat-sangat cocok.

Tunggu beberapa waktu saat Nethano rutin perawatan, dia akan benar-benar terlihat seperti pangeran!

"Wow! Abang mirip peri sekarang" ujar Alen sambil mengelus kepala Abang nya. Membuat Nethano bersemu karna malu.

Sejujurnya dia juga sempat terkejut melihat wajahnya, karna setelah diberi ini itu oleh beberapa orang dia berubah menjadi tampan dan ughh- imut?

Bahkan ia sempat malu untuk menemui adiknya karna penampilan barunya.

Dan terbukti. Setelah keluar adiknya menyambutnya dengan tatapan yang err- entahlah.

"Abis ini makan yang banyak, oke? Biar tumbuh tinggi" ujar Alen sebelum berlalu dari hadapan Ano. Sekarang gilirannya untuk memulai perawatan juga.

Sementara Ano menunduk malu. Memang antara dirinya dan adiknya, Alendra sedikit lebih tinggi.

Tingginya hanya 167, sedangkan Alendra 184.

Sampai sekarang bahkan Nethano masih bingung. Dua tahun jarak usianya dengan adiknya, juga mereka mengonsumsi makanan yang sama. Tapi hasilnya hanya Alendra yang tumbuh lebih tinggi.

Sedangkan dirinya, hanya berapa senti setiap tahunnya?

Jika ditanya alasannya, Nethano tidak terlalu paham. Tapi yang pasti faktor dirinya bekerja dan adiknya tidak, mungkin salah satu alasannya.

***

Puk

"Siapa ya?" Tanya Nethano. Pemuda tampan dengan tatapan tajam itu membuat Nethano gelisah dan tidak nyaman.

Dia terus menatap Nethano dengan lekat.

"Hn? Abang?"

Mata Nethano membola sesaat pemuda itu memanggil nya Abang. "Adek?!"

Dia, Alendra, hanya tertawa kecil. "Kok nanya siapa? nggak kenal adek sendiri?" Goda nya.

Nethano pun segera menggeleng panik. "Nggak! Nggak! Abang cuma pangling aja liat kamu jadi ganteng gini" jawabnya sambil tersenyum malu.

"Masa? Alen ganteng banget ya?"

"Adek!!"

"Hahaha maaf, maaf. Kita pulang yuk"

Nethano mengangguk lalu berdiri.

"Nanti dulu. Kita pilih celana sama baju dulu buat kamu" ujar Alen sambil menyerngit tak suka melihat baju Nethano.

Alandra to Alendra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang