03. Live Show

27.6K 330 26
                                    

Kelanjutan ceritanya. mohon maaf jika ada kekurangan. Selamat membaca.

.

.

.

.

.

.

Pov Erza

Ternyata memindahkan sofa tidak semudah yang aku kira. Selain karena ukuran sofanya yang cukup besar dan berat, aku dan mama harus membereskan barang-barang yang berada di depan dan dalam gudang ini. Sungguh tidak nyaman sekali rasanya di dalam sini, rasanya begitu lembab dan panas. Keringat kami pun mengucur deras tanpa kami sadari.

Setelah kejadian di kamarku tadi, aku merasa suasana kami sedikit canggung. Tapi mama berusaha mencairkan suasana dengan mengajak ngobrol diriku. Sedangkan aku masih agak sedikit kikuk menanggapinya.

Terlebih mama yang menggunakan pakaian yang masih sama seperti tadi menambah kesan semakin seksi saat membereskan gudang yang cukup panas ini. Rambut pirangnya dia cepol sehingga memperlihatkan leher jenjangnya yang mulus tanpa cacat dihadapanku. belum lagi, payudara besarnya yang menggelantung indah tak sanggup tertampung seutuhnya oleh tanktop tipis yang ia kenakan.

"Itu tolong diberesin, Za!" Perintahnya padaku.

"Siap ma." Aku pun segera melakukan apa yang dia perintahkan.

Aku yang sesekali curi-ciri pandang memperhatikannya sangat menikmati pemandangan tubuh indah di depan mataku tanpa harus takut ketahuan. Karena dirinya lebih fokus membereskan barang-barang di gudang tanpa menghiraukan kondisi pakaiannya. Tak luput kulihat beberapa tetesan keringan yang mengalir di dahi, leher, bahkan di tulang selangkahnya yang merembes turun ke belahan dadanya. Membuat dada, belahan payudara dan bahunya semakin mengkilat terang karena didukung kulit putih cerahnya yang berkeringat. Aku pun merasa sangat kegerahan juga, kaos yang aku pakai pun terasa sangat berkeringat dan lengket rasanya. Mungkin setelah ini aku segera akan mandi atau mendinginkan badan di kamarku.

Setelah semua kegiatan menata gudang dan menata sofa akhirnya beres, kami pun keluar gudang dan kembali ke ruang keluarga dengan posisi sedikit berdempetan badan dikarenakan jalan keluar gudang belakang sangat sempit untuk dilalui dua orang dewasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah semua kegiatan menata gudang dan menata sofa akhirnya beres, kami pun keluar gudang dan kembali ke ruang keluarga dengan posisi sedikit berdempetan badan dikarenakan jalan keluar gudang belakang sangat sempit untuk dilalui dua orang dewasa. Aku pun dapat mencium aroma tubuh mama Chika saat kami berdempetan tadi, terasa aroma wangi lavender yang bercampur keringatnya yang khas entah kenapa membuat gairahku naik saat menghirupnya namun masih sebisa mungkin aku tahan. Kulihat mama langsung masuk ke kamarnya, mungkin ingin segera berberes berganti pakaian karena bisa dibayangkan pasti tidak nyaman memakai pakaian yang sudah banjir keringat seperti tadi. Setelah meminum air es di dapur, aku juga memutuskan kembali ke kamar untuk melepas kaosku dan mengademkan diri didalam sana.

Saat di dalam kamar, aku hanya bertelanjang dada karena kaosku yang kotor penuh keringat tadi sudah aku taruh di keranjang cucian kotor. Sambil kunyalakan AC di setelan terdingin supaya hawa gerah segera menghilang dari tubuhku. Entahlah, aku masih malas menggerakkan diri untuk mandi sehingga memilih mengadem saja diatas kasur dengan hanya memakai celana boxer satu-satunya yang masih menempel di badanku.

My StepMom 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang