🔸𝐈𝐔𝐃 { 𝐃𝐄𝐑𝐈 𝐅𝐀𝐌𝐈𝐋𝐘 }

7 3 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Maaf bila ada sedikit kesamaan dari tokoh atau alur. Jujur, cerita ini masih pure dari pemikiran saya sendiri.

Warning dengan typo atau kata yang kurang jelas, ya..

ᰔᰔᩚᰔᩚ

Selamat membaca...!




"DARA!"

"DARA!"

"WOI, ANAK JAL*NG! KELUAR ATAU GUE DOBRAK NIH PINTU!"

"GAK USAH NGUMPET BANGSA*T, CUCI NIH BAJU GUE! UDAH HARI MINGGU NIH!"

"LO LUPA TUGAS LO, HAH!"

Meski sudah di ketuk dan di gedor berulang kali, pintu usang itu belum juga menampakkan seseorang di dalam nya.

Terlanjur kesal dengan Dara karena di panggil tidak juga keluar, ia menendang kencang pintu kamar Dara hingga membuat pintu tersebut roboh dan jatuh ke dalam.

"Anj*ng!" Umpat nya, kaget melihat pintu kamar roboh.

Tak menyia-nyiakan kesempatan, setelah roboh nya pintu tersebut, ia langsung masuk dan menelisik setiap sudut ruangan kamar, mencari keberadaan Dara.

"Kemana sih tuh anak, kabur kah karena gak mau nyuciin baju gue?!" Kesal nya, tak menemukan Dara di kamar lusuh tersebut.

Setelah menelisik cukup lama tapi orang yang ia cari tidak ada juga, akhirnya ia memilih untuk keluar dari tempat usang tersebut, di sela-sela keluar kamar ia menyempatkan diri untuk menendang dan memberantaki isi kamar Dara seolah mencari sesuatu yang bermanfaat di sana.

Sayangnya tak ada satupun barang yang menurutnya indah di dalam kamar tersebut.

Menurutnya isi kamar Dara sangat tidak bermanfaat untuk di kunjungi atau bahkan di kepo kan. Kamar yang hanya berisikan buku-buku, kasur lantai, seragam yang sudah lusuh, dan terakhir baju bekas nya, terlihat rapih dan bersih namun sangat tidak selevel dengan dirinya.

Gadis itu tentu tidak memiliki selera yang indah seperti dirinya, pantas saja sang Ibu tidak mengizinkan ia untuk berdekatan dengan Dara.

Level derajat di antara mereka berdua tentu berbeda, layaknya Bumi dan kerak nya.

Setelah bosan dengan isi kamar Dara, ia pun keluar dari kamar tersebut.

Sesudah menelisik kamar Dara dan orang yang ia cari tidak ada, akhirnya ia berganti memanggil Ibu nya dengan teriakan dua kali lipat lebih keras dari sebelumnya.

"IBU!"

Wanita paruh baya yang di panggil Ibu itu pun langsung turun menghampiri putrinya hanya dengan satu kali teriakan menggelegar dari sang anak. "Apasih?! Kamu tuh gak bisa banget anteng ya? Sehari gak teriak juga kaya nya bakal kejang-kejang deh kamu!?" Kesal nya pada sang putri.

"Apasih, Ibu lebay deh. Aku teriak juga karena gak ada orang di rumah." Kata nya, jengah dengan omelan sang Ibu.

Wanita yang di sebut Ibu itu mendadak di buat melongo dengan penuturan putrinya. "Gak ada orang di rumah? Kamu bukan orang? Terus Ibu sama Ayah kamu, bukan orang juga?" Katanya, tak habis pikir.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IMAM untuk DARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang