Sesampainya di rumah Amora dipapah sampai ke ruang keluarga oleh Rigel. Rigel langsung mengambil kotak obat dan membersihkan luka di lutut Amora. Jangan heran kalo Rigel tahu dimana tempat menyimpan kotak obat karena dia sering menginap dirumah ini, bahkan lebih sering tinggal di rumah ini dari pada di rumahnya sewaktu mereka masih kecil.
"Langsung mandi sana nanti makan, makananya lagi dipesenin"
Baru mau berdiri Amora kembali mengeluh sakit di pergelangan kakinya
"Mana sini liat dulu kakinya, ini mah keseleo mana udah bengkak gini. Diem jangan teriak""Akhh, sakit" teriak Amora sambil memukul Rigel yang sudah mengurut kakinya.
"Heh udah dibilang jangan teriak juga malah mukul lagi, gerakin noh kakinya" titah Rigel.
"Lumayan ga sesakit tadi" gumam Amora
"Iyalah gini gini juga gue pandai mijet, Rigel gitu loh" sombong Rigel. "Yaudah mandi sono bau ompol tau ga"
"Hehe, sebenernya tadi pas dikejar anjing Mora ngompol" canda Amora.
"Heh jorok banget lo, jauhan sono ah pantesan bau banget!" ucap Rigel sambil menjauh, memandang jorok Amora.
"Kaga lah yakali, kayaknya tadi pas jatoh kena pipis kucing deh jadinya bau ompol" ujar Amora membenarkan.
"Iya yaudah pokoknya sono cepet mandi bau banget ini" usir Rigel.
***
Amora kembali ke ruang keluarga dengan jalan yang aga pincang. Dan melihat Rigel yang sedang bermain game sambil tiduran di atas sofa.
Rigel yang melihat Amora sudah selesai mandi pun mematikan ponsel nya. "Lama amat abis mandi apa bertapa di gua tuh" sindir Rigel dan langsung berjalan ke arah meja makan.
"Ya kenapa ga langsung makan aja sih malah nungguin" heran Amora.
"Kalo bisa makan berdua kenapa harus nungguin?" Komentar Rigel, "abis makan, gue mau langsung ke markas benerin sepeda lo, paling nanti besok sore gue anterin kesini".
"Yahh, terus besok Mora berangkat ke sekolah nya gimana? Dianterin Iel kan?" Tebak Amora, Iel (iyel) dan Mora merupakan nama panggilan mereka sedari kecil di keluarga mereka.
"Dih, ojek kan ada ngapa harus dianterin ama gue" malas Rigel, lagian kalau dia nganterin Amora berangkatnya harus pagi, Rigel kan kalo berangkat sekolah pas udah bel masuk baru nongol di sekolah.
"Ga kasian apa nih liat kakinya masih bengkak gini, anterin ya ya yaa, pliss. Sekalian nginep aja disini kan baju seragamnya juga ada" mohon Amora.
"Ck, yaudah iya, gue berangkat sekarang. Kunci pintunya Iel udah bawa kunci cadangan." Kata Rigel.
"Siap bos"
***
Sesampainya di markas Rigel langsung menghampiri teman temannya. Markas disini bukan markas geng motor kaya gitu kok, tapi sebuah rumah yang di jadikan tempat tongkrongan sekumpulan anak muda sekaligus tempat mereka memperbaiki kendaraan beroda dua maupun empat.
"Gimana sepedanya udah ada disini kan?" Tanya Rigel.
"Udah tuh ada di bagian bengkel"
"Sepupu lo gimana? Aman dia?"
"Aman dia mah, napa emang" jawab Rigel heran.
"Dia ga trauma gitu abis dikejar anjing?"
"Lah, dia mah emang udah biasa dikejar hewan udah ga aneh lagi" ucap Rigel.
"Pantesan tadi pas dia bilang di kejar anjing bukannya lo khawatir malah ketawa" kata Keano.
"Gatau aja kalian mah, dia udah hampir di kejar semua binatang"
"Emang iya, masa sih" ucap Devan masih tak percaya.
Flashback on
Di sebuah lapangan rumput, beberapa orang tengah berkumpul. Para orang dewasa yang sedang menyiapkan makanan di daerah bukitnya dan anak anak yang sedang bermain di lapangan rumput.
Tidak jauh dari anak anak yang sedang bermain ada beberapa ekor kambing dan ayam milik warga sekitar yang sengaja di lepas liar kan untuk makan rumput dilapangan.
Anak anak itu sedang bermain kejar kejaran, salah seorang anak perempuan berlari menghindari kejaran ke arah seekor kambing jantan. Awalnya semua masih baik-baik saja, hingga dengan mengejutkan anak perempuan itu yang tak lain adalah Amora di kejar oleh kambing jantan.
"Aaa tolong, Mora dikejar kambing"
"Kakek, kakek tolongin Mora"
"Mora lari yang kenceng, kambingnya udah deket itu"
"Hahaha Mora dikejar kambing"
"Iel jangan ketawa tolongin Mora sana"teriak anak anak lain yang melihat kejadian itu. Untungnya sang kakek gerak cepat menangkap kambing jantan tersebut. Tapi Amora bukannya takut dengan kambing tersebut, dia malah mendekatinya lagi.
"Haha, sini Mora coba elus kambing nya kakek pegangin kok" ucap sang kakek agar Amora tidak trauma nantinya.
Walaupun dengan tangan dan kaki yang masih bergetar Amora mengelus badan kambing tersebut dengan agak kasar membuat kambing itu hampir mengejar Iel yang kebetulan berada didepan kambing tersebut. Alhasil mereka semua pun menjauh sambil tertawa.Memang karma itu nyata ya, mungkin karena tadi Rigel yang menertawakan Amora jadinya malah ia yang akan di kejar kambing itu.
Flashback off
"Hahaha, kasian banget nasib Amora suka di kejar binatang " kata Devan.
"Gel awas nanti lo malah dikejar anjing juga gara gara tadi siang ngetawain Amora"
"Nah iya bener tuh kan waktu kecil juga lo dapet karmanya"
"Saran gue sih lo harus siap siap deh dari sekarang" ujar Orion tiba tiba ikut nimbrung.
"Siap siap buat apaan?" Tanya Rigel dengan bingung.
Semuanya kompak melirik satu sama lain dan dengan kompak menjawab "Siap buat dikejar anjing!"
"Sialan" umpat Rigel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Desiree
Teen FictionBagai burung merpati yang terbang bebas di angkasa, bagai langit yang seluas samudra. Harapan itulah yang mungkin menjadi impian salah satu makhluk hidup di muka bumi ini. Harapan yang entah akan terwujud atau hanya akan menjadi mimpi.