Ended

28 3 1
                                    


"Nona, apakah disini ? " tanya supir taksi saat kami berhenti di depan salah satu Apartemen elit di Seoul.

Aku mengangguk lalu memberikan sejumlah uang untuk bill yang harus dibayar, "Terimakasih."

Segera aku turun dari taksi yang membawaku menatap sekilas tulisan di tangan kiriku lalu berjalan memasuki areal apartemen.

Apart. No. 192

Aku memilih untuk segera mencari tanpa bertanya pada resepsionis terlebih dahulu. Toh aku juga tak akan tersesat mengingat aku juga pernah ke apartemen milik Ayahku yang tak kalah besar dari ini. Aku menyusuri setiap koridor sampai di ujung koridor terakhir tak jauh dari Apart. No 192 yang kucari. Namun langkahku tertahan dibalik koridor.

"Tapi dia..., kau pasti tahu itu." Suara seseorang yang kukenal samar kudengar.

Aku memilih menahan langkahku dan berdiri di balik tembok koridor pintu apartemen yang kucari.

"Rachel kau kenal aku kan.--"

"Emm dan aku tahu apa yang ada dipikiranmu sekarang."

Kulihat Arloey meraih sebelah tangan Rachel namun gadis itu menarik tangannya kembali.

Arloey berpaling mendengus.

"Lakukan saja apa yang tadi kusuruh dan aku tak mau ada bantahan."

"Aku tak bisa."

"Loey ! Kau bisa." Potong gadis itu lagi.

Gadis itu meraih dua tangan Arloey membuatnya fokus kembali padanya.

Sebenarnya apa yang mereka bicarakan ?
Kenapa keliatannya serius sekali.

Bisa-bisanya ada orang yang berani memerintah seorang Arloey Park untuk menuruti kemauannya. Tapi apalagi yang tak bisa dilakukan gadis berponi kesayangan Arloey itu. Bukankah gadis itu memang segalanya untuk Arloey.

Aku melihat mereka...

Arloey yang menatap Rachel begitu memuja. Apa seistimewa itu seorang Rachel di mata Arloey ? Sampai ia tak mau memalingkan wajahnya sedikitpun dari gadis itu dan tak menyadari keberadaanku disini.

Hah, berhentilah mengharapkannya Bee...
Dimata Arloey kedudukan Rachel itu yang tertinggi.

"Aveline kau datang ?" Seruan Rachel menyadarkanku.

Sejak kapan ia sudah berdiri di sana?
Apa ia mau menertawakan kepecundanganku karena mengintip mereka ?

"Aku tak tahu kalau Arloey punya tamu aku akan pulang." Aku hendak berbalik namun sebuah tangan menahanku.

"Jangan pulang dulu, kau kan belum berbicara dengan Arloey tak perlu terburu-buru aku yang akan duluan lagian aku sudah sejak tadi berada disini." Kata-kata Rachel kembali kudengar.

Tapi, tunggu tangan siapa yang menahanku ? Aku tak melihat tangan Rachel yang menahanku.

"Aku antar pulang." Deep voice Arloey membuatku melongo meski tak kuperlihatkan.

Jadi sedari tadi tangannya yang menahanku. Tapi lagi-lagi tatapannya masih menatap Rachel. Sebenarnya apa tujuannya menahanku tapi ingin mengantar Rachel.

Apa-apaan dia ini ?

"Tak perlu." Tolak Rachel.

Bagus, begitu lebih baik.

"Rachel--,"

Sampai dering ponsel Rachel menahan ucapan Arloey.

"Hallo." Rachel berpaling dan mengangkat panggilan itu.

(NOT) SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang