Mataku terpukau menatap pemandangan di depanku ladang bunga Dandelions yang begitu indah sementara di ufuk timur sang surya seolah berpamitan karena sudah menyelesaikan tugasnya hari ini. Ia terlukis begitu indah melengkapi keindahan ladang dandelions yang tertiup angin sore."Bagaimana ? Suka?" Seruan Arloey membuatku menoleh dan tanpa sadar mengulum senyum dan mengangguk melupakan kenyataan bahwa aku sedang kesal padanya.
Rasanya aku masih terpesona dengan ini, bisa-bisanya seorang Arloey tahu tempat sebagus ini. Seketika aku melupakan kekesalanku siang tadi.
"Aku tak menyangka seleramu bisa sebagus ini, bisa-bisanya ada tempat seperti ini di Seoul." Kulihat ia tersenyum miring mendengar ucapanku.
"Bukankah seleraku memang selalu bagus."
Aku berpura-pura berfikir, "Selalu bagus, seperti apa yang kau maksud ?"
Tak langsung menjawab kulihat ia malah memetik bunga Dandelions yang berada tak jauh darinya. Ia mengamatinya sekilas sebelum berjalan ke arahku.
Keningku bertaut melihat tingkahnya yang menurutku sangat aneh hari ini.
Tangannya terulur menyelipkan bunga Dandelions itu di telinga kiriku. Tubuhku stagnant, kembali jantungku tak bisa dikondisikan.
"Kau cantik Aveline." Sekilas itu yang kudengar sebelum ia beralih menyampingiku lagi yang masih terpaku.
Demi Tuhan, aku hanya bisa terdiam tanpa tahu harus berucap apa. Sementara ia malah terlihat begitu santai setelah kelakuannya baru saja.
Selamat, anda berhasil membuat seorang Aveline Becca Kim terlihat seperti orang bodoh tuan Park.
"Taman ini--" Kulihat ia tersenyum sebelum melanjutkan ucapannya.
"Tempat favoritku." Lanjutnya tanpa menatapku.
"Kau sering kemari ?"
Ia hanya menggeleng tanpa menjawab.
"Kalau tempat ini tempat favoritmu kenapa tak sering kemari ? Seseorang yang punya tempat favorit akan sering ketempat favoritnya kenapa kau tidak ?"
Kali ini ia menghadapku sempurna.
Ia tersenyum entah karena apa, "Kau selalu ingin tahu Aveline."
Jawabannya membuatku mendengus dan memilih menatap ke arah lain. Kesal sekali, dia pikir aku seingin tahu itu meski kenyataannya memang begitu. Tetapi tetap saja tinggal dijawab saja apa susahnya bukankah dia sendiri tadi yang memulai cerita.
Dasar Park menyebalkan.
"Jangan marah, aku mengajakmu kemari agar kau tak cepat tua karena selalu marah-marah."
Aku menatapnya sengit, "Siapa juga yang marah-marah." Timpalku langsung.
Ia tertawa sekilas, "Kau tak bisa menyembunyikannya Ave."
"Salahmu sendiri, tinggal jawab saja pertanyaanku apa susahnya kau ini--, aisshh aku benci selalu bertanya-tanya." Aku menggerutukkan gigiku untuk menahan diri agar tak mengumpatinya.
"Ini tempat favorit ibuku." Ucap Arloey yang membuatku menoleh mendapatinya tengah tersenyum yang entah kenapa seperti senyuman yang berbeda.
"Hanya di tempat ini aku merasa aku bisa sangat dekat dengannya." Lanjutnya tanpa menatapku.
Ibunya ?
Ibu mana yang dia maksud bukankah Nyonya Park ada di rumahnya dan tinggal bersama dengannya.Bibirku tertahan untuk bertanya dan lebih memilih untuk mendengarkannya, kali ini aku melihat sisi Arloey yang berbeda. Ia seperti menahan sesuatu yang aku tak tahu itu apa.

KAMU SEDANG MEMBACA
(NOT) Soulmate
RomanceKisah seorang gadis yang mengagumi salah satu seorang pria populer di sekolahnya. Namun takdir sepertinya mendukung semuanya keduanya malah terikat pada ikatan yang tak pernah mereka bayangkan dan harapkan sebelumnya. Akankah kisah mereka akan berak...