Dia?!

79 10 2
                                    

Hari ini, satu hari tepat sebelum pelaksanaan bakti sosial dan kelas karir, seluruh anggota OSIS sibuk mempersiapkan kedua acara tersebut, terutama Jay, Sang Ketua.

"Sunghoon! Tanya anak PDD, spanduk kegiatan bakti sosial sudah diambil belum?" Tanya Jay dengan sedikit berteriak.

Sunghoon yang berada di ujung ruang OSIS menyahut, "oke! Aku cari Haerin dulu."

Jay yang sedang duduk dan membaca rundown kegiatan bakti sosial hanya mengangkat jempol tanpa melihat ke arah Sunghoon.

"Gimana? Ada yang perlu ditambah kah?" Tanya Yena sambil bersedekap dan menyandarkan punggung pada tembok.

Jay bangkit dari duduknya. "Oke kok. Rundown kelas karir juga sudah belum?"

Yena menegakkan posisi berdirinya. "Aku belum follow up Somi lagi sih."

"Oke, aku saja yang tanya padanya. Somi dimana?" Tanya Jay.

"Di Aula."

Jay mengangguk lalu melangkahkan kaki keluar dari ruang OSIS.

"Jay!"

Niat Jay yang hendak berlari terhambat karena panggilan seseorang. Ia membalikkan badan. "Eh? Lily? Ada apa, Ly?"

Lily, ketua tim paduan suara Haneul itu mendekat ke arah Jay. "Aku mau memastikan saja, tim paduan suara jadinya menyanyikan berapa lagu? Sepertinya ada simpang siur informasi, kata pelatih kita disuruh menyanyikan 3 lagu, tapi kata Bu Ara, kita disuruh menyanyikan 2 lagu saja. Mana yang benar?" Tanyanya dengan raut penuh kebingungan.

"Kalau perintah Kepala Sekolah, 3 lagu Ly, lagu nasional, mars Haneul, dan lagu kemenangan tim paduan suara pada lomba tempo hari." Jelas Jay.

"Oke oke. Thank you!" Lily tersenyum lega.

"Semangat tim paduan suara!" Seru Jay sambil mengangkat kedua lengannya dengan tangan terkepal.

Lily tersenyum lebar. "Thanks! Anyway, pasti hectic banget ya hari ini? Terlihat sekali dirimu sangat sibuk. Jangan lupa makan minum Jay! Mukamu pucat." Nasihatnya.

Jay sedikit tertawa. "Iya, siap bu ketua!"

Sekadar informasi, Bu Ara merupakan penanggungjawab ekstrakulikuler paduan suara Haneul. Dan, Lily adalah teman sekelas Jay sekaligus ketua kelasnya.

"Yasudah, aku hanya ingin menanyakan itu. Sana lanjutkan tugasmu." Ucap Lily.

"Duluan ya, Ly!" Pamit Jay sambil melambaikan tangan.

Jay pun melanjutkan kembali larinya menuju ke aula. Haruskan dia berlari? Iya. Harus. Masih banyak hal yang dia urus sedangkan waktu semakin menipis.

Akhirnya Jay tiba di aula. Ruangan indoor yang luasnya sama dengan lapangan olahraga outdoor sekolah itu dipenuhi cukup banyak orang. Tidak semuanya anggota OSIS tetap, ada anggota magang OSIS yang diperintahkan membantu mempersiapkan kelas karir. Ia pun menyapu pandangan, mencari keberadaan Somi. Tidak lama kemudian, matanya menangkap sesosok perempuan berdarah campuran dengan rambut blonde yang tergerai dengan ikat kepala merah muda. Ia tersenyum tipis.

"Somi!" Panggil Jay dengan sedikit berteriak.

Somi yang sedang mengobrol dengan Felix di depan panggung aula pun menoleh. Matanya menangkap sosok Jay yang sedang berlari ke arahnya.

"Jay? Ngapain lari?" Tanya Somi dengan tawa kecil begitu Jay sampai di hadapannya dengan napas tersengal-sengal.

Jay berkacak pinggang. "Biar cepat. Huft..." Ucapnya dengan napas yang belum stabil.

An Impasse | Sullyoon JayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang